2019 Tahun Babi Tanah, Banyak Mobil dan Motor Baru yang Berlari Kencang Tapi Susah Belok
Foto: Ilustrasi - Istimewa
Uzone.id- “Eh, kenapa anak babi jalannya nunduk?” jawabannya, “Karena malu orangtuanya babi,”
Yess, anekdot tersebut bakal terjadi pada produk-produk baru, baik mobil atau motor baru yang diluncurkan sepanjang tahun 2019 ini, tahunnya Babi Tanah.
Masuk tahun 2019, menurut kalenderan Tionghoa adalah tahun Babi Tanah (bumi). Buat awam kayak kita-kita, mungkin tahun ini bakal menjadi tahun yang penuh dengan karakter yang mirip babi.
Kalau diidentikan dengan dunia otomotif, khususnya buat mobil atau motor baru yang nantinya bakal diluncurkan, tentu gaya-gayanya gak bakal jauh-jauh dari babi.
Baca juga:5 Mobil Baru yang Diprediksi Booming di Tahun 2019
Diprediksi, banyak pabrikan yang mulai berani unjuk aksi dengan produk-produk baru yang gak sekedar main aman, tapi sudah mulai berani menunjukkan karakter sejati mereka.
Wuling misalnya, yang sebelumnya bermain aman dengan MPV berdesain ‘aman’, di 2019 ini gak lagi demikian. Salah satu contohnya bakal kita lihat pada sosok Cortez bermesin turbo, tuh, sama sekali gak main aman kan?
Belum lagi sodoran SUV terbarunya nanti, si Wuling Almaz, yang juga pakai mesin turbo.
Atau kalau beneran bernyali, Suzuki seharusnya punya momen yang tepat tahun ini untuk melahirkan All New Jimny, yang sejak dipamerkan di GIIAS 2018 lalu, masih jadi buruan rasa penasaran publik Indonesia.
Belum lagi ketika kita menanti sodoran mobil baru dari Nissan dengan rumor Grand Livina versi All New, serta permakan-permakan khas Honda pada Mobilio.
Intinya, di tahun 2019, tahunnya Babi Tanah ini, banyak pabrikan yang semakin agresif ketika menemukan momentum, melahirkan mobil yang ngebut-ngebut memang, tapi kadang saking asiknya sampai lupa atau kesulitan berbelok, mirip babi.
Jadi, kalau gak hati-hati, bukan gak mungkin yang seharusnya produk baru itu bagus, karena lupa belok dan sulit bermanuver di tengah tahun yang dinamis ini, nasibnya bisa kayak babi juga, celaka karena nabrak pohon.
Karakter babi yang malas dan banyak makan juga bakal mencerminkan produk-produk baru di tahun ini. Bisa jadi, ini berkaitan dengan semakin pesatnya teknologi mesin mobil, namun tanpa diimbangi dengan konsumsi bahan bakar yang efisien. Banyak mobil-mobil baru semakin bertenaga, tapi dengan kompensasi konsumsi bahan bakarnya juga makin boros.
Selain itu, mobil dan motor nyentrik yang gak main aman semakin banyak diluncurkan, meski begitu, sekali lagi, kalau gak pandai bermanuver mengikuti perkembangan (kayak babi yang larinya cuma bisa lurus, susat belok) maka bukan gak mungkin mobil tersebut bakal jadi bahan empuk untuk di bully netizen, layaknya babi yang apesnya selalu kena bully.
Merek-merek baru yang belum mapan bakal jadi sorotan. Wuling dan DFSK misalnya. Memang secara spesifikasi barangkali mereka unggul dan harga lebih murah, tapi gak mudah menyingkirkan citra merek di Indonesia, karena barangkali 90 persen orang disini beli merek bukan beli mobil.
Jadi siap-siap aja anekdot seperti diatas, dimana mobil-mobil baru banyak yang jalannya nunduk, karena apa? Karena mobilnya sebenarnya bagus, tapi malu karena mereknya bukan merek raksasa.
Atau bisa jadi juga karena Babi kerap diangap haram, bisa jadi banyak mobil atau motor baru yang diluncurkan di Tahun Babi Tanah ini jadi haram untuk dibeli. Bukan karena gak pakai kredit syariah, tapi lebih kepada kondisi politik dan perekonomian di Indonesia.
Tahun politik, tentu saja banyak pabrikan yang harap-harap cemas, karena biasanya jauh dari ketidakpastian dan beragam kejutan, kondisi yang gak sehat untuk sebuah perusahaan maupun industri, sampai para konsumennya.
Mereka tau, biasanya di tahun politik penjualan melesu karena banyak orang menahan untuk membeli produk baru dan lebih merasa aman untuk menyimpan uangnya lebih dulu.
Selain itu, tren taksi dan ojek online atau transportasi secara keseluruhan, diprediksi membuat orang mengurangi hasratnya untuk membeli Babi, eh maksudnya, mobil dan motor baru.
Mereka lebih memilih menghabiskan tabungannya untuk liburan, sementara di keseharian saat harus mencari dan mengumpulkan uang dengan bekerja, lebih memilih untuk naik transportasi umum, baik yang konvensional maupun yang berbasis digital.
Nah, kira-kira seperti itu lah kondisi otomotif nasional tahun ini. Inget, di tahun Babi tanah ini, ngebut boleh, tapi jangan sampai susah belok untuk sekedar menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi..