Dikecam Soal AntiLGBT, Scarlett Johansson Angkat Bicara

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Scarlett Johansson angkat bicara soal tanggapannya yang menuai amarah publik terkait pemilihan pemain yang dikaitkan dengan kebenaran politik (political correctness).

“Interview yang baru-baru ini dipublikasikan telah diedit untuk menarik pembaca (click bait) dan menjadi di luar konteks,” ujar Scarjo dalam sebuah pernyataan kepadaVariety.

Perlu diketahui, baru-baru ini Scarjo dikecam atas tanggapannya terkait pertanyaan tentang politik identitas (political correctness), menyusul pemilihan pemain yang kontroversial untuk film “Rub & Tug” di mana Scarjo juga dipilih untuk memainkan karakter penjahat transpria bernamaDante 'Tex' Gill.Interview ini masuk ke dalam sebuah artikel yang baru-baru ini dipublikasikan oleh majalah seni dan budayaAs If.

Baca juga: 5 Alasan Avengers 5 Gak Mungkin Digarap

“Pertanyaan yang saya jawab dalam perbincangan saya dengan seniman kontemporer, David Salle, adalah tentang konfrontasi antara politik identitas dan seni,” ujarnya menambahkan.

PemeranBlack Widowdi film waralabaAvengersini mengklarifikasi posisinya dengan mengatakan, “Saya secara pribadi merasa bahwa di dunia yang ideal, aktor manapun seharusnya bisa memainkan karakter siapapun dan seni dalam segala bentuk, harus bisa kebal terhadap politik identitas. Itulah poin yang saya maksud, meski tidak sampai pada tujuan.”

Scarjo juga berupaya meluruskan beberapa poin yang dibuat dalam interview aslinya, menekankan jika tak semua aktor bisa mendapat kesempatan yang sama seperti yang didapatkan oleh ras Kaukasia atau cisgender misalnya.

“Saya terus mendukung dan selalu mendukung perbedaan dalam setiap industri dan akan terus berjuang untuk proyek-proyek di mana semua orang bisa terlibat.”

“Sebagai aktor saya seharusnya diizinkan untuk memainkan siapapun, bahkan pohon atau hewan apapun karena itu adalah pekerjaan saya dan persyaratan dari pekerjaan saya,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, Scarjo juga pernah mengalami masalah serupa terkait pemilihan pemain yang menuai kritik, yaitu soal perannya dalam film adaptasi 2016 dari anime Jepang “Ghost in the Shell”. Banyak penggemar anime yang merasa bahwa seharusnya aktor Jepang yang bermain dalam film tersebut.