5 Kebiasaan Buruk yang Membuat Susah Kaya

pada 8 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Menjadi orang kaya adalah cita-cita dari hampir semua orang. Menjadi orang kaya bukan menjadi hal yang mustahil lagi saat ini. Semua orang bisa mewujudkannya.

Memiliki hidup mapan dan bergelimang harta bukan lagi menjadi perkara sulit. Orang-orang kaya yang sering kita lihat di mal atau di kota metropolitan ternyata tidak memperoleh kekayaan hanya dengan keberuntungan semata, namun ia bekerja sangat keras untuk bisa menjadi kaya seperti apa yang diinginkannya.

Kuncinya hanyalah bekerja keras dan memanfaatkan segala potensi yang ada dalam diri. Dalam perjalanan hidupnya, pasti ada orang yang masuk dalam kategori “hampir kaya”. Namun kebiasaan buruk yang sering ia lakukan membuat ia susah kaya.

Padahal jika menyadari sikap dan perbuatan yang Anda lakukan, maka bisa saja dalam waktu yang singkat Anda bisa menjadi orang kaya. Apa saja hal yang bisa menjauhkan diri dari hidup mapan dan bergelimang harta?

Judi
Banyak orang yang yang berpikir bahwa dengan berjudi, ia bisa menjadi kaya. Mungkin Anda adalah salah satu orang yang juga beranggapan demikian. Dalam kasus kehidupan, lebih dari 50 persen orang miskin memilih untuk berjudi dalam pertandingan sepak bola dan bermain lotre setiap minggunya. Dengan harapan ia akan menang dan memperoleh uang yang banyak dari permainan tersebut. Padahal kita tahu, permainan hanyalah permainan. Kita tidak bisa menebak kapan kita akan menang atau kalah.

Berbeda dengan orang kaya, yang lebih dari 80 persen tidak memilih untuk bermain judi bola maupun lotre. Mengapa? Karena mereka tidak mudah tergiur dengan kekayaan instan. Mereka hanya berpikir bahwa kekayaan bisa diperoleh dari kemauan dan kerja keras yang mereka lakukan.

Suka Minum
Suka minum di sini bukan berarti minum air mineral, ya, namun suka minum minuman beralkohol. Perlu diketahui bahwa orang kaya tidak pernah minum alkohol secara berlebihan apalagi sampai mabuk. Mengapa? Karena mereka tahu apa dampak dari minuman beralkohol tidak baik bagi kesehatan terutama otak. Alkohol dapat membuat seseorang tidak bisa berpikir dengan jernih. Selain itu, alkohol juga bisa menaikkan berat badan yang tentu saja tidak akan baik bagi kesehatan.

Suka Berganti Barang
Ini adalah kebiasaan buruk yang sering terjadi. Banyak orang zaman sekarang suka gonta ganti barang yang dimilikinya seperti mobil, motor, gadget, dan lain sebagainya. Padahal ia tahu kalau barang lama sebenarnya masih bagus dan masih bisa digunakan, namun entah mengapa ia lebih memilih untuk menggantikan barang lamanya tersebut dengan barang baru agar terkesan kekinian. Padahal ia tahu bahwa hal tersebut termasuk pemborosan. Dalam kondisi seperti ini, jangan biarkan gengsi menguasai diri Anda. Prioritaskan uang untuk membeli barang yang memang dibutuhkan.

Suka Menunda Pekerjaan
Ini adalah kebiasaan orang-orang malas yang mungkin sudah menjadi hobi. Suka menunda pekerjaan bisa menjauhkan orang berbakat dan pintar sekalipun dari hidup mapan. Mungkin Anda terkadang tidak menyadari bahwa Anda sering melakukan hal ini. Contoh kecilnya saja, Anda sering menunda untuk melakukan pekerjaan rumah dengan alasan “sebentar lagilah”. Padahal Anda tahu kata “sebentar lagi” tidak memiliki batas waktu. Besok juga bisa masuk dalam kategori “sebentar lagi”. Maka dari itu, jika Anda memiliki waktu untuk mengembangkan diri atau apapun itu, manfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya. Terapkan prinsip “time is money” agar kebiasaan menunda pekerjaan bisa hilang secara perlahan-lahan.

Tidak Punya Anggaran
Tidak memiliki anggraan bisa berakibat buruk bagi kondisi finansial Anda. Bisa Anda bayangkan jika Anda pergi ke mall tanpa menentukan berapa uang yang akan Anda habiskan nantinya, bisa-bisa uang yang ada di dalam ATM Anda terkuras habis di saat itu juga. Atau mungkin Anda berpikir untuk memakai uang yang dimiliki begitu saja, untuk perhitungan boleh dilakukan belakangan. Hal ini sangat berbahaya! Jangan pernah melakukannya.

Artikel ini merupakan kerjasama antaraRepublika.co.iddenganCermati.com, portal pembanding produk keuangan Indonesia