Resensi Film: 'Mortal Engines' Suguhkan Fantasi Gila
Hera Hilmar berperan sebagai Hester Shaw di film 'Mortal Engines' (Foto: YouTube)
Uzone.id- Menonton film 'Mortal Engines' mirip-mirip lah sama 'Mad Max' yang membawa fantasi kita ke level yang lebih tinggi.
Penonton dimanjakan oleh ide-ide segar dari cerita film yang mengangkat dari novel karangan Philip Reeve.
Bayangkan ada sebuah kota bernama London, namun bukan kawasan ibu kota Inggris yang sekarang. Setelah bumi hancur diakibatkan perang nuklir selama '60 menit' antara China dan Amerika Serikat, penduduk bumi sudah tak tinggal di atas tanah lagi.
Mereka membangun kota di atas roda bermesin untuk membangun kembali peradaban.
Banyaknya kota-kota yang muncul di bumi, membuat mereka saling bersaing dan saling memangsa. Namun, kota London paling kuat karena didukung dengan mesin raksasa lengkap dengan persenjataan canggih.
Baca juga:Iwan Fals Bawakan Lagu-lagu yang Tak Masuk Dapur Rekaman dalam e-Concert
Dalam kota London juga diperlihatkan museum yang memajang perlengkapan manusia di mana iPad begitu popupler sebelum kehancuran terjadi. Setelah bumi hancur alat canggih itu berubah jadi benda purbakala. Seperti batu-batu prasasti yang dipajang di Museum Nasional Jakarta.
Film yang menceritakan bumi dalam kondisi hancur juga terdapat dalam film 'I Am Legend', 'Terminator 2', 'After Earth', 'The Book of Eli'.
Kembali ke 'Mortal Engines', London menjadi kota predator yang memangsa kota-kota kecil, yang juga dalam rupa kendaraan beroda.
Film arahan sutradara Christian Rivers ini mengisahkan petualangan pasca-apokaliptik di mana bumi jadi gersang akibat nuklir.
Awalan film kita akan disuguhkan adegan menegangkan ketika London mengejar kota yang jauh lebih kecil. Setelah melumat dengan mudah, London yang dipimpin oleh Thaddeus Valentine (Hugo Weaving) mengajak penduduk yang ditaklukan untuk bergabung dengannya.
Tak disangka, ternyata salah satu kota yang ditaklukkan oleh London terdapat tokoh perempuan bernama Hester Shaw (Hera Hilmar), yang memang sudah berencana membunuh Valentine karena dendam masa lalu.
Mirip dengan era kolonial, di mana Inggris dengan mudah menjajah negara-negara di dunia berkat teknologi persenjataan yang canggih. Penduduk yang ditaklukkan pun dimanfaatkan demi kepentingan Inggris. Namun, bukan berarti tak ada penindasan di sana.
Film ini juga memanjakan penonton dengan CGI yang dibuat begitu apik. Wajar saja, di posisi produser ada nama Zane Weiner, Fran Walsh dan Peter Jackson. Mereka berhasil mengantarkan film trilogi 'Lord Of The Rings' dan 'The Hobbits' menjadi film box office.
Tentu saja, film ini layak masuk dalam rencana liburan Anda sekeluarga di penghujung tahun 2018.
Bintang lainnya yang terlibat ada Robert Sheehan , Jihae, Ronan Raftery, Leila George, Patrick Malahide, dan Stephen Lang.
Film yang menghabiskan anggaran USD100 juta ini tayang secara resmi di Indonesia sejak 5 Desember 2018. Di Amerika Serikat baru mulai tayang pada 14 Desember.