5 Hal Soal TikTok yang Terancam Diblokir di AS

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

(Foto: Kon Karampelas / Unsplash)

Uzone.id-- Ada apa dengan TikTok? Kenapa media sosial satu ini bisa sampai sepopuler dan seberpengaruh itu sampai-sampai Presiden Amerika Serikat Donald Trump saja ikut mikirin keberadaannya?

TikTok mayoritas digunakan oleh pengguna muda, selebriti, hingga kreator konten sebagai wadah mereka berkreasi, menari, hingga bernyanyi atau bikin konten menghibur dengan tambahan lip-sync dan klip audio yang viral.

Sekilas, TikTok seperti media sosial ‘tak berbahaya’ dan menyenangkan.

Sayangnya, pandangan pemimpin negara AS, Trump berpikir kalau TikTok tidak seharusnya dipakai oleh warganya dan akan segera diblokir.

Daripada bingung, berikut ada 5 poin penjelasan singkat supaya gak penasaran.

Ada masalah apa dengan TikTok?
Semua berawal dengan dua faktor. Pertama, TikTok dimiliki oleh perusahaan internet asal China, ByteDance. Kedua, China semakin hari menjadi sorotan utama dari pemerintahan Trump secara politik dan ekonomi.

Sejak lama pihak TikTok membantah kalau aplikasinya dalam pengaruh pemerintah Beijing.

Seakan tak peduli dengan apa yang diutarakan oleh pihak TikTok, Trump tetap bersikeras untuk memblokir aplikasi ini.

Kenapa Trump bisa secemas itu tentang TikTok?
Pemerintah Trump percaya kalau perusahaan manapun yang berasal dari China dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasional negaranya karena pemerintah China diklaim memiliki akses ke tiap sistem perusahaannya itu di bawah hukum lokal setempat.

Dari sinilah pemerintah AS semakin curiga dengan keberadaan dan popularitas TikTok di AS.

Baca juga:CEO TikTok Kritik Pedas Facebook dengan Sebutan 'Tukang Jiplak'

MengutipNew York Times, pemerintah pusat Washington saat ini menjadi semakin khawatir dengan pemerintah China yang mereka yakini dapat mencuri informasi dan data masyarakat AS karena menggunakan TikTok.

Tak cuma TikTok, pemerintahan Trump pun turut mencurigai Huawei dan ZTE yang sama-sama berasal dari Negeri Tirai Bambu, bahwa keduanya dapat menjadi alat mata-mata pemerintah China melalui jaringan ponsel.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah AS terhadap TikTok?
Banyak media setempat mewartakan kalau ancang-ancang “blokir TikTok” dari Trump belum begitu jelas apa artinya.

Pada Jumat kemarin (31/7), Trump mengatakan kalau pemblokiran TikTok dapat dilakukan dengan perintah eksekutif.

Masih dariNew York Times, administrasi Trump disebut memiliki opsi lain untuk melarang penggunaan TikTok, yakni dengan cara menggunakan hukum bernama “International Emergency Economic Powers Act” untuk memblokir beberapa produk asing dari toko aplikasi Amerika.

Selain itu, pemerintah AS juga bisa memasukkan ByteDance selaku pemilik TikTok di dalam daftar hitam yang melarang perusahaan asal Amerika menjual perangkat ke ByteDance tanpa lisensi.

Baca juga:TikTok Siap Dijual ke Microsoft, Demi Hindari Sanksi Trump?

Seperti apa pemilik TikTok yang berasal dari China itu?
Induk perusahaan TikTok, ByteDance adalah perusahaan internet swasta yang bermarkas di Beijing. ByteDance selama ini dikenal memproduksi beberapa aplikasi populer yang terkenal di China, seperti aplikasi pembuat video pendek Douyin.

ByteDance memiliki banyak investor yang berasal dari luar China, di antaranya KKR, SoftBank, dan General Atlantic.

Gimana soal rumor akuisisi TikTok?
ByteDance baru-baru ini dilaporkan telah menawarkan TikTok untuk dijual ke perusahaan Amerika agar Trump tidak bisa memblokirnya.

Microsoft menjadi perusahaan yang disebut-sebut telah berbicara dengan pihak ByteDance untuk mengakuisisi TikTok. Sampai saat ini belum ada konfirmasi atau kejelasan lebih lanjut mengenai kesepakatan ini.

Sebelumnya, ByteDance sempat berdiskusi soal penjualan TikTok kepada investor Amerika, namun dari laporan yang beredar, pemerintahan Trump menolak ide tersebut.

Sejak TikTok menunjuk eks petinggi Disney Kevin Mayer sebagai CEO perusahaan, TikTok telah mempekerjakan hampir 1.000 karyawan di AS, dan berencana untuk membuka sekitar 10 ribu orang tambahan baru.