Komdigi ‘Tagih’ Yandex dan Microsoft untuk Investasi di Indonesia

pada 1 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id— Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid terus mendorong raksasa teknologi mancanegara untuk menanam modal di Indonesia. Terbaru, Meutya bertemu dua perusahaan teknologi Yandex dan Microsoft untuk membicarakan rencana berinvestasi di Indonesia.

Dua perusahaan global tersebut tengah menunjukkan ketertarikannya untuk mengembangkan ekosistem Artificial Intelligence (AI) di Indonesia yang saat ini berpotensi berkembang pesat tanah air.

“Artificial Intelligence berkembang sangat cepat di dunia. Peran AI bagi manusia pun terus meningkat di berbagai sektor. Kami mengapresiasi minat Yandex Group dan Microsoft untuk menanamkan investasi di Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Kamis (07/11). 

 

 

Yandex yang merupakan mesin pencari seperti Google berniat untuk memperluas layanannya di Indonesia dengan meningkatkan investasi mereka di Indonesia.

“Potensi ekonomi kecerdasan buatan di Indonesia di tahun 2030 sangat signifikan, PDB Indonesia bisa meningkat 12 persen atau USD366 Miliar. Untuk itu, kami mendukung rencana dari Yandex untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” kata  Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria.

Sementara itu, saat bertemu dengan Maciej Surowiec dari Microsoft, Meutya ‘menagih’ komitmen CEO Microsoft Satya Nadella saat berkunjung ke Indonesia pada bulan April 2024 untuk berinvestasi di Indonesia.

 

 

“Komitmen Microsoft kami harapkan mampu memberi nilai tambah, terutama dalam memberdayakan masyarakat melalui teknologi AI, mendukung pengembangan organisasi publik, pemberdayaan masyarakat, serta menjaga keamanan informasi,” kata Meutya.

Selain mendorong dua perusahaan tersebut, Komdigi juga tengah mendorong 19 perusahaan Australia untuk berinvestasi bidang teknologi di Indonesia sebagai bentuk kerjasama dua negara untuk 4 tahun kedepan dari 2025 hingga 2029 mendatang.

Menkomdigi juga menekankan arti penting penguatan kerja sama keamanan siber. Apalagi kedua negara saat ini menghadapi tantangan yang hampir sama dalam mengimplementasikan inisiatif pemerintahan digital.