Tiga Tips Menciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah Bagi Milenial
Di masa depan, diprediksi milenial akan membanjiri dunia kerja. Bahkan, berdasarkan data yang dikutip dari Entrepreneur, pada tahun 2020 nanti, diperkirakan sebanyak 46 persen angkatan kerja terdiri dari kalangan milenial.
Enggak cuma itu, nyatanya, banyaknya generasi milenial juga berdampak pada standar baru untuk perusahaan di abad 21. Efeknya, enggak jarang beberapa perusahaan justru bingung dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman buat kalangan milenial.
Berikut tiga tips yang bisa digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah untuk milenial, dilansir darientrepreneur.com.
1. Transparansi
Kemajuan teknologi yang ada saat ini membuat kita terbiasa dengan berbagai hal yang mudah diakses dan terbuka bagi siapa saja. Akibatnya, kalangan milenial juga terbiasa dengan budaya transparansi. Karena zaman di mana 140 karakter mampu menjatuhkan reputasi sebuah perusahaan, kalangan milenial sangat menginginkan semua atasan terbuka kepada mereka, termasuk soal perhitungan gaji. Saat perusahaan enggak menyembunyikan apapun dari karyawannya, maka mereka membangun kepercayaan para pekerja milenial dan loyalitas mereka.
2. Sampingkan hirarki
Dilansir darigsb.stanford.edu, hirarki dalam sebuah perusahaan justru bisa menjadi pemicu munculnya konflik dan pengelompokan dalam bekerja. Untuk meningkatkan kinerja dan mendongkrak potensi terbaik dari kalangan milenial, kamu harus menggunakan sistem hirarki yang enggak kaku.
Contohnya, atasan di berbagai perusahaan harus mempertimbangkan pendapat orang lain, enggak mengabaikan perasaan para pekerja milenial, dan buat mereka enggak merasa terancam dengan konsep kolaboratif dalam bekerja.
3. Buat tim kerja
Kreativitas dan keterbukaan komunikasi sangat penting dalam perkembangan sebuah perusahaan. Sayangnya, beberapa perusahaan memiliki masalah dalam menyatukan kreativitas pekerja generasi milenial dengan generasi sebelumnya. Hal ini bisa disiasati dengan membangun sebuah tim bekerja di dalam internal perusahaan.
Para pekerja senior akan belajar tentang perkembangan tren saat ini, sebaliknya, kalangan milenial juga dapat belajar tentang konsistensi dalam bekerja. Lagipula, membentuk sebuah tim bekerja seperti ini akan membuat sebuah tugas yang diberikan selesai lebih cepat.
Ada banyak cara yang digunakan oleh perusahaan dalam membentuk sebuah tim bekerja, salah satunya bisa dengan menggunakan permainan virtual yang interaktif. Misalnya, Gelling: Akeakami Quest. Ini merupakan sebuah aplikasi yang melibatkan tim di dunia maya. Sebuah permainan petualangan di sebuah pulau yang membutuhkan teknik komunikasi dan kerja sama tim yang baik untuk mencapai tujuan dari tim: kembali ke daerah semula.
Tujuan dari permainan virtual ini adalah untuk menempatkan para pekerja di sebuah lingkugan di mana mereka bisa merasa benar-benar bebas untuk saling berbagi wawasan. Permainan tersebut juga akan mengeluarkan potensi sesungguhnya dari para pekerja yang enggak pernah diketahui oleh pekerja lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gallop menunjukkan bahwa sebesar 21 persen pekerja milenial telah berpindah tempat kerja hanya dalam kurun waktu satu tahun. Dengan tempat bekerja yang banyak diisi oleh kalangan milenial, perusahaan harus beradaptasi dengan sistem kerja mereka. Nah, apakah kamu sudah menciptakan lingkungan kerja yang mendorong saling berbagi dan keterbukaan?