Pengalaman Tak Terlupakan Bersama Imam Masjid Al-Aqsa

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Tak cuma melaksanakan Sholat Subuh, salah satu yang menarik saat di Masjid Al-Aqsa adalah bisa bertemu dengan Syeikh Yusuf Abu Sneina.

Dia adalah Imam Masjid Al-aqsa. Untuk menemuinya tak terlalu mudah. Kami bahkan cukup lama menunggu di pelataran masjid, sampai akhirnya bisa bertemu.

Saat berhasil bertemu, Syeikh Yusuf menyambut ramah dengan menggunakan Bahasa Inggris yang sempurna.

Dengan postur yang tinggi besar, kulit putih, berjubah hitam panjang bermotif kuning emas, keffiyeh putih bermotif hitam, Sang Imam Besar pemilik wajah berwibawa ini dengan sabar dan tersenyum menyalami kami satu persatu.

Begitu erat jabat tangan beliau, memberikan kesan seolah-olah kami adalah sahabat lama yang sudah lama tidak berjumpa.

Sambil berkenalan Syeik Yusuf langsung mengajak kami untuk berjalan bersama, sambil menunjuk arah kantor beliau yang berada cukup jauh dari bangunan utama masjid.

Seperti diketahui bersama, Bangsa Palestina pernah dijajah oleh Inggris pada masa kolonial, sehingga bahasa Inggris menjadi bahasa kedua yang dikuasai oleh penduduk Palestina setelah bahasa Arab.

Kemudian paska perang enam hari tahun 1967 secara alamiah penduduk Palestina juga dapat berbahasa Ibrani.



Tidak heran turis yang tidak bisa berbahasa arab pun, akan nyaman berada di negeri Palestina, karena penduduknya dapat berinteraksi dengan baik menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris.

Sambil berjalan bersama menuju kantor Masjidil Aqsa yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid kubah hitam tempat dilaksanakannya sholat shubuh tadi, Imam Besar yang sudah berusia 59 tahun ini menjelaskan, kompleks Masjidil Aqsa memiliki seluas 144.000 meter persegi, yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik

Di dalam kompleks terdapat beberapa masjid, termasuk Masjid Marwan yang lokasinya berada di bawah tanah, tepat dibawah jalan setapak yang sedang dilewati ini.

Sarjana Hadist lulusan Univesitas Madinah ini juga menerangkan definisi Masjidil Aqsa yang sering salah persepsikan orang kebanyakan, bahwa Masjidil Aqsa itu tidak spesifik menunjuk kepada 1 atau 2 masjid saja seperti Dome of The Rock, Masjid Kubah Hitam, atau Masjid Marwan, tetapi semua bangunan dan tanah yang berada didalam area kompleks yang dikelilingi oleh tembok tinggi ini seluruhnya dinamakan area Masjidil Aqsa.

Beliau menambahkan kalau Masjidil Aqsa pernah dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman dari Turki selama 500 tahun, bisa dibayangkan jarak Konstantinopel ke Masjidil Aqsa sejauh 1.220 kilometer, betapa luas kekuasaan Kekaisaran Ottoman.

Sekarang Masjidil Aqsa dikuasai penuh oleh otoritas Palestina.

Tidak ketinggalan disampaikan pula usia pohon zaitun yang bertebaran di dalam kompleks area Masjidil Aqsa ini rata-rata sudah berumur 150 tahun dan masih berbuah sampai dengan saat ini.

Pemilik gelar Master dari Universitas Al Quds Ash-Syarif Jerusalem ini juga menunjukan rasa gembira, karena jemaah yang melaksanakan sholat fajr (shubuh) berjamaah di Masjidil Aqsa jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan orang, dimana jauh sekali jika dibandingkan pada saat beliau bertugas pertama kali 26 tahun yang lalu, dimana jemaah sholat fajr hanya diikuti oleh puluhan orang saja.

Imam Besar yang ramah ini juga menunjukan lokasi pelataran batu yang datar seluas lapangan basket, posisinya berada di sebelah kiri arah jalan menuju kantor Masjid Al Aqsa, tempat Sang Buraq pernah parkir menunggu Nabi Muhammad SAW yang akan melakukan Mi’raj ke langit ke tujuh menghadap Allah SWT. Menurut kisah dari Anas bin Malik (ra).

“Nabi mengatakan bawah binatang ini berwana putih dan panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari kuda, kakinya dapat melangkah sepanjang mata memandang,” ujarnya.

“Ada yang mengatakan badannya bersih dan mengkilat karena diciptakan dari cahaya, yang dapat melesat seperti kilat (barq),” tambahnya.

Setelah itu ditunjukan pula lokasi Golden Gate area, yang berada di sebelah kanan arah jalan menuju kantor Masjid Al Aqsa, bentuknya seperti bangunan candi bersusun berbentuk kotak dengan banyak ukiran diluarnya, yang dikelilingi oleh pagar besi, konon area ini dipercaya akan menjadi tempat turunnya Nabi Isa (as) yang kedua ke dunia ini, untuk membantu Al Mahdi memerangi Al Dajjal pada perang akhir jaman nanti.


Kemudian diceritakan setelah peperangan akhir jaman berakhir dan tiba waktunya Nabi Isa (as) meninggal dunia, maka umat Muslim pada masa itu, dipercaya akan memakamkan Nabi Isa (as) di kota Madinah, lokasinya di tanah sebelah Makam Nabi Muhammad SAW dan Sahabat Abu Bakar (ra) di Masjid Nabawi.

 Konon disana masih ada satu lagi tempat kosong, yang telah disiapkan sebagai tempat peristirahatan terakhir Nabi Isa (as) pada akhir zaman.

Sampailah kita di kantor Masjid Al Aqsa, kami diajak memasuki ruangan kerja beliau, bangunannya tidak bertingkat, dari luar terlihat hanya ada pintu tanpa jendela, bentuknya seperti bunker kecil yang berdinding tebal, ada kerangkeng besi pengaman sebelum pintu masuk, pintu masuk utama ukurannya kecil, hanya bisa dimasuki oleh 1 orang saja secara bergantian.

Bangunan yang dijadikan kantor ini, memiliki bahan yang serupa dengan benteng dan tembok kota tua Jerusalem pada umumnya, dinding dan lantai disusun dari batu seperti dibangun pada jaman pertengahan. Luasnya sekitar 10 x 10 meter saja, namun terlihat sesak, karena ruangan dibagi terdapat dua pilar penopang  ditengah-tengah ruangan yang berukuran cukup besar.

Posisi ruang kerja berikut Perpustakaan kecil berada di bagian kiri, dan ruang membaca yang menyerupai sebuah kelas belajar berada di sebelah kanan.

Suasana di dalam ruangan dan cara membagi fungsi ruangan kerja yang hanya disekat lemari dan kain, membuat hati ini tercekat dan terharu, betapa sederhananya ruang kerja Imam Besar Masjidil Al Aqsa yang sudah 26 tahun memimpin masjid yang sangat legendaris ini.

Selama berada di dalam bungker kami masih menyimak beberapa kisah dan nasihat dari beliau, sampai akhirnya tiba waktu untuk berpisah, sebelum meninggalkan tempat, kita melakukan doa bersama yang dipimpin oleh Syeikh Yusuf, dan tidak lupa kami melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan telah mengunjungi kantor Masjid Al Aqsa dan bersilahturahmi dengan Sang Imam Besar Masjidil Aqsa.