Di Jerman ada Festival Khusus Pecandu Fetish
Uzone.id -Apa kalian pernah mendengarfetish? Istilah ini dikenal sebagai fantasi seksual nyeleneh yang disebut-sebut adalah sebuah kelainan atau gangguan.
Merujuk pendapat psikolog Inez Kristianti M.Psi,fetishadalah ketika seseorang merasakan rangsangan seksual dari fantasi atau perilaku seksual yang melibatkan obyek tak hidup, seperti sepatu, celana dalam, bra atau bagian tubuh non-genital seperti rambut hingga kaki.
Lalu apa jadinya jika di dunia ini ada festivalfetishyang diselenggarakan dan bahkan menjadi yang terbesar di dunia?
Baca juga: Lion Air Lagi Obral Tiket
Akhir pekan lalu di Jerman, ada pesta fetish terbesar yang dihadiri oleh sekitar 500 lebih orang mayoritas berpakaian berbahan latex. Mereka datang dari berbagai negara, bahkan ada yang dari Rusia, untuk mengikuti festival ini meski suhu saat itu di atas 30 derajat Celcius.
Faktanya, festival bertajuk "Torture Ship" (Kapal Penyiksaan) ini ternyata adalah acara tahunan yang dilakukan di kapal pesiar yang ada di Lake Constance dan menjadi pesta BDSM (perbudakan, disiplin, sadisme dan masokisme) terbesar di dunia.
“Di Jerman, orang-orang lebih toleransi dan kami bisa melakukan ini di mana di Rusia dilarang,” ujar salah satu peserta asal Moskow, Kathrin von Kali.
Para peserta menutupi wajah mereka dengan beragam pernak-pernik, termasuk topeng menyerupai helm spartan atau bahkan topi kuda.
Beberapa perempuan bahkan berpakaian ala suster, sementara yang lain mengenakan korset kulit.
Di lokasi juga disediakan tim medis untuk berjaga-jaga apabila ada peserta yang merasa kepanasan atau butuh bantuan medis selama festival berlangsung, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya banyak yang mengeluhkan gangguan pernapasan akibat pakaian yang ketat.
Baca juga:Jumlah Turis ke Indonesia Meningkat, Banyak dari Malaysia dan China
Festival ini membebankan biaya 65 Euro per orang, atau sekitar Rp1 juta.
Festival ini pertama kali dilakukan pada 1997 silam dan menjadi ajang tahunan yang kemudian menarik minat warga lokal atau wisatawan untuk berkumpul menyaksikan kapal pesiar ini lepas jangkar.
“Saya kira 90% warga melihat ini seperti pameran dan menunggunya hingga berbulan-bulan,” ujar Thomas Siegmund selaku panitia pelaksana.