4 Alasan Jangan Sebar Konten Bom Gereja Katedral Makassar
Charles Deluvio (Foto: Charles Deluvio / Unsplash)
Uzone.id- Indonesia kembali berduka setelah terjadi lagi ledakan diduga bom yang meledak di pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, pada Minggu (28/3/2021) pukul 10.28 WITA. Media melaporkan ada potongan tubuh manusia di sekitar lokasi.
Kamu yang memiliki smartphone mungkin sudah menerima konten foto atau video yang berisi gambar-gambar yang mengerikan seputar peristiwa itu.
Namun, jika kamu mendapat konten dari peristiwa ledakan itu sebaiknya jangan disebarluaskan lagi. Berikut alasannya:
1. Menularkan ketakutan
Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, pernah berbicara kepadaAntaradan menghimbau kepada netizen agar tidak menyebarkan konten peristiwa ledakan bom teroris di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah, pada Juni 2019.
Alasannya, kata Hariqo, tanpa disadari kita ikut menularkan ketakutan, menghilangkan kebahagiaan. "itulah salah satu tujuan dari aksi teror," kata Hariqo
BACA JUGA:Review: Kekurangan dan Kelebihan Samsung Galaxy M02
2. Dua tujuan
Hariqo mengatakan, setidaknya penyebar memiliki dua tujuan menyebarkan konten teror. Pertama, ingin mengabarkan dan menunjukkan kemarahan dengan menyebarkan konten teror.
Motif itu bisa dilakukan dengan menyebarkan di grup-grup percakapan oleh orang-orang yang biasa dikenal.
Untuk pencegahannya, kata Hariqo, kita bisa berkontribusi dengan mengirim pesan kepada yang bersangkutan terkait bahaya menyebarkan aksi teroris, bisa lewat jalur pribadi bisa juga di grup percakapan tersebut.
3. Motif ekonomi
Menurut Hariqo, para penyebar di media sosial kadang memiliki motif ekonomi dengan tujuan mendapatkanlike, share, follower, subscriber, dan respons netizen
Biasanya konten juga diedit, ditambahkan opini, sehingga tanpa disadari mereka ikut membantu tercapainya tujuan dari teroris meski ingin mendapatkan keuntungan ekonomi dari penyebaran konten.
Menurutnya, bisa jadi pendukung terorisme juga memantau media sosial setelah aksi teror dilakukan oleh temannya, jaringannya atau orang-orang yang meskipun mereka tidak kenal pelaku teror, tapi setuju, simpati dengan aksi teror baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.
4. Picu saling curiga
Hariqo mengatakan, aksi teror punya tujuan menyebarkan ketakutan dan memicu saling curiga. Selain itu bisa mengganggu pariwisata, ekonomi, trauma pada anak.