Home
/
Digilife

7 Teknologi Dipakai Manusia saat Perang Lawan Corona

7 Teknologi Dipakai Manusia saat Perang Lawan Corona

Tomy Tresnady05 April 2020
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Unsplash / Michail Sapiton)

Uzone.id - Virus Corona yang sudah menjadi pandemi global bikin kehidupan manusia pun morat-marit dalam waktu sekejap.

Namun, manusia sebagai makhluk yang mudah beradaptasi dengan situasi apapun masih berjuang mempertahankan eksistensi dengan tidak menyerah begitu saja terhadap virus yang awal kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, itu.

Para peneliti, pebisnis, dan inovator seluruh dunia bahu-membahu untuk menerapkan teknologi sehingga dampak krisis teratasi.

1. Big Data

Memakai Big Data bisa memahami lebih dalam virus Corona ini.

Sangat penting untuk menentukan langkah-langkah yang bisa menghentikan penyebarannya.

Nextstrain adalah proyek open source yang menyediakan data, pengurutan, dan visualisasi yang menunjukkan evolusi patogen seperti virus corona.

Informasi bisa membantu ahli epidemiologi memahami bagaimana evolusi di berbagai negara dan kemungkinan mutasi yang bisa mengubah sifat virus.

Baca juga: 6 Trik Kencan Online Menyenangkan Selama Virus Corona

2. Mesin pembelajaran menemukan terapi

Kalau tersedia data yang cukup berkualitas, kecerdasan buatan bisa membuktikan jadi alat yang kuat dipakai memprediksi tren penyakit di masa depan dan bahkan mencari bagaimana perawatannya.

Perusahaan bioteknologi AbCellera menggunakan model pembelajaran mesin untuk mengembangkan terapi berdasarkan antibodi dari pasien yang telah pulih dari penyakit.

Secara khusus, mereka telah memakai teknologi AI untuk menganalisis lebih dari lima juta sel kekebalan ketika mencari siapa yang mampu menghasilkan antibodi untuk membantu pasien pulih.


3. Rumah sakit dengan Telemedicine

Telemedicine adalah salah satu alternatif untuk masyarakat beralih dari rumah sakit yang punya pasiennya sudah membludak.

Telemedicine merampingkan diagnosis dan perawatan, membuka lebih cepat dan lebih muda.

Pasien cuma perlua membuka aplikasi, menggambarkan gejalanya dan menunggu dokter untuk menemui pasien lewat konsultasi virtual.

Di China saja, rumah sakit umum Xuhui di Shanghai melakukan konsultasi dengan pasien di Tibet dan bahkan Prancis.

Di Spanyol, perusahaan yang berbasis di Seville, Open Salud (Open Health) telah meluncurkan platform konsultasi jarak jauh gratis yang memungkinkan dokter atau klinik menentukan mekanisme terbaik untuk merawat pasien mereka.


4. Aplikasi pengobatan

Terinspirasi oleh aplikasi buatan Korea Selatan, pemerintah daerah di Madrid, Spanyol, telah meluncurkan 'Corona Madrid' yang tersedia lewat aplikasi maupun di halaman web.

Orang yang merasa terjangkit virus bisa melakukan penilaian diri secara fisik berdasarkan gejala yang dialaminya.

Mereka akan menerima instruksi dan saran mengenai langkah yang harus diambil untuk perawatan.

Inisiatif ini dikembangkan oleh beberapa perusahaan Spanyol dalam waktu singkat.

Aplikasi ini dibuat untuk mengurangi panggilan sibuk saat hotline virus Corona sambil memberikan otoritas kesehatan mengenai gambaran yang lebih singkat dari pandemi ini.

Baca juga: Ringankan Cicilan, APPI Bersama Gojek dan Grab Sedang Mendata Driver Online

5. Ventilator dibuat dengan printer 3D

Ventilator jadi alat penting untuk mengobati pasien corona Virus dengan kondisi parah.

Namun, jumlah ventilator tak cukup untuk dipakai oleh pasien yang jumlahnya sudah ratusan ribu di seluruh dunia.

Untuk mengatasinya, berbagai kelompok di seluruh dunia menyiapkan platform dan saluran komunikasi jaringan dengan teknologi seperti Telegram, di mana bisa berbagi informasi tentang desain open source untuk pembuatan ventilator dengan printer 3D.

Siapa pun, dengan printer 3D bisa berkolaborasi dengan mencetak komponen respirator yang diperlukan.


6. Chatbot menjawab pertanyaan


Organisasi kesehatan dunia (WHO) meluncurkan chatbot WHO dengan tujuan memberikan informasi tentang virus Corona dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang sering diajukan mengenai virus ini, seperti apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri sendiri.

Chatbot WHO beroperasi pada platform WhatsApp milik Facebook.

Raksasa teknologi itu juga menciptakan media sosial Coronavirus Information Center yang muncul di bagian atas feed penggunanya dengan menyediakan sumber informasi resmi, sambil menghapus halaman yang menyebarkan informasi yang salah atau berita palsu.

7. Panggilan video menyatukan orang

Aplikasi panggilan video telah menjadi alat penting saat kita #dirumahaja atau #kerjadirumah, namun tidak kehilangan kontak dengan mereka.

Beberapa aplikasi populer adalah Skype, WhatsApp, Google Hangouts, Duo, Webex, dan Zoom.

Aplikasi ini dipakai baik untuk pertemuan tim kerja jarak jauh dan bisa membantu orang-orang untuk bisa berhubungan satu sama lain.

Aplikasi juga dipakai ketika para musisi menggelar konser lewat virtual, juga pesta pernikahan di mana para undangan bisa melihat lewat layanan streaming.

VIDEO Realme 6 vs. Realme 6 Pro, Mending Mana?

populerRelated Article