Wisata Pemacu Adrenalin Kelas Dunia di Purwakarta
Wisata yang langsung bersentuhan dengan alam dan memacu adrenalin, saat ini memang sedang digandrungi oleh banyak masyarakat Indonesia, terutama anak muda dan pecinta petualangan.
Purwakarta memiliki tempat wisata tersebut, yaitu di Gunung Parang. Jaraknya kurang dari 30 km dari pusat perkotaan Purwakarta.
Gunung yang diperkirakan ketinggiannya mencapai 980 mdpl (meter di atas permukaan laut), menyajikan via ferrata yang di peruntukan bagi para wisatawan memanjat gunung batu tersebut. Via ferrata adalah jalur pendakian yang menggunakan kabel/kawat baja yang membentang di sepanjang rute.
Salah satu operator tempat wisata yang berada di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Aldi mengatakan via ferrata yang disediakan memiliki beragam tingkat ketinggian.
"Ada yang 250 meter, 300 meter dan puncaknya sampe 900 meter. Tapi kebanyakan wisatawan sampe ketinggian 250 dan 300 meter, dengan waktu tempuh kurang lebih tiga jam," ucap Aldi di tempat wisata Gunung Parang, Purwakarta, Senin (24/4).
Ia menyebutkan tidak semua pengunjung memilih sampai puncak, yang memakan waktu lima hingga enam jam perjalanan. Dengan cuaca yang sangat diperhatikan dan ketinggian yang cukup jauh, para pengunjung perlu menyiapkan energi ekstra agar bisa mencapai puncak.
"Disarankan sih dari pagi kalau mau ke puncak dan pendakian dibatasi juga sampai jam 14.00. Lihat cuaca juga, kalau memungkinkan bisa sampai jam 15.00. Kalau yang sampai 900 meter, masih bisa dihitung jari. Kadang dalam sebulan atau dua bulan, belum tentu ada," tambahnya.
Salah seorang pengunjung yang ditemui Arah.com, yang juga sebagai Ikon Petualang Alam Liar, Cahyo Alkantana yang datang bersama dua anaknya David Alkantana (14) dan Carole Alkantana (11), menyebutkan via ferrata yang ada di Gunung Parang, tidak kalah dari yang dimiliki Gunung Kinabalu, Malaysia.
"Gunung Parang kalau di dunia rock climbing adalah seperti Cartenz (Papua) lah. Menurut saya pas sekali ya, karena dindingnya cukup representatif dengan kondisi batuan andesit. Ini pas sekali batuannya kokoh, tidak banyak rock fall, dan dari tingkat adventure-nya sangat sangat sangat sangat adventure," ungkap Cahyo.
Ia menjelaskan bahwa via ferrata telah dikembangkan di beberapa negara di dunia. Salah satunya di Gunung Alpen, Swiss, serta negara-negara Eropa lainnya.
"Pengalamannya cukup bagus. Kalau saya lihat dengan Kinabalu, Kinabalu itu susah akses menuju ke start via ferrata-nya, harus manjat dulu. Ini tinggal parkir jalan 10 menit kamu bisa manjat, istimewanya di sini," katanya.
Tidak hanya untuk pendakian via ferrata, di tempat wisata Badega Gunung Parang ini para petualang juga bisa menjajal stone climbing. Namun demikian banyak pula pengunjung yang sekadar berswafoto atau piknik bersama keluarga, dengan latar belakang gunung batu yang indah.
Cahyo yang telah memacu adrenalin dengan berpetualang keliling dunia ini menilai wisata Gunung Parang dapat semakin maju, asalkan dikelola dengan manajemen yang baik dan profesional.
"Harus ada beberapa pendekatan-pendekatan, seperti masalah safety mulai dari peralatannya, operatornya, guidenya juga harus bersertifikat. Kemudian punya potensi bekerja dia sebagai seorang guide via ferrata. Tidak bisa sembarangan, bukan berarti hanya bisa memanjat saja," paparnya.
Via ferrata diprediksi akan menjadi tujuan wisata sekaligus olahraga yang akan banyak digandrungi di masa depan. Cahyo pun berharap seluruh pihak akan bahu membahu untuk memajukan wisata Gunung Parang.
"Makanya yang urgent adalah ini (via ferrata Gunung Parang) di bawah asosiasi apa dulu, sehingga asosiasi ini harus menaungi. Kalau tidak nanti akan terjadi pembiaran, nanti contohnya akan seperti gua Pindul. Akan banyak operator akan banyak ini itu, safety akan diabaikan dan lain-lain," pungkasnya.
Menko Luhut Puji Teknologi Museum di Bale Panyawangan Purwakarta
Siap Lawan 'Palu Arit' di Indonesia, Rizieq: Ini Perjuangan Saya!
Terkait Dana Bansos, Mpok Sylvi Penuhi Panggilan Bareskrim Polri
Fatwa Dikriminalisasi, MUI Seperti Akan Dilenyapkan?
Sylvi Diperiksa Bareskrim, #SuperSylvi Curi Perhatian Netizen
Seniman Mural Melukis Anak-anak Terinspirasi Ucapan Pahlawan Kuba
Dianggap 'Pemujaan Setan' Comic Con Pertama di Arab Saudi Digelar
Duka Tuk Sang Raja Pemersatu, Pecinta Fotografi dan Musik Jazz
Ini Patung Aneh Berusia 7000 Tahun yang Bikin Bingung Arkeolog
'Siri Wale' Ritual Merawat Laut di Pulau Tomia
Ratusan Kios Pasar Senen Terbakar, Pedagang Terpukul