14 Ekor Kukang Selamat Dari Perdagangan Liar

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Ciamis yang bekerjasama dengan Kepolisian Resor (Polres) Tasikmalaya berhasil menyelamatkan 14 ekor Kukang. Satwa yang aktif dimalam hari (nokturnal) tersebut diamankan dari seorang bandar di wilayah Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

Selain mengamankan kukang yang terdiri dari 11 kukang dewasa, 1 anak kukang dan 1 bayi kukang tersebut, petugas juga mengamakan dua ekor burung jenis alap-alap tikus dan alap-alap sapi. Saat ini, Senin, 10 April 2017 seluruh binatang yang masuk dalam kategori dilindungi, masih diamankan di BKSDA Wilayah Ciamis.

Saat diamankan pada hari Minggu, 9 April 2017, kondisi kukang sangat memerihatinkan. Mereka ditemukan berada di dalam kandang yang sempit. Akibatnya beberapa yang terluka. Satwa tersebut diperkirakan untuk memenuhi pesanan yang biasanya dilakukan melalui online.

Untuk mengetahui kondisi kukang yang berhasil diselamatkan dari perdagangan liar tersebut, dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan dari Yayasan Internasional Animal Rescue (IAR) Indonesia, Nur Purba Priambada. Selain dilakukan pemeriksaan kesehatan tersebut sekaligus juga didokumentasi.

"Kondisi kesehatannya ada yang diare dan luka-luka. Pemeriksaan gigi, terutama gigi taringnya masih lengkap, kemungkinan ditangkap belum lama. Sedangkan yang masih bayi, sementara dipisahkan untuk pemulihan karena kondisinya tampak kurang nutrisi," ungkap Purba.

Dia mengatakan kukang tersebut perlu segera direhabilitasi sebelum dilepasliarkan. Alasannya karena semakin lama berada ditengah manusia atau dipelihra, maka proses pengembalian ke alam liar semakin sulit.
"Saya lihat kondisinya masih liar, sehingga waktu untuk pemulihan dan pengembalian ke alam liar dapat lebih cepat," tuturnya.

Nur Purba menambahkan masih adanya pemburu kukang erat kaitannya dengan masih adanya permintaan. Dengan demikian, untuk memutus rantainya, tidak hanya memberikan pembinaan terhadap pemburu, akan tetapi juga masyarakat.

"Selama masih ada pembeli, maka pemburu akan berupaya memenuhi pesanan, jadi perlu penyadaran semua pihak. Sampai saat ini kami juga masih melakukan penelitin menyangkut kehidupan kukang di alam liar. saat ini sumber data masih sedikit," ujar Nur Purba. ***