5 Fakta Jack Dorsey Saat Jadi Bos Twitter

pada 3 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Uzone.id- Jack Dorsey telah resmi mengumumkan bahwa dirinya tidak lagi menjadi CEO Twitter pada Senin, 29 November 2021.

Dalam surat perpisahan yang ia bagikan ke publik lewat akun twitternya, Jack mengatakan bahwa ia sangat sedih sekaligus senang atas keputusannya tersebut.

Berita soal kemunduran ‘kedua’-nya menjadi perbincangan hangat di berbagai sosial media. Bermacam-macam reaksi bermunculan, ada yang mengucapkan salam perpisahan ada juga yang membicarakan kontroversi Dorsey selama bertahun-tahun.

Selama beberapa tahun menjabat menjadi CEO Twitter, ternyata perjalanan Jack Dorsey tidak selalu mulus. Berikut beberapa pencapaian dan juga ‘kontroversi’ yang telah ditimbulkan Dorsey selama berkarir di Twitter.

Pernah dicopot dari CEO Twitter di 2008

Dorsey merupakan co-founder Twitter bersama Evan Williams, Biz Stone dan Noah Glass pada tahun 2006. 

Ia kemudian digulingkan dari posisi tersebut 2 tahun kemudian karena dianggap tidak bertanggung jawab. Pada saat itu, situs yang baru mereka dirikan sering mengalami gangguan, sementara Dorsey diduga punya kebiasaan pulang kerja lebih awal untuk menghadiri sesi yoga dan kelas mode.

Mendirikan Square di 2009

Setelah dipecat dari posisinya di Twitter, Dorsey kemudian mendirikan Square, sebuah perusahaan layanan finansial dan pembayaran digital. Ia mendirikan perusahaan ini bersama Jim McKelvey pada 2009 dan menjadi CEO pada perusahaan ini.

Ia bahkan tetap menjadi kepala eksekutif Square dan sebagian besar kekayaannya diperoleh dari perusahaan tersebut.

Menurut Forbes, sekitar 88 persen kekayaan bersih Dorsey senilai USD11,8 miliar berasal dari Square, bukan Twitter.

Kembali menjadi CEO Twitter di 2015

Dorsey kembali menjabat sebagai CEO Twitter 7 tahun kemudian. Ia merangkap menjadi CEO di dua perusahaan berbeda, Twitter dan Square. Selama kepemimpinannya yang kedua, ia masih menimbulkan beberapa kontroversi yang mengkhawatirkan investor dan mendapat sorotan tajam dari publik.

Tetap bertahan meski ‘diusir’ dari jabatan CEO

Awal 2020 lalu, Dorsey hampir kehilangan jabatannya sebagai CEO Twitter untuk kedua kalinya setelah pemegang saham utama mengusulkan pemecatan terhadapnya. 

Mereka mengklaim bahwa Dorsey tak bertanggung jawab karena secara bersamaan memiliki dua jabatan di dua perusahaan berbeda. Ia kemudian berhasil meyakinkan mereka dan mempertahankan tahtanya.

Memblokir Donald Trump

Twitter mendapat kecaman dari pendukung Trump karena telah mengeluarkan larangan agar Trump tak main Twitter seumur hidup. Larangan ini sebagai lanjutan dari serangan 6 Januari di US Capitol oleh pendukung Trump.

Pelarangan ini dilakukan karena adanya resiko ‘hasutan lebih lanjut’ karena Trump sering membuat postingan dan pesan di platform tersebut.

Berbeda dengan Facebook dan Instagram yang melarang Trump secara sementara, Dorsey melarang secara permanen kehadiran mantan presiden AS tersebut di platform nya. 

Saking kesalnya, Trump bahkan meluncurkan sosial media sendiri untuk melawan raksasa sosial media yang ia anggap telah semena-mena terhadapnya.