4 Masjid Ini Dulunya Gereja
Uzone.id- Penganut agama Islam di benua Eropa dan Amerika Serikat berkembang secara masif. Kebanyakan warga Muslim di sana awalnya imigran dari Afrika dan Timur Tengah. Tentu saja, mereka sangat butuh tempat beribadah bersama sehingga masjid pun berjamuran.
Islam perlahan menguasai komunitas beberapa kota yang dulunya basis masyarakat Kristen. Hal ini mengakibatkan gereja jadi kehilangan umatnya.
Namun, itu bukan satu-satunya alasan perkembangan Islam bikin gereja-gereja di Eropa dan Amerika jadi tak lagi dikunjungi umat Kristen. Memang ada tren masyarakat Kristen tak lagi membiasakan ibadah di gereja.
Dampaknya, banyak gereja yang dijual dan dibeli oleh komunitas Muslim. Berikut ini 4 bangunan masjid yang dulunya gereja:
1. Masjid Isa ibn Maryam
Masjid Isa ibn Maryam di Syracuse, New York, dulunya adalah gereja Holy Trinity milik umat Katholik berusia lebih 100 tahun.
Gereja tersebut kehilangan umatnya secara dramatis. Dulunya, Syracuse didominasi warga Katholik, namun perlahan umat Muslim yang kebanyakan imigran dari Irak, Iran, Suriah, Somalia, Bosnia, Albania, dan Nigeria akhirnya menjadi mayoritas di kota itu.
Struktur bangunan asli tak diubah mengingat banyak warga Katholik yang sudah terikat secara emosional. Hanya beberapa benda saja yang disingkirkan, seperti salib.
2. Masjid Al Salam NBS Moschee & Kulturzentrum
Masjid Al Salam NBS Moschee & Kulturzentrum berlokasi di Flughasfenstasse, Berlin, Jerman. Dulunya bagunan berfungsi sebagai tempat ibadah bagi semua aliran Kristen.
Perubahan itu terjadi tahun 2000-an. Kebetulan gereja ini menghadap ke arah Timur sehingg tak sulit menyesuaikan arah kiblat.
Masjid ini bisa menampung sekitar 500 jamaah. Lantai satu untuk pria dan lantai dua untuk wanita. Tak ada pengkotak-kotakan mahzab di Masjid Al Salam. Sunni, Syiah dan aliran lainnya bisa salat dengan tenang di tempat ini.
3. Pusat Komunitas Bridgeport Islamic
Bangunan Pusat Komunitas Brideport Islamic di sudut Park Avenue dan State Street, Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, dulunya adalah gereja United Congregational.
Gereja itu sudah berdiri sejak 1920-an sebelum akhirnya dibeli oleh komunitas Muslim untuk dijadikan masjid pada 2017.
Namun, ada yang tetap terjaga dari kultur gereja, masjid ini tetap membuka dapur umum.
Keputusan menjual bangunan gereja kepada komunitas Muslim karena biaya pemeliharaan yang sangat mahal. Tak sebanding dengan jemaat yang menurun drastic.
Saat ini, diperkirakan terdapat 1.000 keluarga muslim di kawasan itu.
4. Masjid Jame Brick Lane
Masjid Jame Brick Lane beroperasi sejak 1976 dan disebut sebagai masjid paling berpengaruh di Inggris.
Bangunan masjid itu dulunya adalah gereja protestan yang sudah dibangun oleh komunitas Huguenot London pada tahun 1973. Bangunan tersebut hasil karya arsitek Nicholas Hawksmoor.