12 Negara Tawarkan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, ditawari kerja sama pengolahan sampah menjadi energi listrik dari perusahaan asing dari 12 negara.

"12 negara ini akan bekerja sama merancang, merakit dan membawa mesin pengolahan sampah itu apabila kerja sama sudah final," demikian diutarakan tim akademisi dari Universitas Mataram Prof Dr Mahyuni di Mataram, Senin (20/2).

Mahyuni saat dijumpai usai menerima rombongan investor konsorsium dari CPE Cell asal Korea dan Alchemy Utilities dari Finlandia, setelah presentasi terkait pengolahan sampah menjadi energi listrik, menyusul 12 negara itu termasuk Inggris, Korea dan Finlandia dengan total nilai investasi Rp1,1 triliun.

"Untuk melaksanakan program ini, kami sudah menjadi bagian kerja sama untuk melakukan studi kelayakan dengan target sekitar satu tahun delapan bulan, dan dimulai bulan Maret," ujarnya.

Kebutuhan sampah sendiri yang akan diolah setiap hari berkisar 1.000-2.000 ton, menariknya, mesin tersebut bisa beradaptasi sendiri dengan sampah yang masuk.

"Maksimal 2.000 ton minimal 200 ton, sementara volume sampah di Kota Mataram mencapai 400 ton per hari. Sementara daya listrik yang dihasilkan sekitar 10 Mega Watt," terangnya.

Acara presentasi yang diikuti sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti Dinas Lingkungan Hidup, Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Penelitan dan Pengembangan serta camat se-Kota Mataram, dijelaskan dalam pengelolaan sampah ini tidak ada yang sia-sia.

Ia menambahkan setelah sampah diolah menjadi energi listrik, limbahnya bisa menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman, terlebih mesin yang dimaksud bisa menyuling air sungai menjadi bersih dan bisa dikonsumsi.

"Yang terpenting adalah proses pengolahan sampah menjadi listrik ini tidak menimbulkan polusi, sehingga tidak mengganggu warga sekitar," katanya lagi.

Menindaklanjuti investor tersebut, pemerintah kota menyediakan dana sharing berupa lahan sekitar dua hektare di kawasan Kebon Talo, Kecamatan Ampenan.

"Investor yang ingin menanamkan modalnya di Kota Mataram ini telah mendalami kondisi persampahan di Kota Mataram dalam tiga tahun terakhir," ujarnya.

Sementara itu, mewakili Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Kepala Dinas LH Kota Mataram Irwan Rahadi mengungkapkan pada prinsipnya Kota Mataram terbuka dengan kehadiran investor ke Kota Mataram. Namun, Kota Mataram pernah mengalami kekecewaan akibat investor yang telah diberi ijin untuk berinvestasi dan tidak ada kelanjutan.

"Kita dalami dulu, yang penting kita yakin dulu bagaimana nantinya bisa terealisasi," tandasnya. (Moch Abdul Kholiq)

Terkait:
Koordinasi Penanganan Bencana di Mataram Manfaatkan Medsos
undefined
Wow, Komunitas Sepeda di Mataram Dilirik Pemerintah
Diduga Menyimpang, Lembaga Alquran ini Disegel Pemda
Salahgunakan KITAS, Imigrasi Mataram Deportasi Warga Korea
Indonesia-Rusia Tingkatkan Kerjasama Strategis

#Mataram
#Bank Sampah
#Investor Asing
#Mataram
#pengolahan sampah menjadi energi listrik