Marissa Haque Luncurkan Buku ‘Jawa dan Halal di Thailand’

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Marissa Haque bersama tiga penulis lainnya, Jaorana Amiruddin, Maya Dania, dan Reni Juwitasari telah meluncurkan buku berjudul 'Jawa dan Halal di Thailand' pada Senin (26/2/2017) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat.

‘Jawa dan Halal di Thailand’ adalah buku hasil riset yang menceritakan pengaruh budaya Jawa dan masjid Jawa di Shatorn, Bangkok.

Masjid itu telah melahirkan intelektual muslim dunia sekaligus tokoh penggerak halal di Thailand, yaitu Winai Dahlan, yang tak lain cucu pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.

Artis senior yang akrab disapa Icha itu membuat buku tersebut berawal ketika dirinya berada di Thailand dalam mengejar gelar professor, lalu ada yang menawarkan dirinya untuk berkunjung ke masjid Jawa.

“Itu pencetus awalnya,” kata Marissa kepadaUzone.id.

1. Kolaborasi NU dan Muhammadiyah

Marissa sempat pulang ke Indonesia kemudian berkunjung ke Thailand lagi untuk eksplorasi awal. Untuk kunjungan berikutnya, Marissa ditemani oleh Jaorana Amiruddin atau Rana.

Ibu dua anak ini belajar cara orang-orang Muhammadiyah mendidik keluarganya sehingga akhirnya jadi penggerak utama halal.

Apa yang didapat Marissa ternyata lebih mewah dari itu. Akumulasi dua gaya Islam NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah membuat orang Jawa di Thailand jadi hebat.

“Materialnya mesjidnya orang NU tapi manusianya secara kualitas adalah dari Muhammadiyah, dan dari perkawinan dua itu lahirlah tokoh yang menjadi penggerak utama dan dia (Winai Dahlan) masuk dari 500 orang Muslim terbaik dunia dan penggerak halal di Thailand,” tutur Marissa yang juga mengaku butuh 1 tahun untuk menyelesaikan buku ini.

2. 'Jawa dan Halal di Thailand' memuat tiga nilai yang berharga

Menurutnya, kenapa Jawa menjadi variabel yang signifikan penting? Karana nilai Jawa membuat mereka menjadi pendakwah Islam yang bisa diterima.

“Nah, tiga value yang diutarakan dalam buku itu yang pertama adalah tajam tanpa melukai. Yang kedua berlari tanpa mendahului, yang ketiga adalah mengajari tanpa menggurui. Jadi orang merasa nyaman dan kemudian basisnya adalah sience and technology. Jadi konfergensi the confergence of science and technology terus base-nya adalah quran dan hadist,” urai istri dari penyanyi Ikang Fawzi ini.