icon-category Travel

Ada Festival Balon Udara di Ponorogo

  • 21 Jun 2018 WIB
Bagikan :

Tak perlu jauh-jauh ke Turki atau Yunani untuk menikmati pemandangan langit yang dihiasi balon udara. Di Jawa Timur, tepatnya di Ponorogo, ada Festival Balon Udara yang digelar setiap tahunnya.

Festival Balon Udara yang digelar pada Kamis (21/6) digelar di Lapangan Jepun, Desa Bajang, Kecamatan Balong. Setidaknya ada 70 balon udara yang ikut serta.

Dalam festival tersebut, balon-balon udara beragam warna dan motif milik peserta terlihat terbang di langit namun tetap ditambatkan ke daratan.

Festival Balon Udara diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Udara, yang sekaligus memberikan edukasi mengenai bahaya menerbangkan balon udara liar karena mengganggu penerbangan.

Otoritas Bandar Udara III Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Nafhan Syahroni menjelaskan bahwa masyarakat Ponorogo memang memiliki kebiasaan menerbangkan balon udara.

Dalam beberapa situasi, balon udara yang berterbangan dianggap liar karena mengganggu penerbangan.

Pasalnya balon bisa menutupi kokpit atau baling-baling pesawat yang sedang melintas di langit Ponorogo.

"Dengan adanya Festival Balon Udara, Kemenhub berharap masyarakat bisa mengerti mengenai pentingnya keselamatan penerbangan," kata Nafhan.

Acara ini sudah dua kali digelar sejak tahun lalu.

alt-imgIlustrasi. (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

Salah satu peserta festival balon udara, Sarni, mengatakan ia bersama delapan orang temannya sudah mempersiapkan balon udara sejak dua hari lalu.

"Dari desa Bringinan, Kecamatan Jambon kami mendaftarkan lima balon udara. Kami mengambil tema 'Cintailah Reog Ponorogo'," kata Sarni.

Para peserta festival balon udara terlihat berdatangan ke lapangan sejak pukul 06.00 WIB.

Setibanya di tempat yang disediakan, para peserta langsung mempersiapkan balon udara yang bakal diterbangkan, beserta peralatan lain seperti obor dan pelepah daun kelapa kering.

Usai menyalakan api, para peserta langsung meletakkan mulut balon dengan udara panas dari obor.

Semakin lama balon pun tampak mengembang karena terisi udara panas. Tak lupa para peserta pun memegang tali kendali supaya balon tidak terbang.

Sarni mengaku tidak mengalami kesulitan saat membuat balon udara, namun ia dan teman-temannya harus telaten saat memotong plastik yang dirangkainya menjadi kubah balon udara.

"Harapannya semoga bisa dapat juara dan festival ini diadakan setiap tahun sebagai bentuk nguri-uri (menghidupkan) kebudayaan Jawa," ujar Sarni.

alt-imgPeserta Festival Balon Udara Ponorogo di Lapangan Jepun, Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Sementara itu, General Manager Airnav cabang Surabaya Mokhammad Khatim menjelaskan tahun 2018 ini sudah ada 120 laporan masuk terkait balon udara liar.

"Hari pertama saat lebaran ada 71 balon udara liar, paling banyak dari Ponorogo," kata Khatim.

"Sama burung saja pilot takut, apalagi balon udara berukuran raksasa seperti ini. Bisa membahayakan penerbangan, apalagi penerbangan di Pulau Jawa sangat padat," tegasnya.

Kapolres Ponorogo AKBP Radiant menjelaskan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 tahun 2018 menjelaskan bahwa balon udara boleh diterbangkan, asal dalam ketinggian tertentu dan wajib ditambatkan di darat.

Adapula peraturan terkait balon udara yang dianggap liar, yakni UU No.1 Tahun 2009 tentang penerbangan dengan ancaman hukuman 3 tahun penjara dan denda Rp1 Milyar.

"Dampak dari penerbangan balon udara ini bisa membahayakan penerbangan dan masyarakat, belum lagi menimbulkan kebakaran jika jatuh di tengah hutan," pungkas Radiant.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Ponorogo 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini