20 Satelit Starlink Jatuh ke Bumi dan Terbakar, Ini Penyebabnya
Uzone.id— Starlink belum lama ini mengalami insiden terbakar dan jatuh ke Bumi ketika dalam proses meluncurkan 20 satelitnya menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX. Kesalahan teknis yang berasal dari roket SpaceX tersebut masih dalam tahap investigasi.
Secara kronologis, SpaceX meluncurkan roket Falcon 9 pada 11 Juli 2024 dari Vandenberg Space Force Base di California, Amerika Serikat pukul 20.35 waktu setempat — satu hari mundur dari rencana awal.
Peluncuran awalnya berjalan sesuai harapan, di mana tahap pertama Roket Falcon 9 berhasil terlepas dari tahap kedua yang berisi satelit sebelum akhirnya mendarat di kapal drone SpaceX di Samudra Pasifik.
Sayangnya, pada tahap kedua Roket Falcon 9 gagal menyelesaikan pembakaran keduanya karena ada kebocoran oksigen cair. Hal ini membuat Falcon 9 terdampar di orbit rendah di sekeliling Bumi.
Tahap kedua Falcon 9 pada dasarnya masih mampu melepaskan muatannya. Namun, satelit-satelit Starlink yang Falcon 9 boyong terjebak di orbit elips di sekitar Bumi dengan ketinggian minimum 135 kilometer — sekitar setengah dari ketinggian normalnya Starlink beroperasi.
Dari pernyataan perwakilan SpaceX, pada ketinggian ini, hambatan atmosfer memperlambat satelit yang akhirnya membuat Starlink jatuh ke Bumi sekitar 5 kilometer setiap orbit selesai.
Singkatnya, dari hasil observasi awal, malfungsi yang terjadi pada roket SpaceX tersebut membuat 20 satelit Starlink yang diboyongnya terbakar di atmosfer atas setelah gagal mengudara dan jatuh ke Bumi.
“Pada tingkat hambatan ini, daya dorong maksimum yang tersedia tidak mungkin cukup untuk mengangkat satelit dengan sukses,” tulis perwakilan SpaceX. “Dengan demikian, satelit Starlink akan masuk kembali ke atmosfer Bumi dan mati sepenuhnya.”
SpaceX pada dasarnya menguasai sebagian besar satelit dan memerintahkan Starlink untuk melakukan pembakaran pada daya dorong maksimum yang dikenal sebagai “warp 9” dalam upaya terakhir untuk mencapai ketinggian lagi. Apa boleh buat, upaya tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan 20 Starlink yang dibawa tersebut.
Dari laporan terpisah, pengamatan dari ahli astrofisika Universitas Harvard, Jonathan McDowell juga mengkonfirmasi bahwa 20 satelit Starlink telah mati akibat kebakaran per 12 Juli kemarin.
Seperti diketahui, ini adalah kegagalan pertama roket Falcon 9 sejak 2016 dan diklaim sebagai kerugian terbesar bagi satelit Starlink sejak Februari 2022 saat badai matahari memadamkan 40 satelit dari antariksa tak lama setelah Starlink mencapai orbit Bumi.
Investigasi yang saat ini sedang dilakukan SpaceX berada di bawah pengawasan Federasi Administrasi Penerbangan Amerika Serikat (FAA). SpaceX tidak diperkenankan meluncurkan roket Falcon 9 sampai investigasi ini rampung.