'Derang Daring', Potret Internet untuk Semua Lapisan Masyarakat

pada 3 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id -Saat ini internet bukan hanya kebutuhan segelintir masyarkat saya, namun juga sudah nyaris menjadi kebutuhan dasar bagi semua pengguna. Apalagi mereka yang berada jauh di pusat kota.  

Internet tak sekadar alat bersenang-senang, nonton YouTube atau melihat timeline teman di media sosial. Tapi di tangan yang tepat Internet jadi alat produktivitas yang efektif. Bisa menjangkau banyak kalangan dan tepat sasaran. 

Seperti kisah Velin, seorang konten kreator asal Desa Reo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui channel YouTube-nya, "Ceritanya Velin", ia berhasil memikat audiens dengan menggambarkan keseharian di daerahnya, merepresentasikan suara kreator dari timur Indonesia. Cerita Vellin berhasil membantu usaha ibunya untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak. 

Velin hanya satu dari sekian banyak orang yang terbantu melalui Internet, dan hal itu dituangkan dengan cukup apik dalam film dokumenter pertama yang digarap oleh Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (APJII). 

“Film ini dibuat bekerja sama dengan sineas tanah air untuk menggambarkan perjalanan, tantangan, dan pencapaian industri internet di Indonesia,” kata Ketua Umum APJII, Muhammad Arif.

Pemerataan Internet juga menjadi salah satu agenda utama pemerintah sejak 2014 lalu, terutama untuk wilayah daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Indonesia. Secara gamblang film ini juga menunjukan pertumbuhan Internet yang cepat di berbagai pelosok Negeri. 

“Saya apresiasi APJII untuk pembuatan film ini. Semoga pesan-pesan film ini bisa tersampaikan dengan baik,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, saat ditemui Uzone.id, Jumat (30/8).

Budi mengklaim bahwa pertumbuhan Internet di Indonesia cukup tinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Bukan cuma soal penyebarannya, tapi juga soal kecepatan yang meningkat hingga 10 kali lipat.

“Berdasarkan data Ookla kecepatan Internet di Indonesia itu tahun 2014 cuma 2,5 Mbps saja, sekarang sudah mencapai 25 mbps. Ini kan sudah meningkat 10 kali lipat,” katanya. 

'Derang Daring' menampilkan kisah dari berbagai lapisan masyarakat yang kehidupannya erat bersentuhan dengan internet. Film ini memperlihatkan bagaimana internet mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang di Indonesia. 

Salah satu kisah utama dalam film ini adalah perjuangan tiga sekawan dalam mendirikan Hear Me, sebuah startup sosial yang menyediakan teknologi penerjemah dan interpretasi bahasa Indonesia untuk membantu teman-teman tuli mengakses informasi dan berkomunikasi.

Film ini juga menceritakan tentang usaha dan tekad Stenly Takarendehang untuk pulang kampung dan mengembangkan perusahaan penyedia layanan internet Sakaeng Solata, yang terletak di ujung utara Indonesia tepatnya di pulau Sangihe, perbatasan dengan Filipina. Stenly adalah salah satu anggota APJII.

'Derang Daring' juga menyuarakan suara stakeholder industri broadband seperti Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, Direktur Digital Telkom Fajrin Rasyid, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia, Sarwoto Atmosutarno, dan Direktur Cyber Crime Combat Center, Ruby Alamsyah. 

“Film ini diharapkan dapat membuka mata publik tentang pentingnya akses internet yang merata dan mendorong berbagai pihak untuk bersama-sama memajukan industri digital di Indonesia,” ungkap Fajrin.

Ia juga menambahkan bahwa ekosistem digital Indonesia punya pretensi perkembangan yang sangat cepat.Riset dari Google Temasek menyebutkan, dalam 7-8 tahun kedepan, ekonomi digital indonesia ini akan tumbuh 5 kali lipat.

'Derang Dering' dibuat oleh sineas Indonesia yakni sutradara Dodid Wijanarko dan diproduseri oleh Fauzan Zidni. Film ini rencananya akan mulai dipublikasikan di channel YouTube APJII mulai 23 September 2024. 

Film ini juga didukung oleh Telkom Indonesia sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang memiliki tanggung jawab sosial meningkatkan infrastruktur telekomunikasi Indonesia.

“Kita akan buat nonton bersama di beberapa, wilayah APJII, setelah itu baru kami publikasikan melalui channel YouTube APJII,” jelas Arif.