30 Studio Game Terbaik Indie Games Accelerator 2022, 3 dari Indonesia
Uzone.id -Studiogameasal Indonesia mulai diperhitungkan di kancah dunia. Salah satu buktinya, tiga pendirideveloper gameasal tanah air berhasil lulus Indie Games Accelerator (IGA) dari Google Play, yakni Gambir Studio, Eternal Dream Studio dan Rigged Box Softworks.
Ketiga studio ini bergabung bersama 7developer gamelain dari Asia yang lulus tahun ini, dari total 30 studiogameyang tersebar di seluruh dunia. Semuanya sudah menjalani pelatihanonlinedan bimbingan dari para pakar industri dan mentor global selama 10 minggu.
“Kami ingin membantu paradeveloper gamebaru yang berbakat dan penuh potensi untuk bisa membangun dan mengembangkan perusahaan game yang sukses,” kata Kunal Soni, Director, Google Play, untuk Asia Tenggara dan Australia.
Ia melanjutkan, “Developer di Asia membuat banyak game yang populer di seluruh dunia dan kami ingin developer dari Indonesia bisa berperan lebih dalam industri yang bernilai miliaran dolar AS ini.”
Baca juga:Jokowi Siapkan Perpres Dukung Industri Game Indonesia
Indie Games Accelerator
Program ini merupakan salah satu program tahunan dari Google Play yang memberikan bimbingan, pelatihan, dan saran tentang produk, desain, dan monetisasi, kepada studio ataudeveloper gamedi seluruh dunia.
Program ini dimulai pada tahun 2018 dan belum lama ini mengadakan Demo Day guna memberikan kesempatan kepadadeveloperuntuk menunjukkangamehasil karya mereka kepada investor danpublisheratau penerbit game.
Acara ini berhasil menarik minat parastakeholderyang berpartisipasi. Terbukti, Demo Day pertama IGA tahun 2020, 40developeryang mengikuti acara ini berhasil menggalang dana lebih dari USD65 juta atau lebih dari Rp1 triliun (kurs saat ini) daripublishergame dan investor.
Shafiq Husein selaku CEO dari Gambir Studio menyampaikan, program ini sangat penting bagi paradeveloperindie untuk memulai eksistensi mereka di industrigame. Banyak saran yang dibutuhkan studiogameyang tengah merintis karyanya dari para ‘veteran’ di industri ini, seperti fitur, teknik pemasaran, penerbitangame, hingga strategi secara keseluruhan.
“Indie Games Accelerator sangat membantu dengan memberi kami panduan dan sumber daya yang diperlukan untuk semakin meningkatkan kualitasgame. Kami belajar metrik mana saja yang harus ditingkatkan, dan aspek mana saja dalamgameyang harus diotak-atik untuk meningkatkan metrik tersebut,” katanya, dalam keterangan resmi yang diterimaUzone.id.
Baca juga:Deretan Aplikasi dan Game Terbaik 2022 Versi Google Play
Lucky P. Dharmawan sebagai Direktur Eternal Dream Studio pun mengatakan hal yang sama. IGA yang digelar oleh Google Play menjadi ajang yang pas bagideveloper gameindie yang membutuhkan wawasan tentang data, teknik pemasaran, dan penerbitangameagar bisa membuat strategi yang tepat untukgameseluler yang berkelanjutan.
“Kami yakin bahwa Indonesia adalah tempat yang tepat untuk membuatgame-gameyang bagus dengan industri yang sedang berkembang dan penuh talenta potensial,” terang Lucky.
PasargameIndonesia besar, buka peluang bagi studiogamelokal
Diperkirakan, jumlah pendapatangameglobal akan mencapai hampir USD340 miliar atau Rp5.294,9 triliun hingga tahun 2027, dimana sebagian besar pertumbuhan diperkirakan berasal dari Asia.
Sementara itu, pasargamedi Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara, didorong oleh eSports danmobile gaming, dan Google Play adalah rumah bagi sepuluh ribu lebihdeveloperIndonesia.
Lebih dari 150 juta orang Indonesia mengunjungi Google Play setiap bulan untuk menemukan berbagai aplikasi dangamekeren yang menghubungkan mereka dengan dunia.
“Google Play memungkinkan baikdeveloperbesar maupun kecil dari seluruh Indonesia untuk berkembang diplatformkami. Kami telah melihat banyak developer Indonesia yang sukses di pasar global yang sangat kompetitif,” tambah Kunal.
“Kami pun tetap berkomitmen untuk mendukungdeveloperyang terus membangun bisnis, game, dan aplikasi yang dapat menghubungkan lebih dari 2,5 miliar pengguna diplatformini,” jelasnya.
Baca juga:3 Startup Lokal Bakal Berguru ke Google Tahun Depan
Dalam laporan eConomySEA 2022, kategori mediaonlinedi Indonesia (yang mencakupvideo on-demand,music on-demand,game, dan iklan digital) diproyeksikan mencapaigross merchandise value(GMV) senilai USD6,4 miliar atau Rp99,6 triliun hingga tahun 2022 dan GMV USD11 miliar atau Rp171,3 triliun hingga tahun 2025, tumbuh dengan CAGR sebesar 19 persen antara tahun 2022 dan 2025.
Menurut laporan ini, 34 persen orang Indonesia bermaingamesetidaknya seminggu sekali dan 13% di antaranya menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari untuk bermaingame.
“Saya belajar banyak hal selama mengikuti Indie Games Accelerator. Buat saya, yang paling berkesan adalah mempelajari ilmu dan strategi cerdas untuk menyelesaikan pembuatangame,” kata Satriyo Aji Nugroho, CEO, Rigged Box Softworks.
“Developergameindie perlu eksposur dan panggung untuk memperkenalkan karya mereka kepada lebih banyak orang,” pungkasnya.