Airbnb Menolak Menyerah Karena Pandemi
-
Logo Airbnb (Bangkok Post)
Uzone.id - Industri mana yang paling berdampak karena pandemi Covid-19? Salah satu paling terasa tentu saja industri penyewaan akomodasi, seperti Airbnb.Para pendiri Airbnb mengakui itu, bisnisnya terhantam hingga 80 persn dan perusahaan sampai harus mengeluarkan lebih dari USD 1 miliar atau setara Rp 14 triliun untuk dana refund.
Akan tetapi, penyedia layanan sewa akomodasi berusia 12 tahun ini menolak untuk menyerah.
“Ketika lockdown terjadi, perjalanan berhenti, bisnis kami menurun hampir 80 persen,” tulis pendiri Airbnb Brian Chesky, Nate Blecharczyk, dan Joe Gabbia dalam sebuah keterangan yang dikutip Uzone.id dari BusinessInsider, Selasa (17/11).
Baca juga: Airbnb Rekrut Legenda Apple
"Kami harus menunda IPO (Initial Public Offering) kami, dan saya rasa tidak banyak orang yang mengharapkan kami untuk go public tahun ini. Saya tahu beberapa orang mempertanyakan apakah kami akan melakukannya. Apa yang telah terjadi sejak saat itu menjadi yang paling menentukan bagi kami. periode sejak kami memulai Airbnb,” tambah mereka.
Perusahaan mengalami kerugian bersih USD 696,9 juta selama tiga kuartal pertama tahun 2020. Pandemi telah menghantam bisnis Airbnb, memaksa startup tersebut memberhentikan ratusan karyawan dan menggerus pendapatan pemesanannya hingga 72 persen pada Q2 di tengah pembatasan perjalanan yang dipicu pandemi.
Baca juga: 25% Karyawan Airbnb Di-PHK
"Di saat krisis ini, beberapa orang bertanya, 'Apakah ini akhir dari Airbnb?' Ini bukanlah akhir dari Airbnb. Faktanya, ini baru permulaan. Ini masih awal,” sebut mereka.
Di tengah posisi sulit untuk bangkit, Airbnb dikabarkan akan segera melanjutkan untuk go public. Sebuah dokumen menunjukan Airbnb pada Agustus bahwa mereka telah mengajukan IPO secara rahasia dengan regulator AS.
Airbnb menargetkan mengumpulkan dana sekitar USD 3 miliar atau sekitar Rp 44,4 triliun dalam penawaran saham perdana ke publik nantinya