Oxford University: Buzzer Politik Indonesia Digaji Rp 50 Juta

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Pasukan buzzerpolitikdi Indonesia mengundang perhatian peneliti dari Oxford University. Mereka memutuskan untuk meneliti perilaku buzzer politik Indonesia yang menggunakan media sosial untuk menggiring opini publik.

Sekadar informasi, buzzerpolitik biasanya digunakan oleh partai politik maupun perseorangan yang berkaitan langsung dengan politik.

Penelitian ini dilakukan oleh Samantha Bradshaw dan Philip N. Howard dengan judul “The Global Disinformation Order, 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation”. Lewat penelitian tersebut, mereka melihat persebaranbuzzerdi 70 negara yang membentuk opini, menyebarkan ide gagasan dan agenda politik.

Salah satu negara yang diteliti adalah Indonesia. Dikutip dariComproppada Jumat (04/10/2019), ditemukan bahwa kelompokbuzzerIndonesia dikendalikan oleh partai politik dan perseorangan.

“Ada organisasi ditemukan telah dikontrak politisi dan partai serta ada juga dikontrak oleh perseorangan,” kata Samantha dan Philip.

{Baca juga: Twitter Perbarui Kebijakan untuk Cegah Permainan Buzzer}

Media sosial yang mereka gunakan adalah Twitter, Instagram, Facebook dan  WhatsApp. Ada dua tipe akun yang melakukan propaganda. Pertama akun otomatis atau bot dan kedua adalah akun yang dikendalikan oleh manusia.

Secara prilaku, ditemukan 3 tipologi pesan yang disampaikan oleh para buzzerdi Tanah Air. Pertama adalah pesan dukungan terhadap pemerintah dan partai, kedua pesan berupa kritik terhadap pernyataan oposisi pemerintah, dan ketiga adalah pesan yang menggiring opini terhadap suatu isu.

“Mereka menyebarkan propaganda pro-pemerintah atau pro-partai dan menyerang oposisi atau memasang kampanye kotor,” tambah Samantha dan Philip.

Mereka menilai, pasukan ini mampu menciptakan konten misinformasi dan manipulatif serta menggunakan dukungan dari media online.

“Strategi komunikasi mereka dengan menciptakan misinformasi atau memanipulasi media dan memperkuat konten dan media online,” ucapnya.

{Baca juga: Warganet Mudah Percaya Video Hoaks di Instagram dan YouTube}

Bayaran mereka juga tidak main-main. Menurut Samantha dan Philip, buzzer Indonesia mendapatkan gaji mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 50 juta.

“Beberapa kontrak dihargai antara Rp 1 juta hingga Rp 50 juta,” tutup mereka. (NM/FHP)

Sumber:Comprop

ArtikelOxford University: Buzzer Politik Indonesia Digaji Rp 50 Jutadan berita teknologi terkini lainnya bisa Anda dapatkan diTelset.