5 Film yang Diangkat dari Novel Dalam Negeri Bernuansa Religi

pada 7 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Tak sedikit film layar lebar yang diadaptasi berdasarkan cerita dalam sebuah novel. Ya, film-film adaptasi novel biasanya menjanjikan jumlah penonton yang lebih banyak mengingat ia telah memiliki penggemar sejak masih berupa tulisan.

Berikut inikumparanmenyajikan lima film yang diangkat dari novel bernuansa religi karya penulis Tanah Air. 

1. Hafalan Shalat Delisa

Sebelum mengundang kontroversi karena enggan kembali mencetak karya tulisnya akibat royalti yang dinilai terlalu kecil, Tere Liye pernah menulis novel berjudul 'Hafalan Shalat Delisa'. Novel yang diterbitkan pada 2005 itu kemudian diaktualisasikan dalam bentuk film.

'Hafalan Shalat Delisa' bercerita tentang seorang bocah perempuan bernama Delisa yang tinggal di Aceh. Ia mendapat tugas dari gurunya untuk menghafalkan bacaan salat. Kedua orang tua Delisa berjanji akan memberikan hadiah jika ia berhasil menghafalkan bacaan dan mempraktikkan salatnya di depan kelas.

Namun, ketika sedang fokus mempraktikkan salat di depan kelas, tiba-tiba tsunami datang. Kala itu, Delisa masih tidak sadar dengan adanya gelombang yang dahsyat tersebut. Seketika tsunami seakan menelan segalanya, termasuk ibunda Delisa.

Film garapan sutradara Sony Gaokasak tersebut dirilis pada 22 Desember 2011. Dibintangi oleh Cantiq Scagerl, Nirina Zubir, Reza Rahadian, dan Mike Lewis, 'Hafalan Shalat Delisa' berhasil menyedot perhatian sebanyak kurang lebih 600 ribu penonton bioskop Indonesia.

2. Pesantren Impian

Asma Nadia merupakan salah satu novelis yang aktif menulis mengenai kehidupan sosial dan beragama. Sejumlah novelnya berhasil diadaptasi ke dalam bentuk film. Salah satunya berjudul 'Pesantren Impian'.

Diangkat dari novel yang diterbitkan pada 2000, film 'Pesantren Impian' dirilis pada 2016. Film garapan Ifa Isfansyah ini dibintangi oleh Prisia Nasution, Fachri Albar, Dinda Kanyadewi, hingga almarhum Deddy Sutomo.

'Pesantren Impian' bercerita tentang sejumlah gadis--dengan masa lalu masing-masing--yang mendapatkan undangan misterius untuk tinggal di sebuah pondok pesantren terpencil. Mereka berupaya mendapatkan kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik. 

Selama berada di pesantren, mereka semakin yakin dengan ajaran Islam dan menganggap pondok tersebut sebagai rumah kedua yang menawarkan kesejukan. Namun, pada suatu ketika, pesantren tersebut diserang teror. Kematian-kematian aneh mulai terjadi. Para santriwati pun ketakutan.

Sementara itu, film lain yang juga diangkat dari novel karya Asma Nadia, yaitu 'Emak Ingin Naik Haji', 'Rumah Tanpa Jendela', 'Assalamualaikum Beijing', 'Surga yang Tak Dirindukan', dan 'Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea'.

3. Habiburrahman El Shirazy

Habiburrahman El Shirazy cukup aktif menerbitkan novel bertema percintaan. Salah satu novel karyanya yang paling fenomenal yang juga diadaptasi menjadi film adalah 'Ayat-ayat Cinta'.

'Ayat-ayat Cinta' mengisahkan mahasiswa bernama Fahri yang memiliki kepribadian teramat baik sehingga disukai oleh banyak perempuan. Akhirnya, Fahri memutuskan menikah dengan Aisha. Hal itu pun menyebabkan banyak perempuan patah hati. 

Lantaran suatu hal, Fahri melakukan poligami atas persetujuan Aisha. Namun, setiap melakukan poligami, Fahri selalu mengalami kegagalan.

Film 'Ayat-ayat Cinta' yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, hingga Carissa Putri itu dirilis pada 2008. Meraih lebih dari 3,6 juta penonton, kesuksesan film tersebut dilanjutkan dengan 'Ayat-ayat Cinta 2' yang diluncurkan pada 2017. Sekuel yang dibintangi oleh Tatjana Saphira, Chelsea Islan, hingga Dewi Sandra itu memeroleh 2,8 juta penonton. 

4. Negeri Lima Menara

'Negeri Lima Menara' ialah salah satu novel karya Ahmad Fuadi yang cukup meledak di pasaran. Novel yang dicetak pada 2009 tersebut pun difilmkan.

Film 'Negeri Lima Menara' dibintangi oleh Ikang Fawzi, Lulu Tobing, David Chalik, Donny Alamsyah, Gazza Zubizareta, Eriska Rein, hingga Sakurta Ginting. Dirilis pada 2012, itu berhasil mendapatkan lebih dari 700 penonton.

'Negeri Lima Menara' bercerita tentang pemuda asal Minang bernama Alif yang disarankan oleh ibunya untuk menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Gontor di daerah Ponorogo, Jawa Timur. Selama berada di sana, Alif mendapatkan banyak sahabat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. 

Alif bersama lima kawannya, yakni Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa, mempunyai cita-cita masing-masing yang akan diraih setelah menempuh kehidupan di pondok pesantren tersebut. 

Mereka kerap duduk di menara pondok yang menjulang sambil memandang ke langit dan membayangkan impian masing-masing. 

5. Ketika Mas Gagah Pergi

Seperti sang adik, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa juga berprofesi sebagai penulis. Salah satu novelnya yang diadaptasi ke dalam bentuk film berjudul 'Ketika Mas Gagah Pergi'.

Film yang dibintangi oleh Shireen Sungkar, Wulan Guritno, Mathias Muchus, Epi Kusnandar, Ali Syakieb, Hamas Syahid, hingga Salim A. Fillah tersebut dirilis pada 2016 lalu. Sementara itu, novelnya sendiri diterbitkan pada 1997.

'Ketika Mas Gagah Pergi' berkisah mengenai seorang gadis bernama Gita. Ia memiliki kakak lelaki, Mas Gagah, yang dianggapnya nyaris sempurna. Ketika Gagah pergi bertugas ke Maluku Utara, ia mengalami kecelakaan dan ditolong oleh seorang kiai. Dari kiai tersebut, Gagah mendapatkan ilmu agama yang sangat banyak.

Sementara itu, selama ditinggal oleh Gagah, Gita kerap mendapatkan kejadian yang dianggapnya aneh dan tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya. Ketika pada akhirnya Gagah pulang ke rumah, Gita terkejut mendapati perilaku sang kakak tersebut.