Alasan di Balik Tegaknya Masjid di Aceh saat Tsunami
-
Pada 26 Desember 2004, gempa bumi dahsyat mengguncang Aceh. Gempa berkekuatan 9,1 sampai dengan 9,3 Magnitudo itu berasal dari dasar laut di barat daya Sumatra.
Gempa bawah laut itu menyebabkan munculnya gelombang tsunami setinggi 15 sampai 30 meter yang mengarah ke pantai barat Aceh. Tsunami itu menyapu pemandangan indah Aceh.Di tengah porak porandanya Aceh pasca diterpa gempa dan tsunami, ada satu hal yang begitu menarik perhatian yaitu Masjid Raya Baiturrahman. Bangunan ini menarik perhatian karena ia masih bisa berdiri tegap, sementara bangunan di sekitarnya rata dengan tanah akibat musibah tersebut.
Apa yang membuat bangunan tersebut tidak runtuh saat bencana besar itu datang?
Kontruksi bangunan pada masjid menjadi poin utama dalam menjawab mengapa bangunan tersebut tetap kokoh.
Menurut arsitek Ary Indra, dalam perjalanan pembangunan Masjid Raya Baiturrahman, bangunan tersebut sudah melalui beberapa renovasi. Hal itu berpengaruh pada kokohnya bangunan tersebut.
"Saya rasa alasannya karena masjid sudah melalui berbagai layer penambahan bangunan dan renovasi, jadi kekuatannya melebihi bangunan biasa lainya," ucap Ary kepada kumparan (kumparan.com), Senin (25/12).
Arsitek pemenang penghargaan AR Emerging Architects London dan Highly Commended Project for Slide of Joy 2010 itu menambahkan, proses renovasi masjid tersebut dari awalnya satu kubah saat dibangun tahun 1600, hingga saat ini memiliki tujuh kubah dan empat menara. Dalam proses renovasi, masjid ini pernah dibakar oleh penjajah Belanda dan dibangun ulang pada abad ke-19.
"Seharusnya bangunan publik yang benar, kan memang kekuatannya sudah diatur ya dalam peraturan PU (Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum). Mungkin masjid ini dibangun dengan baik dan benar secara struktur," tambah Ary.
Indra menceritakan posisi dasar Masjid Raya Baiturrahman adalah dua meter dari permukaan tanah. Hal tersebut juga berperan melindungi bangunan dari tsunami.
"Saat tsunami bangunan tidak langsung terpukul air pada permukaan dindingnya," kata Ary.
Bangunan yang berada di wilayah rawan bencana sebaiknya dibangun dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Mengingat Indonesia menjadi negara yang dikelilingi laut, gunung, serta rawan bencana, membangun fondasi yang kuat dan menggunakan material yang layak menjadi suatu keharusan.