2022, Mitratel Siap Akuisisi Lagi Perusahaan Menara

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Meski telah memiliki memiliki 28 ribu lebih unit menara di seluruh Indonesia, Mitratel mengaku tidak mau merasa puas. Tahun 2022, Mitratel mengaku telah mengalokasikan sebagian dana capex untuk melakukan akuisisi untuk menambah jumlah kepemilikan menara di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan jika saat ini perusahaan akan menjalankan empat strategi untuk menjaga tren pertumbuhan 2022. Salah satunya adalah melanjutkan aksi merger dan akuisisi aset menara dari Telkomsel. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengakusisi saham perusahaan menara yang lebih kecil.

Berbekal pengalaman di bisnis menara telekomunikasi sejak 2008, pria yang akrab disapa Teddy itu mencatat sampai akhir September 2021 lalu jumlah menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit. Uniknya, 57 persen atau 16.150 unit menara tersebut tersebar di luar Pulau Jawa.

Baca juga:Bigbox Telkom Siapkan Layanan Gratis untuk Startup

“Dengan tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa saya yakini bisa membantu ekspansi perusahaan-perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial. Sementara di Pulau Jawa sendiri, jumlah jaringan tower kami sejumlah 11.929 menara,” kata Teddy, usai Media Gathering di Jakarta, 10 Januari 2022.

Mitratel saat ini bisa disebut sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar yang mengelola lebih dari 25 persen pangsa pasar bisnis menara di Indonesia. Teddy menyebut, seluruh perusahaan telekomunikasi raksasa di Indonesia menggunakan jasa Mitratel, tidak hanya grup Telkom.

“Secara total Mitratel melayani lebih dari 42.000 tenants yang menggunakan fasilitas tower kami. Jumlahnya diharapkan terus bertambah, seiring dengan dibukanya jaringan 5G oleh Pemerintah Indonesia,” kata Teddy.

Selain merger dan akuisisi, tiga strategi bisnis lainnya di tahun ini adalah pertama, memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnis organik dengan cara menggenjot layananbuilt to suit(B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler (MNO) yang menjadi klien perusahaan.

Mitratel juga akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru. Beberapa yang sedang mereka kembangkan adalah portfolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator.

Baca juga: 3 Tips Mengolah Data Lebih Efisien

"Termasuk dengan melakukan fibersisasi menara, mengaplikasikan infrastructure as a service sehingga kami bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO, serta ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G," papar Teddy.

Terakhir, Mitratel akan terus meningkatkan efisiensi belanja modal (capex) dan biaya operasional (opex) perusahaan sehingga bisa meningkatkan profitabilitas serta menambah arus kas.

"Dengan kemampuan pendanaan baik dari hasil IPO senilai lebih dari Rp18 triliun, serta leverage dan biaya utang (cost of debt) terendah dibanding operator lainnya, Mitratel optimistis menyambut setiap peluang yang ada di tahun ini," ujar Teddy.

Diketahui, tahun ini Mitratel telah mengalokasikan Capex sebesar 50 persen untuk aksi non-organic, terutama merger dan akuisisi. Sedangkan 40 persen untuk pengembangan organik, dan sisanya 10 persen untuk aksi korporasi lainnya.