Zoltan Istvan, Cyborg Penantang Donald Trump di Pilpres 2020
Transhumanis Zoltan Istvan (Foto: Twitter @zoltan_istvan)
Uzone.id- Presiden Donald Trump punya pesaing baru di pemilihan presiden yang berlangsung tahun 2020. Penantangnya bukan manusia, namun seorang transhumanis robot manusia atau cyborg bernama Zoltan Istvan.
Zoltan mempresentasikan lelaki usia 46 tahun. Dia mungkin punya ambisi kuat seperti kebanyakan publik figur untuk mengukir sejarah.
Dia ingin bikin kematian sebagai penyakit yang bisa disembuhkan dan percaya bahwa umat manusia harus berbaur dengan teknologi.
Baca juga: Yasmin Napper, Antara Suka iPhone hingga Jadi Hacker
Zoltan akan berdiri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik yang merupakan kumpulan kaum konservatif. Untuk kedua kalinya bergabung dalam pemilihan presiden.
"Tim saya dan saya punya tujuan bikin kaum konservatif lebih terbuka tentang transhumanisme dan masa depan AS."
Saat ini, mereka adalah beberapa orang yang punya pemikiran paling tertutup di planet ini. "Namun, mereka cukup pintar dengan uang uang mereka, jadi sekarang tujuan saya bikin mereka terbuka untuk masa depan juga."
Menurutnya, ini cara yang berbeda untuk menghadapi Trump. Ini hampir seperti kita ini Kuda Troya, tapi dengan cara yang baik bahwa kedua belah pihak bisa menghargai.
Dia juga memperhatikan kesehatan Trump dan mempertanyakan mengapa presiden berusia 73 tahun itu dibawa ke rumah sakit baru-baru ini. "Kami tidak perlu percaya bahwa itu adalah pemeriksaan rutin," katanya.
Ini mungkin sesuatu yang serius, karena kunjungan ke rumah sakit tidak direncanakan.
"Yang mengatakan, saya sudah berada di pemungutan suara New Hampshire, dan saya akan menjadi tokoh publik termuda dan sehat yang konservatif dalam pemungutan suara itu."
Zoltan punya beberapa ide besar tentang cara mengubah AS. Dia ingin mengakhiri perang narkoba, menghapus pajak penghasilan, mengecilkan pemerintah menggunakan 'teknologi radikal' dan memberlakukan 'kebijakan jangka panjang yang mempertahankan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak diserbu oleh pasukan sosialis dan otoriter.
Pada dasarnya, Zoltan adalah seorang libertarian yang percaya teknologi bisa meningkatkan kebebasan jika digunakan dengan benar.
Dia menganjurkan perbatasan terbuka, ingin melihat pembentukan 'pemerintahan demokratis dunia' secara global dan percaya setiap warga negara harus diberi penghasilan dasar universal.
Baca juga: Skuter Listrik Xiaomi Himo H1 Bisa Dilipat Seukuran Kertas A3
Sebagai mantan pemimpin Partai Transhumanis AS, Zoltan adalah pendukung penuh menambah populasi transhumanis. Dia sudah menanamkan chip di tangannya dan berharap bisa meningkatkan kemampuan fisik lebih jauh seiring perkembangan teknologi.
Namun, dia khawatir Amerika kehilangan keunggulan inovatifnya dan akan diambil alih oleh China. Dia juga gugup tentang bangkitnya sosialisme dan otoriterisme, yang paling jelas diwakili oleh aktivis demokrat sayap kiri yang saat ini bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.
Zoltan menyatakan, kecepatan perubahan yang kami lihat dalam beberapa dekade terakhir tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang ada di cakrawala dengan munculnya tekologi dan ilmu baru yang radikal.
California punya perusahaan besar yang mengerjakan implan otak yang menghubungkan pikiran kita secara real time ke internet. Intelegensi buatan telah menjadi salah satu masalah militer terpenting di era sekarang.
Dan, bayi yang akan dilahirkan pun sudah didesain lewat penyuntingan genetik. Inovasi-inovasi ini adalah bagian dari bidang transhumanisme yang sedang berkembang, gerakan untuk meningkatkan tubuh manusia dan kehidupan dengan teknologi transformatif.
Zoltan mendedikasikan hidupnya untuk mempromosikan transhumanisme dengan cara yang rasional, obyektif, dan konservatif secara fiskal. Namun, tanshumasnisme dikepung. Sosialis, otoriter, dan aktivis sayap kiri menginginkannya untuk mereka sendiri.
Jika diizinkan, mereka akan mempersenjatai, melumpuhkan, dan memperbanyak transhumanisme hingga tidak ada yang mengiginkan masa depan ini karena ini benar-benar dystopian.
Untuk mencapai masa depan yang cerah dari transhumanisme, perlu kewirausahaan kapitalistik dan pendekatan langsung dari pemerintah.
Istvan mengatakan, dia tidak bisa lagi berdiri dan melihat Amerika gagal dari potensi epiknya.
Di bawah pemerintahan saat ini, teknologi perlahan diberikan untuk sosialis dan kekuatan otoriter.
Yang lebih penting daripada liberalisme berbahaya dari Lembah Silikon adalah China semakin mengungguli AS dalam sains dan teknologi.
"Sementara, Gedung Putih menawarkan populisme palsu, perang budaya palsu, dan moralitas agama regresif dalam menghadapi inovasi. China sekuler bergegas maju untuk mengklaim mantelnya sebagai pemimpin dunia secara de facto yang tidak terhindarkan.
Merancang bayi, kecerdasan buatan, dan inovasi hijau revolusioner, Tiongkok punya pegangan utama di semua pasar ini." (Metro.co.uk)
VIDEO Review Asus Zenfone 6