GM Pernah Naik Daun di Indonesia Berkat Opel Blazer

pada 5 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Opel Blazer (General Motors)

Uzone.id- General Motor (GM) pernah punya produk jagoan di Indonesia di pertengahan tahun 1990-an, yakni Opel Blazer dengan desain Sport Utility Vehicle (SUV) yang gagah dibekali mesin bensin 4 silinder 2.200 cc.

GM sengaja memakai brand Opel, anak perusahaan di Jerman, bukan Chevrolet karena nama Opel cukup populer di Indonesia yang punya varian sedan. Sebut saja Opel Optima, Opel Vectra, Opel Kapitan, Opel Rekord, dan Opel Kadett.

Masyarakat Indonesia yang memimpikan punya mobil murah bergaya jip dengan ban besar, kabin luas, ground clearance tinggi, dan mesin bertenaga badak menjatuhkan pilihannya kepada Opel Blazer.

Opel Blazer saat itu diproduksi di pabrik Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, sebetulnya punya pesaing, Nissan Terano. Namun, Opel Blazer punya kelebihan mesin sudah pakai sistem injeksi dan harga pun lebih murah.

Opel Blazer, yang diproduksi General Motors Buana Indonesia (GMBI), saat dijual pertama kali tahun 1996 di Indonesia dihargai Rp 72 juta on the road DKI Jakarta.

Baca juga: GM Setop Penjualan Chevrolet di Indonesia Akhir Maret 2020

Tentu saja, Opel Blazer mudah mencapai kejayaan untuk mobil sekelasnya karena tidak ada pesaing SUV yang dijual dengan harga setara.

Nissan Terano saja saat diluncurkan pertama kali tahun 1995 di Indonesia sudah dijual dengan harga Rp 80 juta on the road DKI Jakarta.

Opel Blazer sengaja masuk ke pasar Indonesia untuk melanjutkan Chevrolet Trooper yang tak lagi dijual pada tahun 1995.

Masyarakat Indonesia memilih Opel Blazer juga karena menawarkan interior mewah khas Eropa.

GMBI pertama kali menjual Opel Blazer di Indonesia cuma 2 model saja, Opel Blazer DOHC dan Opel Blazer DOHC LT (Luxury Touring).

Sayangnya, masa-masa kejayaan yang tengah diraih Opel Blazer mendadak terkoyak gara-gara Indonesia diterpa krisis moneter. Saat itu di bulan Juni Juni 1997, tiba-tiba rupiah babak belur sama dolar Amerika Serikat.

Awalnya harga per dolar cuma Rp 2.380 jadi menanjak sangat tajam menyentuh Rp 17.000 per dolar AS pada 22 Januari 1998 (sumber detik.com).

Komponen mobil yang sebagian besar masih impor tentu saja harganya jadi melambung tinggi. Apalagi pembelian menggunakan dolar AS.

Kejatuhan Opel Blazer dimulai dari situ. Sebetulnya, mobil-mobil lain pun punya nasib yang sama karena daya beli masyarakat Indonesia yang terpuruk.

VIDEO Review Toyota Calya Facelift

Untuk menyesuaikan daya beli, Opel Blazer menghadirkan versi Montera yang menyematkan material lebih murah namun punya bangku tiga baris. Mesinnya pun SOHC dan fitur pun dibuat minimalis demi menekan harga.


Tetap saja penjualan Opel Blazer tetap tak memuaskan. Seraya tak ingin menyerah begitu saja, GM kembali meluncurkan generasi ketiga Blazer di Indonesia pada tahun 2002. Namun memakai brand Chevrolet, bukan Opel lagi.

Meskipun sudah pakai konsep American Style, respon pasar ternyata tak seantusias ketika menyambut Opel Blazer pada awal peluncuran tahun 1996. Chevrolet Blazer pun dihentikan penjualannya pada tahun 2005.

Brand 'kupu-kupu' itu pun mencoba peruntungannya lagi dengan menghadirkan Trailblazer yang dirilis pertama kali di Indonesia pada Februari 2017.

Trailblazer yang diimpor dari Thailand memiliki mesin diesel 2.5L dihargai Rp 430 juta (tipe LT) dan Rp 455 juta (tipe LTZ) on the road Jakarta.

Di pasar otomotif Indonesia, GM akhirnya gak kuat menahan gempuran mobil-mobil Jepang ditambah sekarang mobil asal Tiongkok yang ternyata punya kualitas yang baik disertai harga ramah di kantong.

Pada Senin (28/10/2019), Presiden GM Asia Tenggara Hector Villarreal, merilis pengumuman resmi bahwa GM tak akan menjual lagi Chevrolet pada akhir Maret 2020.

"Keputusan sulit ini konsisten dengan strategi global GM untuk tetap berfokus pada pasar yang memiliki jalur yang jelas untuk mencapai keuntungan yang berkesinambungan," kata Hector Villarreal dalam siaran persnya.