3 Hal yang Harus Didiskusikan dengan Pasangan sebelum Menikah

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Banyak hal perlu dipertimbangkan sebelum kita memutuskan menikah. Salah satunya, menurut para konselor pernikahan dan pakar hubungan, soal keterbukaan. Saat berpacaran, Anda mungkin belum sepenuhnya jujur kepada pasangan. Namun dalam pernikahan, Anda dan pasangan harus benar-benar terbuka. Karena jujur atau tidaknya Anda pada diri sendiri dan pasangan akan memengaruhi langgeng atau tidaknya pernikahan. Berikut 3 hal penting yang perlu didiskusikan dengan pasangan sebelum

menikah.

Keuangan

Pakar hubungan dan psikolog klinis dari Washington D.C., AS, Dr. Andrea Bonior, mengatakan, hal yang sering menimbulkan friksi dalam kehidupan pernikahan adalah keuangan. Siapa yang akan membayar tagihan bulanan? Siapa yang akan membiayai makan sehari-hari, sekolah anak, maupun kebutuhan rumah tangga lainnya? Beberapa orang percaya, suamilah yang harus bertanggung jawab atas semua pengeluaran rumah tangga.

“Lainnya berpandangan, istri juga harus membantu membayar sebagian tagihan, jika dia memang berkapasitas. Atau pilihan lainnya, yang punya penghasilan lebih tinggi membayar tagihan lebih banyak. Hal-hal seperti ini harus didiskusikan dengan jelas di awal, bagaimana pembagiannya? Jika tidak, berpotensi memicu konflik,” ungkap Andrea.

Kurt Smith, terapis pernikahan dan keluarga dari Roseville, AS, menambahkan, alangkah baiknya Anda dan pasangan terbuka soal kondisi keuangan. Seperti gaji, lalu apakah Anda atau si dia punya utang atau tidak? “Hampir setiap orang pernah berutang. Namun kebanyakan dari kita malu untuk berbagi soal ini secara spesifik. Saat Anda atau pasangan tidak jujur tentang kondisi keuangan, khususnya soal utang, hati-hati, ini bisa membawa masalah dalam pernikahan,” katanya.

Semakin Anda terbuka dan jujur dengan diri sendiri maupun pasangan tentang isu keuangan dan pengelolaannya, semakin baik dasar pernikahan yang Anda bangun bersamanya.

Karier

Patut jadi perhatian, sejauh mana Anda dan pasangan berkomitmen pada pekerjaan atau karier masing-masing? Terlebih jika Anda dan dia sama-sama bekerja. Apakah Anda atau dia masih punya impian atau obsesi yang ingin dicapai? Karena ini akan berpengaruh pada manajemen waktu antara keluarga dan pekerjan.

“Buat kerangka waktu, sampai kapan Anda atau pasangan mau meraih karier impian itu? Bagaimana pembagian waktu untuk pekerjaan dan keluarga? Di sisi lain, mengetahui impian terbesar pasangan akan membuat Anda memasuki dunianya, sehingga bisa memberi dukungan yang tepat kepadanya. Hubungan Anda dan dia pun akan terasa lebih menyenangkan," terang Liz Higgins, terapis pernikahan dan keluarga dari Dallas, AS, yang mengkhususkan diri pada hubungan pranikah dan pasangan pengantin baru milenial.

Kesehatan

Masalah kesehatan tak kalah sensitif dan sebaiknya didiskusikan secara terbuka sebelum menikah. Apakah Anda atau pasangan punya riwayat penyakit tertentu? Selain mengecek kesehatan umum, Anda sebaiknya juga mengecek kesehatan organ reproduksi. “Jangan sampai masalah kesehatan menghalangi Anda dan pasangan dalam upaya memiliki keturunan kemudian hari,” ungkap Nicole R. Prause, Ph.D., terapis seks dan psikolog yang berbasis di Santa Monica, AS.

Lalu bagaimana dengan kesehatan mental dia dan Anda? Ini juga perlu ditelusuri. Bagaimana si dia mengatasi stres atau depresi? Apakah ada kecenderungan lari ke minuman keras atau obat-obatan? “Pada masa pacaran, setiap orang berusaha menunjukkan perilaku mereka sebaik-baiknya. Segala sesuatunya terlihat dan terasa indah. Namun bagaimana ketika Anda atau dia berada di bawah tekanan?

Ini perlu diperhatikan. Karena dalam pernikahan sudah pasti Anda dan pasangan akan menemukan masalah. Bagaimana Anda menangani stres dan tekanan bersamanya akan memengaruhi keharmonisan rumah tangga,” imbuh Andrea.

(val)