icon-category Technology

Ada Supermoon, Blue Moon, Blood Moon, Bedanya Apa?

  • 31 Jan 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id -- Warga dunia sedang bersemangat menyambut lunar eclipse alias gerhana bulan yang akan terjadi pada 31 Januari ini. Jika kamu perhatikan di berbagai media, banyak yang menggunakan istilah supermoon, blue moon, hingga blood moon. Bedanya apa, sih?

Saya tambah pusing ketika baca judul utama yang tertera di situs resmi badan antariksa Amerika Serikat (NASA) yang menyebut fenomena hari ini sebagai super blue blood moon. Penyatuan berbagai macam kata sifat itu bikin bingung. Karena penasaran, mari kita bedah pelan-pelan.

Apa itu supermoon?

Kondisi ketika bulan purnama berada di jarak yang lebih dekat ke Bumi dari biasanya. Bulan tidak mengorbit Bumi di lingkaran yang sempurna, namun lebih di jalur berbentuk elips. Hal ini mempengaruhi jaraknya ke Bumi yang berbeda dari biasanya -- dan lebih dekat. Nah, karena lebih dekat, jadi bulan akan telihat 14 persen lebih besar dan 30 persen bersinar lebih terang dari biasanya. Istilah “super” mungkin ditujukan untuk itu.

“Dinamakan super ya karena jarak bulan lebih dekat dengan Bumi. Supermoon sebetulnya bukan nama resmi di dunia astronomi, itu hanya sebutan yang sering digunakan oleh media saja agar lebih menarik dan mudah dimengerti,” jelas Thomas Djamaluddin selaku Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) saat dihubungi Uzone.id pada Selasa (30/1).

Bluemoon?

Lucunya, bulan tidak betul-betul berwarna biru. Penamaan blue moon diyakini Thomas sebagai penanda bahwa itu adalah bulan purnama ke-dua jika mengacu pada kalender astronomi. Fenomena besok cukup unik, karena biasanya bulan purnama terjadi setiap 29,5 hari. Jika kamu lupa, pada 1 Januari lalu itu adalah bulan purnama pertama, lho.

“Gerhana bulan besok juga disebut sebagai blue moon karena besok itu bulan purnama ke-dua, yang uniknya terjadi sekaligus selama Januari ini,” imbuh Thomas.

alt-img

Blood moon?

Iya, sudah pasti bukan bulan yang tiba-tiba berdarah. Ungkapan blood moon biasa digunakan untuk menggambarkan gerhana bulan total, karena bulan akan terlihat gelap kemerah-merahan. Hal ini terjadi ketika Bumi bergerak pas di antara Matahari dan bulan, kemudian bulan pun bergerak ke arah umbra alias bayangan Bumi. Seperti yang kita tahu, bulan pun tidak langsung berubah gelap total, melainkan merah terkena sinar Matahari yang masih mampu menembus permukaan bulan.

“Banyak sebutannya, ada red moon, ada blood moon. Lagi-lagi ini memang sebutan yang tidak resmi dari ilmu astronomi, tetapi kami rasa cukup menarik agar fenomenanya terasa dekat dengan masyarakat,” kata Thomas lagi.

Jadi, intinya 31 Januari itu apa?

Thomas menyimpulkan, sejatinya yang terjadi pada 31 Januari besok adalah gerhana bulan dari bulan purnama yang kebetulan waktu kejadiannya sangatlah tepat.

“Besok itu intinya gerhana bulan seperti biasa saja. Istimewanya, karena waktu kejadiannya itu yang serba pas. Dia itu bulan purnama yang kebetulan jaraknya dengan Bumi akan lebih dekat dari biasanya, lalu ini adalah bulan purnama ke-dua selama 2018 yang sama-sama terjadi di Januari, kemudian warna bulan yang muncul diharapkan bakal terlihat merah dari Bumi jika cuaca mendukung,” tutup Thomas.

Kalau kamu siap menyaksikan gerhana bulan besok, bersiaplah ke luar rumah sekitar pukul 18.48 WIB karena menurut LAPAN, itu adalah waktu di mana bagian bawah bulan purnama mulai tertutup oleh bayangan Bumi. Semoga cuacanya mendukung, ya!

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini