Alasan Destinasi Instagramable Sangat Digemari
Destinasi Instagramable menjadi salah satu tren wisata saat ini. Setiap orang berlomba-lomba untuk menghasilkan foto-foto yang kekinian.
Deretan foto-foto kekinian tersebut nantinya akan terpampang indah di berbagai situs media sosial dan menciptakan tagar tersendiri dan membuat orang-orang yang melihat juga ingin memiliki foto serupa. Mulai dari milenial hingga orang tua ingin memiliki foto di tempat-tempat yang Instagramable.Wajar saja, destinasi Instagramable menjadi salah satu 'kriteria' saat milenial mencari tujuan wisata. Tapi tahukah kamu alasan destinasi Instagramable sangat digemari?
Dalam acara Youth x Public Figure yang diselenggarakan di XXI Epicentrum (29/6), Menteri Pariwisata, Arief Yahya menuturkan seberapa penting destinasi Instagramble bagi masyarakat saat ini, terutama kalangan anak muda, pengguna sosial, dan wanita.
Menurut Arief Yahya, destinasi Instagramable adalah bentuk dari destinasi digital yang dalam pembuatannya memang sengaja didesain agar terlihat indah di kamera.
"Destinasi digital adalah destinasi yang simply Instagramable. Yang ketika didesain, sudah dibayangkan indahnya itu di kamera dan memiliki nilai jual," tutur Arief saat ditemui oleh kumparanTRAVEL.
Ia juga menambahkan bahwa menurut seorang profesor terkemuka, manusia memiliki esteem need atau kebutuan untuk diakui. Bukan sekedar narsis dan ingin dipamerkan di sosial media. Esteem need ini kemudian menimbulkan esteem economy yang diaplikasikan dengan membuat tujuan yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
"Ternyata ada sesuatu yang namanya esteem need, keinginan untuk diakui. Kita semua punya hal itu tapi tidak sadar. Segala sesuatu difoto lalu di-share, kumpul dengan teman lalu foto dan di-share. Jadi memang orang-orang datang ke destinasi Instagramable untuk foto. Destinasi Digital meledak karena dari anak-anak muda, oleh anak-anak muda, untuk memenuhi esteem need anak-anak muda, " tambahnya.
Ia juga mengatakan bahwa destinasi digital mampu menjadi bentuk promosi yang lebih efektif. Karena saat ini, 70 persen promosi ditentukan oleh media digital, tempat orang-orang melakukan search and share destinasi, sehingga destinasi digital mampu berkembang lebih cepat. Hal ini juga yang menyebabkan destinasi digital selalu menjadi trending topic dalam pariwisata.
Selain itu, destinasi Instagramable mampu memberikan keuntungan yang lebih besar dari segi media value. Nilainya bahkan bisa lebih tinggi hingga 10 kali lipat jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari operasionalnya.
Arief Yahya juga bercerita bahwa di destinasi Instagramable, semua orang dengan sukarela mempromosikan baju daerahnya tanpa ada rasa paksaan.
"Di Pasar Siti Nurbaya, Sumatera Barat misalnya, mereka menggunakan baju kurung. Di Pasar Karetan, Semarang, anak muda menggunakan kebaya tanpa dipaksa.
Jadi itu memang kesenangannya anak muda zaman sekarang," ceritanya.
Dalam acara yang berlangsung di Kuningan, Jakarta Selatan tersebut, Arief Yahya juga mengatakan destinasi Instagramable atau destinasi digital juga lebih mudah untuk dibuat. Modalnya tidak terlalu banyak dibandiingkan dengan destinasi konvensional, sehingga lebih cepat untuk populer.
Karena bergerak di teknologi digital, Arief Yahya menuturkan bahwa destinasi Instagramable dinilai mampu mengatasi hambatan-hambatan fisik sehingga mampu membuat suatu tempat menjadi dikenal.
"Dalam bahasa yang lebih sederhana, kalau ingin mempromosikan destinasimu, buatlah destinasi digital di destinasimu."