3 Sektor yang Jadi Incaran Hacker di 2024, Ada Operator Seluler!

pada 1 bulan lalu - by

Uzone.id— Serangan siber masih terus berlangsung dan data sensitif menjadi alasan kenapa para hacker tersebut ‘rajin’ untuk menyusup ke berbagai situs resmi. 

Di paruh awal 2024 ini, ada 3 sektor yang ternyata menjadi incaran favorit para penjahat siber, diantaranya adalah sektor telekomunikasi seperti situs operator seluler, sektor media massa, dan sektor pengembangan konstruksi.

Perusahaan telekomunikasi termasuk situs operator seluler menjadi yang paling banyak ditargetkan hingga Juli 2024 kemarin. Perusahaan di sektor ini mengalami jumlah insiden terbesar, menurut laporan dari Kaspersky.

Hal ini terjadi karena tingginya minat penyerang terhadap data sensitif yang ada pada perusahaan telekomunikasi serta adanya upaya eksploitasi hubungan terpercaya. 

 

 

Sementara itu, platform media massa juga menjadi target hacker apalagi ketika memanasnya konflik internasional di berbagai belahan dunia. Untuk perusahaan konstruksi, pelaku ancaman berminat karena penggunaan subkontraktornya yang ekstensif.

Sepanjang semester pertama 2024 ini, terdapat 284 insiden keamanan siber yang dialami oleh perusahaan di sektor telekomunikasi.

Sementara perusahaan media massa mengalami 180 serangan. Disusul oleh sektor pengembangan konstruksi, makanan, dan industri dengan masing-masing 179, 122, dan 121 insiden.

“Serangan yang berhasil, terutama yang bersifat canggih, pada perusahaan telekomunikasi dapat mengekspos jutaan data pelanggan, termasuk detail kontak, nomor jaminan sosial, dan informasi kartu kredit,” kata Sergey Soldatov, kepalaKaspersky Managed Detection and Responsedalam keterangan yang diterimaUzone.id, Senin (5/8).

Selain itu, para hacker juga bisa melakukan serangan lebih lanjut kepada para klien dengan mengeksploitasi hubungan terpercaya antara perusahaan dan klien.

“Itulah sebabnya sektor ini sangat menarik bagi para penjahat siber,” tambahnya.

Soldatov menambahkan bahwa perusahaan pengembangan konstruksi memiliki arus kas yang signifikan dan bergantung pada subkontraktor, sehingga membuat mereka rentan terhadap serangan melalui infrastruktur mitra tepercaya dan spear phishing.

 

 

Meski saat ini insiden serangan siber terus terjadi, Kaspersky menemukan bahwa secara global jumlah insiden dunia maya mengalami sedikit penurunan. Hal ini terjadi karena perusahaan hingga organisasi mulai memperkuat langkah-langkah keamanan siber mereka.

“Lanskap ancaman yang meningkat pada tahun 2021-2022 menyebabkan meningkatnya perhatian keamanan siber di perusahaan dan entitas di berbagai bidang, yang menghasilkan tingkat keamanan yang lebih tinggi karena organisasi belajar dari pengalaman masa lalu,” tambah Soldatov.

Agar tak menjadi sasaran empuk serangan siber, perusahaan dapat menerapkan Managed Detection and Response (MDR) untuk menangkap ancaman secara proaktif. Mereka juga bisa melakukan penilaian gangguan secara berkala untuk memastikan infrastruktur tak terganggu.

Perusahaan juga perlu membangun operasi keamanan internal sendiri seperti layanan konsultasi SOC serta memberikan akses intelijen ancaman (TI) terbaru pada tim SOC. 

Perusahaan juga perlu meningkatkan keterampilan tim keamanan siber, menerapkan solusi keamanan tingkat perusahaan, dan lakukan awareness terkait keamanan siber pada seluruh karyawan.