10 Tren AI yang Bakal Populer di 2030, Ada ‘Kembaran’ Manusia?

pada 6 bulan lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.idGak bisa dipungkiri kalau teknologi AI saat ini jadi yang paling banyak digandrungi. Mulai dari anak sekolahan hingga orang kantoran pun kini mulai akrab dengan teknologi satu ini.

Dari tahun ke tahun, AI memang berkembang sangat pesat dan makin canggih. Bahkan ada beberapa mengenai tren AI untuk 5 tahun ke depan.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Ericsson berjudul  Ericsson ConsumerLab yang berjudul 10 Hot Consumer Trends 2030s, ada sekitar 10 tren AI yang diperkirakan akan populer pada tahun 2030 nanti.

 

 

Beberapa diantaranya adalah teknologi kloning, simulasi masa depan hingga operasi kecantikan yang digerakkan oleh AI, agak serem ya? Tapi memang perkiraan ini tidak datang sembarang, AI Kini semakin cerdas bahkan semakin mirip dengan bahasa natural manusia.

Setidaknya ada 10 tren AI yang dikabarkan akan populer pada tahun 2030 nanti menurut Ericsson, berikut diantaranya.

Artificial Shoppers

Asisten pribadi  dengan dukungan AI akan menjadi tren baru. 80 persen dari responden percaya bahwa setiap orang akan memiliki asisten digital pribadi yang memberikan saran untuk semua kebutuhan belanja dan menyatakan bahwa ini akan memberikan dampak positif.

Fashion Generatif

Menurut 6 dari 10 responden, di tahun 2030-an manusia akan menjalani operasi plastik untuk mendapatkan standar kecantikan yang idenya dihasilkan oleh AI.

Skenario Makhluk Hidup

Film yang dibuat secara generatif akan menampilkan teman kloningan AI, 68 persen masyarakat percaya kalau kemampuan mengkloning AI akan menjadi salah satu bagian dariplotmereka.

Kembaran Digital Manusia

Salah satu kehadiran AI adalah untuk mengurangi ketidakpastian, hal ini bisa dilakukan dengan cara mensimulasikan sesuatu lebih dulu dengan AI sebelum benar-benar dilakukan oleh penggunanya. AI ini bisa dipersonalisasi dengan karakter yang mirip dengan penggunanya.

Oleh karena itu, 50 persen orang percaya bahwa orang akan mensimulasikan pernikahan mereka untuk perubahan atau perceraian di masa depan.

Babysitter AI

Pengasuhan anak dengan bantuan AI disebut akan meringankan beban orang tua, tapi sayangnya ada kekhawatiran dimana AI ini bisa menghilangkan empati manusia masih besar.

74 persen berpikir bahwa asisten AI dalam pengasuhan anak akan meningkatkan kemampuan teknis anak dan akan menjadi tren di kemudian hari. Namun yang pasti, pengguna harus paham ini akan  mengurangi kecerdasan kreatif dan emosional mereka.

Diperintah oleh AI

Teknologi AI yang digunakan secara publik dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, namun kemungkinan lain yang akan dihadapi adalah manusia yang lebih percaya pada AI dan mengikuti semua perintah mereka.

 

 

Dalam survei ini, sebanyak 72 persen orang percaya bahwa teknologi AI milik perusahaan-perusahaan tersebut akan lebih unggul dan secara tak langsung memerintah karyawan.

Membantu Mencari Kerja

AI dapat meningkatkan performa kerja kalian, tapi juga menghilangkan makna dari pekerjaan itu sendiri, 67 persen percaya bahwa AI akan diperlukan untuk mendapatkan posisi pekerjaa yang baik.

Ketidakteraturan Regulasi

Regulasi atau kebebasan digital, masa depan konsumen akan bergantung pada siapa yang mengendalikan datanya. Sebanyak 75 persen meyakini bahwa regulasi baru akan membuat warga untuk tidak ikut serta dalam pengendalian data mereka sendiri.

AI Berkembang Tanpa Kendali

AI yang lebih saling terhubung dapat mulai mengembangkan agenda mereka sendiri, 59 persen berpikir bahwa hidup berdampingan dengan AI di masa depan bisa menjadi sulit.

Menjadi Key Keepers

7 dari 10 orang orang mengatakan bahwa tidak lagi perlu mengklik tombol, menggesekkan kartu identitas, atau mengingat login karena AI akan menanganinya. Mereka akan meminta AI untuk mengingat password atau data penting di data kalian dan masalah soal ‘kunci’ ini pun selesai terpecahkan.

 

 

Terlepas dari tren-tren ini, temuan lain dari laporan ini adalah 80 persen konsumen percaya bahwa mereka bisa menggunakan simulasi AI pada tahun 2030-an untuk mengambil keputusan yang mengubah hidup mereka, seperti membeli rumah atau saham, hingga untuk membuat perubahan gaya hidup berdasarkan simulasi kesehatan.

Meskipun AI semakin menyerap ke dalam kehidupan masyarakat nantinya, namun sekitar 64 persen dari pengguna AI percaya bahwa mereka akan tetap memegang kendali penuh atas AI dalam kehidupan mereka sendiri pada tahun 2030.