Sponsored
Home
/
Lifestyle

7 Hal yang Tak Kamu Ketahui Soal Pewaris Takhta Inggris

7 Hal yang Tak Kamu Ketahui Soal Pewaris Takhta Inggris
Preview
Redaksi Cosmopolitan Indonesia28 November 2018
Bagikan :

Sebagai seseorang yang ditakdirkan akan memegang takhta, para pewaris kerajaan Inggris (seperti Pangeran William dan Pangeran Harry) terlahir dengan segudang keuntungan. Semisal tak perlu repot memikirkan akan menjadi apa saat besar nanti, serta hidup yang terjamin.

Namun jangan lupa, di luar kesenangan tersebut, para pewaris takhta juga harus rela terikat dengan sederet tradisi kuno yang telah ada sejak zaman dulu. Meski beberapa tradisi sudah berubah seiring dengan perkembangan zaman, tapi para calon pewaris takhta - yang terbaru adalah Pangeran Louis, di samping Pangeran George dan Putri Charlotte - harus mempersiapkan diri untuk mengikuti aturan-aturan tersebut.

Berikut adalah 7 fakta yang mungkin belum kamu ketahui mengenai seorang pewaris takhta kerajaan Inggris.

1. Mereka tidak memerlukan nama belakang.

Setiap anggota kerajaan dengan sebutan "His Royal Highness Prince" atau "Her Royal Highness Princess" tidak memerlukan nama belakang sama sekali.

Hal ini dikarenakan nama keluarga mereka tak pernah berubah selama berdekade-dekade. Sebelum tahun 1917, anggota kerajaan Inggris biasanya masih memakai nama house atau dinasti di belakang nama mereka.

Namun setelah tahun tersebut, George V membuat sebuah perubahan yang mengejutkan, ia mengadopsi nama baru Windsor sebagai nama keluarganya. Di tahun 1960, Ratu Elizabeth kembali membuat perubahan ketika ia memutuskan bahwa anaknya, Pangeran Philip, akan menggunakan nama Mountbatten-Windsor.

Kecuali Pangeran Charles memilih untuk mengganti nama tersebut ketika ia menjadi raja, ia akan terus menggunakan House of Windsor dan cucunya akan terus menggunakan nama belakang Mountbatten-Windsor.

2. Pewaris takhta tak pernah pergi ke sekolah umum.

Ketika Pangeran Charless mendaftarkan diri ke Hill House prep school di London, ia menjadi pewaris takhta pertama yang tidak memiliki tutor pribadi. Charles dan Diana kemudian melanjutkan tren tersebut dengan mengirimkan Pangeran William dan Harry ke prep school ternama Wetherby sebelum mereka masuk ke Eton.

Pangeran George juga melanjutkan tradisi tersebut dengan memulai sekolah pertamanya di Thomas, September kemarin, dibanding mengikuti homeschool.

 

3. Penerus takhta tidak lagi wajib seorang pria.

Di tahun 2013, legislasi tak lagi mengikuti aturan amandemen di abad ke-17 dengan adanya aturan baru Succession to the Crown Act 2013. Amandemen yang menuai kegembiraan tersebut memutuskan bahwa pewaris takhta kini diurutkan dari tanggal kelahiran, dan tak lagi berdasarkan gender.

Semisal, anak kedua dari Duke dan Duchess of Cambridge, Putri Charlotte, suatu hari nanti bisa saja memegang takhta jika kakaknya, Pangeran George, tak bisa memiliki keturunan. Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, Charlotte berada di urutan keempat pewaris takhta meski adiknya, Louis, adalah seorang lelaki.

4. Mereka membutuhkan izin dan restu dari Ratu atau Raja Inggris sebelum menikah.

Di tahun 1772, King George II menerbitkan the Royal Marriages Act, yang mengatakan bahwa keturunannya tidak dapat menikah sebelum mendapatkan persetujuannya.

Hukum ini telah menghantui kerajaan Inggris selama ratusan tahun. Salah satu kasus yang paling terkenal adalah ketika Raja Edward VIII harus turun takhta sebelum bisa menikahi Wallis Simpson yang merupakan seorang janda.

Dan meski Ratu Elizabeth tak pernah terang-terangan mencegah Putri Margaret dari menikahi Captain Townsend, pernikahan mereka akhirnya tak pernah terjadi.

Untungnya, the Succession to the Crown Act mengubah aturan tersebut sehingga hanya enam urutan pertama di pewaris takhta kerajaan yang membutuhkan izin Ratu atau Raja Inggris sebelum menikah. Nah, inilah yang dilakukan Pangeran Harry sebelum ia melamar Meghan Markle November tahun lalu.

5. Pangeran William adalah calon pewaris takhta pertama yang dilahirkan di rumah sakit.

Pangeran William dan adiknya, Pangeran Harry, lahir di ruangan khusus Lindo Wing of St. Mary's Hospital di Paddington, London. Tempat ini kembali digunakan oleh Duchess of Cambridge, Kate Middleton ketika melahirkan anak ketiganya. Nah, untuk kamu yang penasaran, Ratu Elizabeth II dilahirkan di rumah ibunya di London's Mayfair, dan Pangeran Charles dilahirkan di Buckingham Palace.

6. Kelahiran pewaris takhta merupakan salah satu peristiwa istimewa yang dirayakan dan ditandai dengan tembakan meriam dari tentara Inggris.

Tembakan meriam akan dilakukan di salah satu tempat berikut: Hyde Park, Green Park, atau di Tower of London, dengan total 62 kali tembakan selama lebih dari 10 menit.

Tembakan meriam atau gun salutes tersebut ditembakkan ketika sang calon pewaris takhta lahir, tak peduli di mana ia dilahirkan. Semisal sang calon pewaris takhta dilahirkan di luar Inggris, meriam tersebut tetap akan ditembakkan agar masyarakat Inggris tahu bahwa sang pewaris takhta telah lahir. FYI, royal gun salute tersebut terakhir kali ditembakkan ketika Pangeran Louis dilahirkan.

7. Pewaris takhta tidak diizinkan untuk melepaskan atau mengklaim kembali takhta mereka...

... begitu juga dengan seorang raja atau ratu, mereka tidak diperkenankan untuk memilih siapa penerus berikutnya di kursi kekuasaan. Seperti yang diatur dalam Royal Central, British Parliament memiliki hak untuk menentukan siapa yang akan meneruskan kerajaan. Hal ini diatur dalam sebuah doktrin bernama "Parliamentary supremacy".

"Sehingga, bukan Raja atau Ratu yang menentukan siapa yang akan menggantikan dirinya, namun Parlemen," tulisnya.

Hal ini memang bisa membuat garis keturunan raja sedikit membingungkan. Nah, semisal seorang putri atau pangeran tak ingin menjadi penerus takhta, ia harus menunggu terlebih dahulu hingga dirinya ditunjuk menjadi Raja atau Ratu.

Begitu memegang kekuasaan, ia baru bisa mengundurkan diri dari jabatannya, seperti yang dilakukan oleh Raja Edward VIII di tahun 1936 lampau. Duh, rumitnya!

(Alvin Yoga / FT / Image: Dok. Instagram @kensingtonroyals @theroyalfamily)

populerRelated Article