Alat Ukur Kualitas Udara Rusak, DLH Dharmasraya Minta Bantuan BMKG
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat meminta bantuan Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengukur kualitas udara di wilayah tersebut.
Permintaan tersebut diajukan lantaran alat ukur kualitas udara di wilayah tersebut rusak sehingga tidak dapat memantau secara berkala."Karena tidak bisa digunakan kami meminta bantuan BMKG mengukur kualitas udara di Dharmasraya," kata Kepala DLH Dharmasraya Erina seperti diberitakan Antara di Pulau Punjung, Jumat (13/8/2019).
Ia mengatakan keterbatasan tersebut tidak mengurangi upaya DLH dalam memantau kualitas udara dengan meminta bantuan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang.
"Pengukuran dilakukan mulai pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB, hasilnya masih menunggu dari pihak BMKG," katanya.
Dia juga menyebut pengukuran BMKG sudah dilakukan kedua kalinya. Kali pertama dilakukan pada pada 2 September 2019.
"Karena adanya peningkatan ketebalan asap, maka disurati kembali untuk mengukur hari ini (Jumat)," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Dharmasraya Rahmadian mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah mengingat terjadi peningkatan ketebalan kabut asap di daerah itu.
"Kalaupun beraktivitas di luar rumah diharapkan menggunakan masker serta banyak mengkonsumsi buah dan minum air putih,"ujarnya.
Senada dengan Kepala Dinkes, Kepala BPBD Dharmasraya Eldison menilai hal serupa terkait adanya peningkatan ketebalan kabut asap di daerah itu.
"Dibanding dua hari lalu, jarak pandang sudah di bawah 1.000 meter pada hari ini," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait:
- Akibat Kabut Asap, Jarak Pandang di Kota Padang Maksimal Empat Kilometer
- Sales Mobil Manfaatkan Kabut Asap di Riau untuk Jualan, Seperti Apa?
- Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Dibentuk Atasi Kabut Asap di Riau
- Parah! Hari Ini Udara Pekanbaru Jadi Kuning akibat Asap Pekat Karhutla
- Kabut Asap Tebal di Provinsi Kalteng, Pemotor Tabrak Pohon