HedonJutaan Rupiah Makan di Resto Mewah, Faedahnya Apa?

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id - Saat berkunjung ke restoranfine dining, kamu mungkingakbakal melihat banyak orang berpakaian formal, seperti laki-laki memakai setelan jas atau perempuan mengenakan gaun.

Kini, restoranfine diningmungkin lebih ramai dengan orang-orang berpakaian kasual, semacamjeansdant-shirt. Tren makan di restoran fine dining memang telah berubah. Tapi itu bukan sesuatu yang negatif.

Demikian menurut pernyataan Des Gunewardena, CEO danchairman di D&D London (grup restoran mewah, bar, dan hotel yang berpusat di London) kepada Business Insider Singapore.

Baca juga:4 Rekomendasi Pantai Kece di Maluku

Des adalah orang yang bertanggung jawab terhadap lebih dari 40 restoran di seluruh dunia, yang kerap dikunjungi selebritas dan keluarga kerajaan selama bertahun-tahun. Mengutip Business Insider Singapore, ia telah berkarier selama hampir 13 tahun di D&D London dan telah melihat evolusi terkait fine dining.

Ya, mengutipWebstaurantstore.com, restoranfine diningadalah restoran yang menawarkan pelayanan berkelas dan menampilkan menu makanan unik dan mahal. Para staf di restoran fine dining juga mengenakan pakaian elegan dan sangat memperhatikan sopan santun.

Ada banyak orang yang bersedia membayar mahal untuk menyantap makanan di restoran mewah, termasuk generasi milenial. Dan menurut Des, ada tiga hal pula yang dicari pelanggan masa kini saat mereka berkunjung ke fine dining.

Baca juga: Oa dan Rako, Dua Pantai Cantik di Flores Timur

“Semua orang menginginkan hal yang tidak resmi, dan mereka ingin bersenang-senang ketika makan di luar. Banyak pula pelanggan yang memesan wineberkualitas sangat bagus dan mereka adalah pekerja di bidang teknologi yang memakai jeans dan t-shirts,” ujar Des.

Lebih lanjut, Des mengatakan, "Mereka gak mau merasa seolah-olahfine diningmerupakan tempat yang mengintimidasi. Orang lebih senang dengan ketidakformalan dan semua hal berjalan santai." 

Orang jugagakmau tahu soal latar belakang petani dalam memproses sebuah makanan. Menurut Des, pelanggan sekarang tidak mau digurui. “Mereka hanya ingin diyakinkan bahwa dagingnya berkualitas bagus.”

Baca juga: The Canopi Bintan, Glamping di Kepulauan Riau

Mereka pungaktertarik pada seberapa pintar koki menyajikan makanan. “Orang-orang tidak ke restoran untuk mengagumi kehebatan chef,” kata Des.

“Mereka datang untuk merasakan makanan enak yang berasal dari tempat yang benar dan sering kali merupakan hidangan sederhana yang diolah dengan sedikit berbeda. Apa yang mereka suka adalag sepotong ikan atau daging yang enak, bukan seberapa pintar chef meraciknya,” ujar Des.

Jadi, orang tidak lagi fokus pada kemewahan dengan memakai pakaian menawan ke fine dining. Tapi mereka datang untuk memakan dan meminum hidangan berkualitas. “Orang akan datang ke restoran dengan memakai jeans dan menghabiskan 500 USD (sekitar Rp 7 juta) untuk sebotol wine dan memakan steak,” ujar Des.