Orang Indonesia Makin Candu Uang Elektronik,Top UpMinimal Rp 153 Ribu

pada 5 tahun lalu - by

Ilustrasi. (Foto: Birgitta Ajeng/Uzone.id)

Uzone.id- Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap uang elektronik tampaknya makin meningkat.

Buktinya,Head of Product Marketing IT and Mobile Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant mengatakan bahwa berdasarkan riset Kadence Indonesia di 2019, 57% pengguna smartphone mempunyai uang elektronik, baik dalam aplikasi(apps-based)maupun di dalam kartu fisik(card based).

Baca juga:Bukan Blokir Internet, ini Hal yang Bikin Rudiantara Senang Selama 5 Tahun Menjabat

“Nah, 89% dari yang menggunakan aplikasi uang elektronik tadi dismartphone-nya itu menggunakan uang elektronik yangapplication based, seperti teman-teman tahu, ada uang elektronik yang berbasis kartu dan aplikasi,” ujar Denny dalam peluncuran Samsung Pay di Jakarta, Kamis (10/10).

Lalu, 20% dari mereka punya aplikasi uang elektronik lebih dari satu. Denny mengatakan, “Saya yakin sama juga dengan semua rekan-rekan di sini, kita punya aplikasi uang elektronik lebih dari satu.”

Baca juga:Rudiantara Harap Ada 5 Startup Unicorn Baru di 2020

Lebih dari itu, data mengungkapkan bahwa rata-rata orang menggunakan uang elektronik selama 5,9 sampai 9,2 bulan.

“Dan dari yang sembilan bulan itu, mereka top-up sekitar dua sampai tiga kali dalam sebulan,” ungkap Denny.

Baca juga:Samsung Pay Resmi Bisa Digunakan di Indonesia, Tapi...

Menariknya, rata-rata nominal top up mereka adalah Rp 153 ribu sampai Rp 186 ribu.

“Jadi angka-angka ini setidaknya menggambarkan bahwa aplikasi uang elektronik ini sudah banyak diterima di masyarakat dan sudah menjadi bagian integral dari gaya hidup kita,” ungkap Denny.