Sponsored
Home
/
News

Aerochromics, Baju yang Berubah Warna saat Terkena Polusi

Aerochromics, Baju yang Berubah Warna saat Terkena Polusi
Preview
Gina Yustika Dimara03 January 2018
Bagikan :

Polusi bukanlah suatu bahasan baru yang kerap diperbincangkan. Dari mulai dampak pada kesehatan, arsitektur dengan metode green building yang dipercaya bisa mengurangi polusi, hingga kampanye politik dengan janji untuk memperbaiki lingkungan.

Namun, pernahkah kamu mendengar tentang fashion yang memiliki kaitannya dengan polusi?

Hidup di bumi dengan polusi yang terus meningkat, memunculkan sebuah inspirasi pada seorang desainer asal New York, Nikolas Gregory Bentel.

Preview

Dilansir Inhabitat, Bentel berharap untuk bisa membantu masyarakat yang hidup di perkotaan agar dapat memonitor lingkungan. Oleh karena itu, ia meluncurkan sebuah baju yang dapat mendeteksi polusi, Aerochromics.

Baju berlengan panjang ini sangat efektif untuk mendeteksi polusi. Dengan tiga pilihan motif yang berbeda, Aerochromics yang berwarna hitam putih ini akan bereaksi apabila dihadapkan dengan karbon monoksida, partikel polusi, dan radiasi.

Preview

Jika Air Quality Index mencapai 60 (kualitas udara berada pada kadar menengah), Aerochromics akan berubah warna memunculkan motif tersembunyi. Keseluruhan motif akan terlihat ketika Air Quality Index mencapai 160 (udara sangat tidak sehat). 

Polusi yang diserap oleh baju, akan bereaksi ketika bersentuhan dengan kandungan garam kimia pada baju sehingga dapat mentransformasikan karbon monoksida menjadi karbon dioksida. Proses ini, yang membuat warna pada baju Aerochromics berubah warna. Untuk mendapatkan baju ini, kamu perlu mengeluarkan kocek sebesar US$ 500 atau setara dengan Rp 7 jutaan.

Akankah baju ini berubah warna apabila dipakai di Jakarta? Bagaimana menurutmu?

populerRelated Article