Sepak Terjang Proton yang Terang lalu Meredup

pada 5 tahun lalu - by

Proton X70 (Foto: Paultan.org)


Uzone.id- Merek mobil Proton (Perusahaan Otomobil Nasional) tak bisa dipisahkan dari sosok Tun Mahathir Muhammad (94), yang pada Senin (24/2/2020) mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan Perdana Menteri Malaysia.

Bapak Modernisasi Malaysia itu yang mencetuskan ide mendirikan perusahaan perakitan otomotif dan industri manufaktur di Malaysia dengan nama Proton.

Mahathir berharap Malaysia bisa mempercepat kemampuan industrialisasi dalam mengimbangi negara-negara maju. Gayung pun bersambut, Kabinet Malaysia menyetujui Proyek Mobil Nasional pada tahun 1982.

Baca juga: Ketika Wuling dan Bali United Bersatu

Resminya, Proton didirikan pada 7 Mei 1983 dengan meluncurkan Proton Saga pada 9 Juli 1985. Negara Singapura menjadi pasar pertama Proton. Kemudian, Proton bisa produksi 10 ribu unit pada tahun 1986.

Tahun 1997, Proton Saga diproduksi 50.000 unit dan dijual hingga Bangladesh, Brunei, Selandia Baru, Malta, Sri Lanka dan Inggris.

Proton juga memulai debutnya di British International Motorshow pada 1988 dan berhasil sukses dengan meraih tiga penghargaan bergengsi untuk kualitas, coachwork dan ergonomi.

Kemudian, pada tahun 1996, Proton mencapai produksi kesejuta dan berhasil mengakuisisi saham mayoritas Lotus Group.

Berawal dari perusahaan yang terkait pemerintah, Proton akhirnya menjadi perusahaan publik setelah diambil alih DRB-HICOM Berhad tahun 2012.

Rebadget Mitsubishi Motors

Proton, yang berkantor pusat di Shah Alam, Selangor, dan pengoperasikan fasilitas tambahan di Proton City, Perak, pada awalnya merupakan rebadged mobil Mitsubishi Motors (MMC) di tahun 1980an dan 1990an.

Proton mulai bikin mobil non-badge tahun 2000 meskipun mesinnya masih pakai Mitsubishi. Hal itu menjadikan Malaysia sebagai negara ke-11 di dunia dengan kemampuan merancang mobil mulai dari awal. 

Saham mayoritas Proton awalnya dimiliki HICOM, dengan kepemilikan minoritas dipegang Mitsubishi Group. Pada 2005, Mitsubishi telah melepas saham di Proton ke Khazanah Nasional. Kemudian, pada 2012, Proton sepenuhnya diakuisisi oleh DRB-HICOM.

Baca juga: Pemerintah China Subsidi Mobil Listrik Sampai 60%, Bagaimana Indonesia?

Proton telah memiliki Lotus Cars sejak 1996. Pada Mei 2017, DRB-HICOM umumkan rencana untuk menjual 49.9 persen saham di Proton dan 51 persen saham di Lotus ke Geely Automobile Holdings.

Kesepakatan itu ditandatangani pada Juni 2017, dan sejak itu Lotus tidak lagi berada di bawah naungan Proton.

Duet Proton-Geely menghasilkan mobil SUV Proton X70 yang mengambil basis Geely Boyue alias rebadge pada 2018.

Bahkan, Proton mengirim 500 insinyur ke Geely untuk mempelajari model yang diluncurkannya itu.

Kehadiran Proton X70 tentu saja menantang keberadaan Honda CR-V, dengan harga lebih murah.

Proton di Indonesia

Jualan di Indonesia, Proton bekerja sama dengan PT. Proton Edar Indonesia (PEI) yang beroperasi sejak 2007.

Saat itu, Proton memasarkan model Gen 2, Savvy, Persona, Gen 2, Wira, Neo, Waja, Saga, Exora, Neo CPS, Saga FL, Persona Elegance, dan Exora Star, Exora Star Supreme, Exora Star Executive, Exora Bold, Exora Prime & Exora Star FL, Prevé Neo R3, Suprima S, dan terakhir Iriz.

Proton pada Juni 2014 sempat memiliki 16 outlet penjualan dan 26 outlet pelayanan yang tersebar di Indonesia. Sayangnya, penjualan Proton di Indonesia tidak berlangsung lama. Proton mengeluarkan pernyataan resmi tidak lagi menjual mobil di Indonesia pada 2019.

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak sempat membahas rencana proyek ambisius, yakni produksi mobil bersama dengan meluncurkan mobil ASEAN.

Di mana Malaysia akan mengandalkan teknologi Proton, sedangkan Indonesia mengandalkan GEA produksi PT INKA (Industri Kereta Api).

Proton lalu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan swasta asal Indonesia, PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa), yang sahamnya dimiliki Hendropriyono, pada 6 Februari 2015.

Penandatanganan MoU di Kuala Lumpur itu turut disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Jokowi menegaskan bahwa proyek itu bukan mobil nasional karena MoU dibuat oleh antar swasta.

Siap Jajah Indonesia

Pada Januari 2020, CEO Proton Li Chunrong mengutarakan bahwa Geely telah meminta Proton fokus menjual mobil di kawasan ASEAN, termasuk Thailand. Singapura dan kemungkinan kembali 'menjajah' Indonesia.

Li saat diwawancaraReuters, mengatakan bahwa Proton akan jualan mobil hingga Timur Tengah dan meningkatkan penjualan di Mesir.

Proton ingin meningkatkan jumlah ekspor mencapai 1.000 unit pada tahun 2019. Setidaknya empat kali lipat tahun ini, dan mencari 40 persen dari penjualannya berasal dari pasar luar negeri pada 2027.

Sejak meraih untung pada 2019, Li mengatakan Proton bisa mengalahkan Perodua pada 2022 nanti. Lima tahun lebih cepat dari target yang diumumkan setelah Geely berinvestasi.

Bahkan Proton mengklaim saingannya sekarang adalah Honda dan Toyota. Sedangkan Perodua bukan lagi pesaing langsung Proton.

Proton telah beralih ke sumber komponen yang lebih murah dari China, dan melepaskan banyak distributor lokal kecil.

Mereka juga telah membuat banyak vendor Malaysia bermitra dengan pemasok dari China dalam upaya memotong biaya sebesar 30 persen.

Proton juga telah memangkas gudang menjadi empat dari 16 dan menjual 1.000 dari 1.500 unit. Penghematan diperluas dengan menghentikan langganan surat kabar untuk semua eksekutif.

Steven Xu, Direktur Penjualan Internasional Proton, pernah mengatakan pada 2019 bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar otomotif di kawasan ASEAN, sehingga Indonesia penting bagi pertumbuhan Proton di masa depan.

Kalau Proton kembali 'menjajah' lagi Indonesia, kemungkinan menjual model SUV X70 yang akan menyundul pasar Honda CR-V dan Wuling Almaz.

 

VIDEO Suzuki XL7 vs Xpander Cross, 5 Perbandingan Sebelum Beli