7 Film Historical Fiction Ini Sering Dikira Adaptasi dari Kisah Nyata
Film bertemakan sejarah seringkali diambil dari kisah nyata. Banyak juga yang diadaptasi dari memoar penyintas peristiwa bersejarah. Sebagai cara menghargai kisah dan identitas si penyintas, sebuah film bertema sejarah justru jadi cerita fiktif dengan tokoh fiksi yang berlatar kejadian nyata.
Karya fiksi ini banyak yang langsung digarap dalam bentuk film historical-fiction atau diadaptasi dari novel. Setelah nonton film historical-fiction di bawah ini, kamu akan dibuat bertanya-tanya apakah film ini diangkat dari kisah nyata beneran atau sudah diberi bumbu fiksi untuk mendramatisir ceritanya.Dimulai dengan film The Book Thief yang rilis 2013 lalu
Film ini diangkat dari novel Markus Zusak dengan judul sama yang dirilis 2005 lalu. Mengisahkan Liesel, gadis kecil asal Jerman yang terpaksa mengungsi di rumah salah satu kerabat orangtuanya. Status orang tuanya yang dianggap pengkhianat Nazi, membuat Liesel harus merahasiakan identitas aslinya.
Gadis ini harus berpura-pura menjadi bagian dari keluarga yang baru ia kenal. Tak lama, seorang pemuda Yahudi datang meminta bantuan ke keluarganya. The Book Thief cukup berbeda dengan film tentang Nazi lainnya.
Jika biasanya hanya mengungkap sudut pandang orang Yahudi sebagai korban, kisah ini menggambarkan kondisi masyarakat Jerman selama pemerintahan Nazi. Ini bukan kisah nyata, melainkan cerita fiksi yang berlatar Jerman pada masa Perang Dunia II di bawah pemerintahan Nazi.
Ashes in the Snow yang diadaptasi dari novel bestseller
Masih diangkat dari novel, latar film ini diambil pada waktu pendudukan Uni Soviet atas Lithuania. Diceritakan Lina yang merupakan remaja 16 tahun yang menjalani kerja paksa di sebuah gudang di Siberia. Tidak sendiri, dia bekerja bersama tetangga dan warga Lithuania lainnya.
Perang Dunia II berlangsung, selama itu Lina dan orang Lithuania lainnya menderitaa dan menyaksikan kebrutalan tentara Uni Soviet. Kisah ini diangkat dari novel Between Shades of Grey karya Ruta Sepetys. Karya ini adalah penghargaan dan memorial untuk warga Lithuania yang jadi korban kekejaman Uni Soviet di masa itu.
Apocalypto, film Mel Gibson sebelum merilis Hacksaw Ridge
Apocalypto dibuat Mel Gibson sebagai film historical-fiction yang mengambil latar Meksiko pada 1502. Ada seorang pemburu beretnis Mesoamerika yang hidup dengan berburu dan tinggal di tengah hutan. Tiba-tiba ia diserang sekelompok penjahat bengis dan menyisakan sedikit penduduk desa yang selamat.
Jaguar Paw dan keluarganya adalah salah satu yang selamat. Saat melarikan diri dari kejaran penjahat tersebut, ia justru bertemu dengan sekelompok orang yang berasal dari Suku Maya yang hendak menjadikan mereka tumbal persembahan.
Film ini berhasil mengantarkan Mel Gibson mendapat banyak penghargaan bergengsi sebagi sutradara dan penulis skenario. Film ini juga dapat respon positif dari para sejarawan yang menganggap Gibson melakukan riset tentang Suku Maya dengan serius.
Joyeux Noel, film Perang Dunia I yang bikin mewek
Film historical-fiction ini berlatar kejadian Christmas Truce, serangkaian perjanjian gencatan senjata yang dilakukan selama Desember 1914. Film ini berkutat pada 6 tokoh fiktif dari latar belakang berbeda. Ada tentara, penyanyi opera, hingga pastur yang semuanya terpisah dari keluarga karena perang.
Berbeda dengan film perang biasa, Joyeux Noel menggambarkan bagaimana rasa kemanusiaan masih hidup di hati setiap orang. Momen Natal yang harusnya memungkinkan untuk dirayakan bersama orang tercinta, para tentara dari kedua pihak yang berperang melakukan gencatan senjata untuk merayakan natar bersama.
Inglourious Basterds, kocak dan sadis jadi satu
Bagaimana bisa yang kejadian sadis jadi kocak? Semua bisa terjadi saat kamu menonton film historical-fiction berjudul Inglourious Basterds ini. Film yang disutradarai Quentin Tarantino ini menggandeng aktor kawakan seperti Brad Pitt, Michael Fassbender dan Christoph Waltz.
Dikisahkan pada Perang Dunia II di wilayah Perancis yang diduduki Nazi, sekelompok tentara sekutu di bawah pimpinan Letnan Aldo Raine merencanakan konspirasi pembunuhan atas salah satu pimpinan Nazi. Rencana ini dihalangi salah satu kolonel dengan misi yang tak kalah bengis.
Brooklyn, kisah imigran di New York
Ada alasan mengapa New York sekarang dikenal sebagai melting pot dari kebudayaan di dunia. Salah satunya adalah kebijakan Amerika Serikat di masa lalu yang mengizinkan orang Eropa untuk mengadu nasib di sana. Kebanyakan dari mereka tinggal di wilayah Brooklyn, New York.
Film ini mengangkat kisah Eillis, gadis asal Irlandia. Saat mengadu nasib, ia jatuh cinta dan memutuskan menikah muda dengan pemuda sesama imigran yang berasal dari Italia. Namun, ia dihadapkan pada sang Ibu yang memintanya pulang dan hendak menjodohkannya dengan pemuda Irlandia yang mapan.
The Boy in the Striped Pajamas, bikin kesel dan berakhir tragis
Film historical-fiction ini juga berlatarkan Perang Dunia II. Sebuah keluarga petinggi Nazi baru saja pindah ke wilayah baru. Mereka memiliki satu anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Bruno yang aktif dan selalu ingin tahu. Suatu hari, Bruno bermain di luar rumah tanpa sepengetahuan asisten dan prajurit bawahan Ayahnya.
Ia bertemu dengan seorang anak kecil seusianya yang mengenakan baju piyama lusuh. Sejak saat itu mereka sering mengobrol dan bermain bersama meski terpisah oleh pagar kawat yang membuat teman baru Bruno tak bisa pergi ke mana-mana. Film ini bakal bikin kamu gemes dan geregetan di ending-nya.
Dari beberapa film historical-fiction atas kamu, pasti sudah mulai paham apa bedanya film mana yang fiksi dan benar-benar diangkat dari kisah nyata. Kamu bisa belajar sejarah lewat beberapa film tadi tanpa takut ngantuk dan bosan, guys.