7 Layar Lebar yang Gagal Jadi Film Luar Angkasa Terbaik
Kalau boleh tahu, film luar angkasa apa yang paling mengena di benakmu? Mungkin jawabannya tak jauh dari Star Trek, Star Wars, Interstellar, Gravity dan The Martian. Meski menarik dan jadi genre favorit, kamu pasti pernah deh menonton film sejenis yang zonk. Saking kecewanya, sampai-sampai jadi film terburuk buatmu.
Walau sama-sama mengusung tema outer space, cerita dan efek yang diberikan ternyata nggak mampu memenuhi ekspektasimu sebagai penyuka genre fantasi. Bukannya bikin amazed, malah membuat kamu jadi makin ngantuk.7 film luar angkasa terburuk dan gagal yang pernah ada
Bikin penonton menguap di sepanjang cerita, ini dia beberapa daftar film luar angkasa terburuk yang pernah ada. Apakah kamu pernah dibuat kecewa oleh beberapa judul film ini, guys?
Dimulai dengan film lawas Mission to Mars yang rilis 2000 silam
Mission to Mars merupakan film bertema luar angkasa yang menceritakan tentang penjelajahan manusia di Mars yang berujung petaka. Saat mendarat, tiga dari awak pesawat harus kehilangan nyawanya dengan cara tersadis yang bisa kamu bayangkan. Hanya satu awak bernama Luke Graham yang berhasil selamat.
Misi pertolongan pun dilakukan dengan mengirim beberapa awak lainnya, tetapi hasilnya tetap tak seperti yang diharapkan. Film luar angkasa ini sebenarnya memukau secara visual, tetapi ide ceritanya dibilang memaksa. Belum lagi scoring dan musiknya yang monoton yang membuat siapapun bisa tertidur.
Armageddon, sukses sih tapi banyak yang meragukan kekuatan ceritanya
Walaupun jadi salah satu film luar angkasa terbaik, tapi Armageddon sempat membuat kecewa banyak penonton. Mengikuti perjalanan sekelompok orang yang ditugaskan untuk menyelamatkan bumi dari hantaman asteroid besar.
Asteroid sebenarnya sudah merusak beberapa bagian bumi dan akan lebih buruk lagi dalam beberapa minggu ke depan. Dimulailah misi penyelamatan ini dengan berbagai drama kehidupan yang menyertai. Meski bergenre film luar angkasa, drama sini sangatlah kuat.
Beberapa orang menganggap terlalu berlebihan dan menjadi distraksi dari plot penyelamatan yang sebenarnya jadi inti cerita. Walau dikritik habis-habisan, film ini sukses menembus jumlah penonton terbanyak.
Alien vs Predator, film franchise yang diadaptasi dari komik
Film bertema luar angkasa ini mengisahkan seorang pengusaha kaya yang sedang melakukan ekspedisi di Antartika. Ia tak sengaja menemukan sebuah monumen kuno yang ternyata bisa membangunkan satu makhluk tertentu.
Makhluk ini dikenal sebagai predator alien yang akhirnya mengundang alien untuk membalas dendam dan membuat umat manusia terjebak dalam peperangan besar ini. Meski menggandeng aktor papan atas dan bahkan dibuat dalam bentuk sekuel, film ini tak pernah jadi Hollywood Darling.
Dikemas dalam genre thriller, film luar angkasa ini berhasil menampilkan adegan gore yang berdarah-darah dan menegangkan. Sayangnya, banyak yang kecewa dengan skrip dan penyampaian dialognya yang amburadul.
The Colony yang berlatar 2045
Mengambil premis menyeramkan yang meliputi perubahan iklim di dunia, The Colony yang gagal menjadi film luar angkasa terbaik ini juga tak berhasil memukau penonton. Diceritakan pada 2014 umat manusia memiliki alat pengendali cuaca yang bisa menurunkan dampak perubahan iklim.
Namun saat rusak, bencana pun tak bisa dihindarkan. Umat manusia pun hidup dalam bunker secara berkoloni dan berkomunikasi melalui satelit. Suatu hari, salah satu koloni mengirim sebuah sinyal aneh dan saat ditemukan mereka telah dibantai secara misterius.
Koloni lain yang berusaha menolong dan mencari tahu justru terjebak dalam selimut musuh yang belum diketahui. Meski punya ide cerita yang tergolong menarik, rating film bertema luar angkasa ini sangat rendah disebabkan efek CGI-nya yang pas-pasan dan penggambaran karakternya yang tidak optimal.
Film alternate history berjudul Apollo 18
Sesuai dengan judulnya, film luar angkasa ini mengisahkan misi pendaratan manusia di Bulan. Bukan menceritakan kejadian aslinya yang happy ending seperti yang dilakukan Neil Armstrong, Apollo 18 mencoba mengulik apa jadinya jika misi tersebut gagal karena si awak kapal tak pernah kembali.
Mereka akhirnya mencoba menyelidiki apa yang terjadi lewat video footage lawas yang akhirnya mereka temukan. Lagi-lagi, sukses secara finansial, tidak membuat Apollo 18 disukai penontonnya. Jelas penonton kecewa berat dengan film bertema luar angkasa ini dan memberi rating yang rendah.
Alien Outpost, film luar angkasa yang berbau politik
Dikisahkan bumi telah diinvasi koloni alien yang dijuluki Heavies. PBB tak sanggup melakukan apapun, akhirnya posisinya digantikan oleh tentara penjaga keamanan bumi yang dinamai USDF. Mereka menguasai seluruh dunia dan mulai menduduki beberapa negara.
Sebuah insiden akhirnya terjadi, satu per satu manusia hilang atau meledak karena senjata yang ditanam si makhluk asing bernama Heavies ini. Skripnya dianggap lemah, beberapa adegan yang mirip game perang dianggap tidak banyak membantu. Film ini juga tidak dianggap melibatkan penonton secara emosional.
Pandorum, horor yang terjadi ketika bumi tak lagi muat untuk penduduknya
Bumi tak lagi cukup untuk populasi manusia yang terus bertambah. Belum lagi perubahan iklim yang semakin ekstrem. Sekelompok orang diterbangkan ke luar angkasa menuju sebuah planet mirip bumi untuk tinggal di sana. Mereka melalui perjalanan panjang dan dibuat dalam keadaan tidur. Dua tahun sekali, kru pesawat bergantian berjaga.
Belum sampai di planet tujuan, dua kru pesawat tiba-tiba terbangun sebelum waktunya karena mengalami sebuah gejala pandorum. Pandorum adalah efek samping dari hibernasi yang terlalu lama di luar angkasa dan terjadi ketika proses hibernasi mereka tidak sempurna.
Hal ini yang pernah membunuh kru dan penumpang lain di ekspedisi sebelumnya. Meski terdengar menarik, banyak plot hole yang tersisa dari kegagalan film luar angkasa terbaik ini dan hanya memberikannya rating rendah.
Kalau dilihat, sebenarnya film luar angkasa di atas memiliki ide cerita fiksi-sains yang baik. Namun, terjadi kesalahan dan kekurangan dalam proses eksekusinya, membuat film bertema luar angkasa ini lemah dari segi cerita dan pondasi sains-nya. Sayangnya, ini membuat ketujuh film di atas lebih cocok jadi pengantar tidur.
Related Article