4 Peristiwa Ponsel Vivo Dilaporkan Terbakar
Ilustrasi (Foto: Vivo Indonesia)
Uzone.id- Ponsel merek Vivo jadi sorotan media-media setelah adanya peristiwa kiriman Vivo Y20 terbakar di Hong Kong International Airport pada 11 April 2021.
Ponsel tersebut direncanakan akan dimuat ke cargo maskapai Hong Kong Airlines/Hong Kong Air Cargo Courier.
Imbasnya, semua ponsel Vivo dilarang atau diembargo pengirimannya di bandara Hong Kong. Garuda Indonesia Airlines juga mengambil langkah yang sama dengan menunggu hasil penyelidikan dari pihak bandara Hong Kong.
Namun, ponsel merek Vivo sebelumnya juga pernah mengalami peristiwa serupa di tahun 2017 dan 2018.
BACA JUGA: Ponselnya Terbakar di Bandara Hingga Dilarang Garuda, Ini Kata Vivo Indonesia
Di India
Pada tahun 2017, ponsel Vivo V5 pernah dilaporkan meledak saat melakukan pengisian daya. Kejadian itu ada di dua lokasi berbeda di India.
Gizmochinamelaporkan bahwa ada dua laporan di India yang menyebutkan Vivo V5 meledak ketika sedang mengisi daya.
Insiden pertama terjadi di sebuah toko. Seminggu kemudian, Vivo V5 dilaporkan meledak saat sedang mengisi daya di sebuah kota di negara bagian Haryana, India.
Di Indonesia
Pada Oktober 2018, Vivo V5 dilaporkan meledak saat berada di pengguna di Manokwari, Papua.
Saat diklarifikasi media, saat itu yang menjadi korban adalah pria bernama Abdul Amin.
Novie, istri Abdul Amin, menceritakan kronologi saat itu hari Minggu, 21 Oktober 2018 pagi, pukul 4.00 WIT, Abdul baru saja selesai melakukan penggilan telepon, lalu dia meletakkan ponsel Vivo V5 di atas kasur.
Tak lama, mereka mendengar ada bunyi ledakan kecil dan Vivo V5 milik Abdul Amin terbakar dan mengeluarkan asap.
Novie mengaku tidak tahu penyebab Vivo V5 itu terbakar. Dia menjelaskan ponsel itu meledak tidak dalam keaadan sedang diisi daya.
General Manager for Brand and Activation Vivo, Edy Kusuma pun menjelaskan kepada media pada 7 November 2018, usai melakukan cek langsung ke pemilik Vivo V5 yang terbakar di Manokwari.
Menurutnya,smartphoneharus menggunakan perangkat original dan datang langsung keservice centerresmi Vivo.
Tapi dalam kasus Vivo milik Abdul Amin itu, kata Edy, pihaknya memaklumi karena jarak ke service center Vivo sangat jauh. Sehingga konsumen harus datang ke tempat servis tidak resmi dan menggunakan perangkat yang tidak resmi.
“Ini adalah case pertama kita dan menjadikannya sekaligus rasa prihatin dan bersyukur bahwa sampai detik ini menggunakan Vivo. Ini yang saya kategorikan sebagai loyal customer,” imbuh dia.
GM For Digital and Partnership Vivo Indonesia, Fachryansyah Farandi, juga mengatakan bahwa konsumen di Manokwari tak menggunakan produk resmi Vivo untuk perangkat pengisi daya. Namun, hal tersebut masih belum dikategorikan sebagai penyebabnya secara pasti dan saat itu masih diselidiki oleh tim Vivo di luar negeri.
VIDEO Review Oppo A54, Tahan Air dan Debu