5 Drama Korea yang Angkat Isu Kesehatan Mental dan Gangguan Kognitif

pada 6 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Drama Korea memang selalu mampu membuat para penonton terpukau dengan ide yang mereka angkat dalam jalan ceritanya. Rumah produksi drama, mampu menyajikan plot yang sebelumnya mungkin tidak terlalu begitu familiar atau tabu, menjadi sesuatu yang menarik untuk ditonton. 

Salah satu tema yang pernah disajikan dalam drama Korea adalah kesehatan mental dan gangguan kognitif. Tak hanya menghibur, drama ini juga mampu memberikan edukasi kepada penonton, untuk lebih peduli terhadap kedua isu di atas. 

Selain itu, secara tak langsung drama ini mampu mengubah perspektif para penonton dalam memandang para pasien dengan gangguan kesehatan mental.

Lalu drama apa saja kah itu? Yuk simak ulasannya berikut ini. 

1. It’s Okay, That’s Love

Dibintangi oleh aktor Jo In Sung, Sung Dong Il, Lee Kwang Soo, aktris Gong Hyo Jin, hingga D.O EXO, 'It's Okay, That's Love' menyuguhkan kisah yang terjadi di dunia psikologi dengan sangat menarik. Melalui drama ini, pihak produksi seolah mengajak para penonton, untuk mengenal dan mendalami dunia kesehatan kejiwaan mulai dari dokter hingga pasiennya.

Drama ini memberikan gambaran bagi para penonton mengenai beberapa penyakit kejiwaan. Mulai dari obsesif kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD), skizofrenia, sex phobia, sindrom Tourette atau penyakit Tourette, conduct disorder, anxiety disorder, psikosis, depresi, disosiasi, delusi dan trauma.

2. Good Doctor

Tayang pada 2013 lalu, drama ini sempat mencuri perhatian karena jalan ceritanya yang menarik serta unik. 'Good Doctor' sempat mendapatkan pujian dari Asosiasi Lembaga Kesejahteraan Korea, karena mampu membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai penderita autisme. 'Good Doctor' juga berhasil menerima penghargaan dari Asosiasi Kampanye Kesadaran Disabilitas, dan dipilih sebagai program acara terbaik oleh Komisi Komunikasi Standar Korea.

Dibintangi oleh aktor Joo Won dan aktris Moon Chae Won, drama ini berfokus pada Park Shi On, seorang sarjana yang mengalami autistik. Ia ditunjuk menjadi dokter bagian anak di sebuah rumah sakit besar di Korean. Awalnya banyak pihak yang menolak kehadirannya. Namun, Park Shi On membuktikan jika ia memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat dari dokter normal di rumah sakit tersebut. 

3. Kill Me, Heal Me

Drama ini bercerita mengenai Cha Do Hyun, seorang pengusaha kaya dengan kepribadian yang ramah yang suka membantu orang lain. Di balik semua kesuksesaannya itu, ia sebenarnya memiliki penyakit gangguan identitas disosiatif, atau yang biasa disebut dengan Dissociative identity disorder (DID). 

Tayang pada 2015 lalu, drama ini dibintangi oleh aktor Ji Sung, Park Seo Joon, dan aktris Hwang Jung Eum. Jalan ceritanya yang menarik serta unik, membuat drama ini menerima banyak penghargaan, salah satunya 'Excellent Korean Drama' dari ajang penghargaan Seoul International Drama Awards ke 10. 

4. The Girl Who Sees Smell

Selain menyuguhkan jalan cerita yang menyenangkan dan seru, drama ini juga menghadirkan tokoh utama yang menderita analgesia kongenital. Bercerita mengenai Choi Moo Gak, seorang detektif yang mengalami analgesia kongenital, karena indera perasanya yang telah lama rusak. Akibatnya ia tak bisa merasakan sakit dan susah untuk menikmati rasa makanan. 

Drama yang diproduksi oleh stasiun TV SBS ini mencuri perhatian pencinta drama Korea, saat tayang pada 2015 lalu. Dibintangi oleh aktris Shin Se Kyung dan aktor Park Yoo Chun, 'The Girl Who Sees Smell' menghadirkan plot dengan genre fantasi romantis, dan misteri. 

5. The K2

Bagi para penggemar SNSD mungkin sudah tak asing lagi dengan drama yang satu ini. Tayangan drama ini menghadirkan Yoona SNSD sebagai pemeran utama dalam ceritanya. Ia berhasil memerankan karakter Go An Na, anak dari salah satu kandidiat calon presiden Korea.

Go An Na merupakan anak simpanan ayahnya, sehingga sang ibu tiri sering menyiksanya sejak kecil. Akibat sering mendapatkan kekerasan sejak kecil, ia menderitasocial anxiety disorderatau gangguan kecemasan sosial, dan mengalami kepanikan bila melihat cahaya lampu yang terlalu terang.