3 Macam Efek Kemoterapi Pada Otak Anda
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan yang diberikan pada pasien kanker. Tujuan pemberian kemoterapi pada pasien kanker adalah untuk membunuh serta menghentikan pertumbuhan sel kanker. Pemberian obat kemoterapi dilakukan dengan dua cara yaitu oral dan infus.
Namun yang paling sering adalah pemberian melalui infus. Obat kemoterapi akan menghancurkan semua sel yang sedang tumbuh, tidak hanya sel kanker, tetapi sel tubuh lain yang tumbuh normal juga akan dihancurkan.
Oleh karena itu, banyak efek samping yang ditimbulkan oleh kemoterapi. Salah satu dampak buruknya yaitu menimbulkan masalah pada sistem saraf pusat dan otak.
Kenapa kemoterapi bisa mengganggu otak?
Diperkirakan 75% pasien kanker mengalami masalah pada sistem saraf pusatnya selama mereka menjalani pengobatan. Sedangkan 35% lainnya muncul ketika mereka selesai menjalani pengobatan. Masalah dan gangguan yang timbul pada otak akibat menjalani kemoterapi dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) ataupun perlahan (kronis).
Tidak semua perubahan kognitif dan masalah pada sistem saraf terjadi pada orang yang sedang melakukan kemoterapi. Beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan ini terjadi adalah:
- Jaringan kanker yang tumbuh berada di bagian sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
- Pemberian obat kemoterapi langsung diberikan ke daerah sistem saraf pusat, tidak melalui vena di tangan atau bagian tubuh lain.
- Menjalani kemoterapi dan radiasi dalam waktu yang bersamaan.
- Pemberian obat kemoterapi yang diberikan melalui suntikan ke sumsum yulang belakang sesaat setelah melakukan radiasi.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Kemoterapi Melawan Kanker?
Obat kemoterapi yang sering menyebabkan gangguan pada otak
Berikut adalah jenis obat kemoterapi yang sering kali menyebabkan masalah pada sistem saraf pusat, yaitu:
- Vinka alkaloids, seperti vibblastine dan vincristine
- Obat platinum, seperti cisplatin dan oxaliplatin
- Obat jenis taxane, seperti docetaxel dan paclitaxel
- Cytrabine, ifosfamida, dan methotrexate, jika diberikan dalam dosis yang tinggi
Apa saja efek kemoterapi terhadap otak?
Berikut adalah berbagai gangguan otak yang bisa ditimbulkan akibat kemoterapi
1. Perubahan kemampuan kognitif (chemo-brain)
Para mantan penderita kanker berisiko mengalami perubahan kemampuan kognitif mereka seperti kemampuan mengingat, konsentrasi, serta fokus setelah menjalani kemoterapi. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala seperti:
- Susah konsentrasi dan melakukan beberapa hal dalam waktu yang bersamaan (multi-tasking)
- Susah mengingat berbagai hal yang detil
- Sulit untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, apapun itu tugasnya
- Penurunan kecepatan berpikir
- Tidak bisa berpikir dengan jernih
BACA JUGA:Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Menjalani Kemoterapi?
2. Perubahan kognitif akut (delirium)
Perubahan kognitif akut adalah efek yang muncul secara tiba-tiba pada otak akibat kemoterapi. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang menjalani pengobatan kemoterapi ataupun setelah ia melewatinya. Kondisi ini tidak didahului dengan tanda dan gejala, datangnya tiba-tiba tanpa menunjukkan pola. Oleh karena itu, dalam beberapa kasus, kondisi ini bersifat hanya sementara, bisa kembali pulih dan normal seperti semula. Gejala yang timbul adalah:
- Kebingungan
- Hilang ingatan
- Perilaku menjadi agresif
- Halusinasi
- Disorientasi, atau pasien tidka mengetahui dan lupa ia berada di mana pada suatu waktu
- Pola tidur tidak tetap dan terganggu
- Merasa gelisah dan resah
- Susah fokus
- Tiba-tiba menjadi sangat pasif dan menjadi pendiam
3. Perubahan kognitif kronis (demensia)
Demensiaadalah sebuah sindrom yang disebabkan oleh kerusakan otak dan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir, mengingat, dan komunikasi seseorang. PenyakitAlzheimerjuga termasuk dalam kelompok sindrom demensia. Tidak seperti perubahan kognitif akut, perubahan kognitif ini terjadi perlahan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dan diperkirakan dampak tidak bisa sembuh dan kembali ke keadaan normal. Berikut adalah gejala yang ditimbulkan:
- Memiliki ingatan yang kurang baik
- Susah untuk melakukan tugas dalam waktu yang bersamaan
- Tidak bisa membuat keputusan
- Perubahan kepribadian, suasana hati mudah berubah
- Susah untuk memecahkan suatu masalah
BACA JUGA:Kenapa Harus Olahraga Meski Sedang Pengobatan Kanker?
Kapan perubahan otak ini akan terjadi?
Efek kemoterapi terhadap otak dipengaruhi oleh berbagai hal dan dapat terjadi kapan saja, entah itu ketika pengobatan sedang dilakukan ataupun setelah berhasil melewati pengobatan.
- Chemo braindapat terjadi selama dan setelah kemoterapi dilakukan.
- Delirium bisa saja terjadi tiba-tiba selama menjalani kemoterapi
- Demensia yang disebabkan oleh pengobatan kanker, terjadi secara perlahan dalam beberapa waktu, terbentuk selama pengobatan berlangsung hingga pengobatan telah selesai. Sebenarnyademensiasusah untuk diketahui dibandingkan dengan delirium, karena kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal. Demensia juga dapat terjadi setelah menjalani radioterapi selama 48 bulan atau lebih.
Bagaimana cara mengurangi gangguan otak yang terjadi akibat kemoterapi?
Berbagai cara bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala yang muncul, seperti:
- Menulis buku harian dan mencatat berbagai kejadian setiap harinya. Anda juga bisa menggunakan buku harian untuk mencatat rencana Anda untuk beberapa hari ke depan
- Sering melatih otak Anda dengan melakukan permainan puzzle atau mengisi teka-teki silang
- Istirahat dan tidur yang cukup
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat
- Melakukanolahraga yang rutin
- Jangan mencoba untuk melakukan beberapa hal dalam waktu yang bersamaan, lebih baik untuk fokus terhadap satu hal terlebih dahulu.