Curhatan Pangeran Harry, Alami Panik Pasca Kepergian Diana
Pangeran Harry mengisahkan pengalaman pilunya saat ditinggal sang ibu, Putri Diana, dalam sebuah wawancara di televisi Inggris. Ia mengaku mengalami serangan panik pasca kematian ibunya. Tubuhnya terguncang seperti mesin cuci, begitu pengakuannya.
Kala itu, cucu Ratu Elizabeth itu mengaku merasa 'sakit' setiap ia berada di ruangan yang penuh orang.
"Setiap saat saya berada di ruangan manapun dengan banyak orang, seringkali saya langsung berkeringat, denyut jantung terasa meledak-ledak. Tubuh saya terguncang seperti mesin cuci," tutur Harry yang dilansir DailyMail.
"Saya berkata dalam hati,'Ya Tuhan, bawa saya keluar dari sini sekarang. Oh, tunggu dulu, saya tidak bisa keluar dari sini, aku harus menyembunyikannya saja," lanjutnya.
Menurut Harry, ini kali pertamanya ia mengakui di hadapan publik tentang masalahnya tersebut. Dia mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mentalnya pada usia 28 setelah dia menggambarkannya sebagai 'dua tahun kekacauan total'.
Pada masa itu, Harry merasa sangat panik dan tertekan hingga rasanya 'hampir meninju orang'. Begitu dia mampu meredakannya sendiri, ia mengalihkan perhatiannya pada kegiatan sosial. Bersama dengan saudaranya William dan Kate Middleton, Harry membantu membantu orang lain memerangi penyakit kesehatan mental.
"Anda bisa membantu diri sendiri dengan membantu orang lain. Ungkapan itu sangat tepat," ujarnya.
Kini sudah 20 tahun berlalu sejak terjadinya tragedi kematian sang ibu, dan Harry baru bisa mengobati lukanya. Selain kegiatan sosial, misi militernya ke Afghanistan juga ia akui cukup membantu mengobati trauma terhadap peristiwa yang terjadi saat ia berusia 12 tahun itu.
"Jika Anda kehilangan ibu Anda pada usia 12 tahun Anda harus menghadapinya. Bahkan setelah 20 tahun, 15 tahun, 17 tahun kemudian saya masih belum bisa menerimanya. Afghanistan adalah momen yang membangunkan saya untuk menghadapi rasa sakit. Berbagi cerita dan berada di antara orang-orang yang memiliki pengalaman hidup serupa," papar Harry.
Ia sangat tidak menganjurkan anak-anak muda untuk mengelola sakit mental yang dialami dengan cara yang salah. Jangan sampai anak muda justru menderita depresi, kecemasan, hingga kecanduan alkohol. Mereka harus menemukan momen dan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya, meski harus menghabiskan waktu hingga puluhan tahun seperti dirinya.
"Semua orang harus bangkit dari keterpurukan mereka dan hanya mengatakan, 'Hei, saya tidak menyerah, saya tidak dapat dikalahkan. Ayo kita maju!'," pungkasnya.
Video Trending Pilihan Redaksi
----
Terkait Dana Bansos, Mpok Sylvi Penuhi Panggilan Bareskrim Polri
Perang Berlanjut, Sukmawati Ogah Tanggapi Ajakan Mediasi Rizieq
Puasa di Bulan Ramadhan Dapat Membina Mental Manusia
Timses: Elektabiltas Ahok-Djarot Meningkat Tajam Setelah Sidang
Di Balik Rasa Pahit Pare, Ada Manfaat Luar Biasa Lho
Aktivis Bertopeng Dokumentasikan Sejarah Hongkong yang Memudar
Christian Dior, Hubungkan Emosi, Perasaan dan Memori
Duka Mendalam Para Pelayat di Salat Jenazah KH Hasyim Muzadi
Bantu Gajah Liar, Thailand Kembali Gelar Polo Gajah Piala Raja
Kisah Fathi Saat Terjebak di Garis Depan Pertempuran Mosul
Gaun 'Alat Diplomasi' Putri Diana, Dipamerkan di London
Di sini Pangeran Inggris Buka Puasa Bersama Komunitas Muslim
Ratusan Kios Pasar Senen Terbakar, Pedagang Terpukul
Menjajal Tingginya Halte CSW Koridor 13 TransJakarta
Tunadaksa Punya Kehidupan dengan Roda Tiga
#Jakarta
#Pangeran Harry
#Putri Diana
#Kerajaan Inggris
#Mental
#Info Kesehatan