icon-category Technology

Agar Anak tak Terjebak Konten Negatif di Gawai

  • 07 Nov 2017 WIB
Bagikan :

Perbincangan mengenai konten negatif atau pornografi di aplikasi perpesanan mencuat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pesan viral yang beredar di aplikasi perpesanan Whatsapp mengingatkanmudahnya mengakses konten pornografi melalui format GIF dalam aplikasi.

Beberapa orang tua yang khawatir juga tak sekadar menunggu kesigapan pemerintah memblokir konten pornografi tersebut. Ada orang tua yang menyiapkan pesan ke putra putrinya yang merupakan pengguna Whatsapp. Pesan tersebut sekiranya bisa membantu anak menghindari bahkan menjauhi konten negatif agar tidak kebablasan.

Eka Puji, seorang ibu, mengungkapkan perlunya perhatian remaja dalam menggunakan aplikasi-aplikasi di ponsel pintar. Remaja perlu memilah dan memilih saat mengunduh suatu aplikasi karena setiap aplikasi bisa terkena konten pornografi, baik untuk iklan maupun data bawaan.

"Ya pilah-pilih lah ambil aplikasinya. Jangan semua diunduh mentang-mentang lagi ramai yang pakai. Harus dilihat-lihat isinya apa," ucap Eka, Senin (6/11).

Selain itu Eka juga mengungkapkan bagi anak-anak khususnya remaja yang berada dalam tahap selalu mencari tahu agar selalu berhati-hati dalam mengakses portal ataupun aplikasi di ponsel. Dengan berhati-hati bisa menghindarkan dari hal negatif yang tersebar di dunia maya.

Seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bekasi, Fajar Mardianingrum, juga mengungkapkan pesannya bagi remaja saat ini. Dia menyatakan anak-anak khususnya remaja yang telah mengetahui mana yang baik dan buruk sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut dilakukan agar mereka semakin paham mengenai batasan-batasan baik dan buruk.

Di sekolahnya, Fajar mengungkapkan ada kegiatan rohis yang dilakukan setiap hari Senin. Kegiatan tersebut berlangsung setelah pulang sekolah dan diisi oleh mahasiswa dari Sekolah Tinggi Bahasa Arab di daerah Pasar Minggu.

Selain kegiatan tersebut pihak sekolah juga mengadakan beberapa kegiatan ekstra-kulikuler seperti Palang Merah Remaja(PMR), Pramuka, Paskibraka, Basket, dan lain-lain. Tujuan kegiatan-kegiatan tersebut adalah agar anak-anak bisa memiliki banyak kegiatan dan berkreasi sehingga tidak sempat memikirkan hal-hal negatif atau pornografi.

"Di sekolah kita ada larangan supaya tidak membawa handphone (HP) ke sekolah. Kalau ketahuan HPnya diambil dan tidak dikembalikan selama satu semester," ucap Fajar.

Guru yang mengajar bidang IPA tersebut menyatakan perlunya kerjasama dengan orang tua di rumah agar ada pengawasan dari dua sisi. Sebab guru di sekolah tidak bisa memantau secara penuh 24 jam.

Salah satu pengguna Whatsapp, Sugiyanto, turut resah pula dengan adanya konten negatif di Whatsapp. Bapak dua anak itu khawatir anak-anak masa kini yang jiwa penasarannya tinggi terjebak di dalamnya.

“Kami sebagai orang tua yang ditakutkan adalah anak-anak dengan jiwa penasaran yang tinggi ini malah menggunakan GIF tersebut untuk bersenang-senang,” ungkapnya.

Anak-anak, apalagi remaja tentunya memiliki rasa penasaran yang tinggi. Apalagi perihal konten porno yang pada dasarnya manusia akan senang melihatnya.

“Setiap orang punya hasrat di mana akan senang untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan keintiman, ketika temannya mengirimkan pesan berkonten tersebut mungkin awalmya akan dijadikan guyonan semata, tapi yang ditakutkan adalah ketika anak-anak ini nantinya menjadi kecanduan akan konten tersebut,” katanya

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini