Populer di Korea, Ini Lima Kartun Animasi yang Hadir di Indonesia
Sukses membawa kartun Upin & Ipin dan Boboiboy, Digital Network Aesthetic (DNA) kembali mengenalkan konten animasi asal Korea Selatan sebagai tontonan segar bagi anak-anak Indonesia.
DNA bekerjasama dengan Studio Shoh Entertainment (SSE) merilis lima konten kartun animasi sebagai proyek awalan sebelum memproduksi konten animasi karya animator Indonesia.
Di antaranya Hello Jadoo dari ATOONZ, Mini Force dari SAMG Animation, Go Go Dino dari Lotta Animation dan Mogozzi Studio, Carrie and Friends dari Carrie Soft Co. Ltd, dan FrienZoo dari Grafizix.co.
Rina Novita, CEO PT DNA mengatakan, saat ini mereka tengah membidik strategi untuk bisa membuat karakter yang disenangi anak-anak. Seperti mengambil tema persahabatan yang sempat dilakukan oleh Rina dalam serial Upin & Ipin.
"Memang yang harus dipikirkan bagaimana local engagement. Ini yang sedang kita pikirkan supaya anak-anak jadi bisa mencintai, menjadi lovable character untuk anak Indonesia. Ini memang perlu pendalaman," ujar Rina Novita kepada wartawan di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Kamis (29/8) malam.
Kelima karakter yang dibawa ke Indonesia cukup terkenal di negara asalnya. Untuk melihat animo anak-anak, telah dilakukan melalui penayangan di televisi, salah satunya animasi Hello Jadoo di SCTV.
"Kita ada Hello Jadoo di SCTV, itu share-nya cukup tinggi pernah mencapai delapan. Acarnya jam 07.30 merupakan cukup bagus. Cuma SCTV enggak mau, dia mau ganti FTV karena itu akhirnya kita diturunin. Jam pagi itu saingannya RCTI dan yang lain pakai FTV jam 07.30 pagi," tutur Rina Novita,
Berbeda dengan serial Upin & Ipin yang menggunakan subtitle, Hello Jadoo menggunakan dubber. Karena bahasa Malaysia dan Indonesia masih sama-sama dari rumpun Melayu.
"Hello Jadoo kemarin di-dubbing bahasa Indonesia karena anak-anak enggak bisasubtitling. Upin & Ipin dan Boboiboy itu subtitling tapi bahasa Malaysia, gampang. Kalau Korea enggak bisa, harus dubbing," terang Rina.
Seung Hyun Oh, President Director SSE mengatakan pihaknya akan memberi tempat belajar dan lapak bekerja para animator Indonesia memproduksi konten lokal. Untuk saat ini, Seung Hyun Oh tengah mengembangkan perusahaannya.
"Kami memulai bisnis kami dengan IP (intellectual property) Korea, tapi itu memulai dulu. Kemudian, tujuan kami adalah membuat IP sendiri, yaitu Indonesia untuk IP pasar dunia dari studio kami lalu kami melakukan bisnis untuk pasar Indonesia dan dunia," pungkas Seung Hyun Oh.
(pri / gur)