5 Konten yang Sebaiknya Tak Diunggah di Media Sosial
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id- Segala sesuatu yang kita publikasikan di media sosial—baik itu posting tentang topik acak, foto pribadi, atau detail kehidupan—bisa menjadi bumerang pada suatu waktu.
Oleh karena itu, penting untuk mengingat bahwa sebelum mengeklik tombol “publish", luangkan waktu sebentar untuk berpikir dua kali. Orang tua juga perlu memberitahu anak akan hal ini.
Perusahaan keamanan siber global Kaspersky juga membagikan pengingat kepada para orang tua tentang risiko berbagi informasi di dunia daring.
Kaspersky menegaskan bahwa media sosial adalah aktivitas teratas untuk pengguna online di Asia Tenggara (SEA) selama beberapa bulan pertama tahun 2020.
Dilakukan Mei lalu di antara 760 responden, studi terkini mengungkapkan bahwa 80 persen orang tua di wilayah ini menghabiskan banyak waktu untuk aplikasi jejaring sosial yang berbeda karena pembatasan sosial memaksa mereka untuk bekerja di rumah dan menjaga anak-anak di saat yang bersamaan.
“Meskipun platform jaringan virtual ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan bantuan berguna bagi para orang tua yang mencoba menyeimbangkan aktivitas mereka, penting untuk diingat bahwa ancaman daring juga mengintai di sini,” ujar Stephan Neumeier, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.
Lantas, apa saja yang tidak boleh diunggah orang tua dan anak di platform online?
Alamat rumah atau sekolah
Berbekal informasi ini, para perampok, pedofil, pengganggu, dan profil jahat lainnya dapat dengan mudah menemukan kalian. Anak-anak jarang mempublikasikan alamat rumah di situs jejaring sosial, tetapi sangat sering menyebutkan nama sekolah yang mereka hadiri.
Selain di halaman utama, penting juga untuk tidak membagikan informasi ini di kolom komentar atau foto yang secara eksplisit menjelaskan tempat anak kalian bersekolah.
Nomor telepon
Bagi anak-anak, nomor telepon adalah kontak langsung yang dapat digunakan oleh teman sebaya untuk pertolongan atas perlakuan penindasan dan bahkan bagi orang dewasa masih banyak lagi. Bagi para pelaku kejahatan siber, informasi khusus ini adalah salah satu data paling berharga yang bisa mereka dapatkan.
Misalnya setidaknya sejak tahun 2016 penjahat dunia maya mulai mengumpulkan nomor telepon pengguna jejaring sosial dan menggunakan informasi yang dicuri untuk mendaftar ulang ke layanan perbankan online dan mendapatkan akses ke akun korban mereka.
Geolokasi kalian saat ini ('Check-in')
Informasi bahwa keluarga jauh dari rumah adalah sinyal untuk pencuri. Ini juga memudahkan untuk melacak seseorang.
Selain itu, mengatakan sesuatu seperti "tempat favorit kami" dan memposting geotag dapat membahayakan meskipun kalian sedang tidak berada di tempat tersebut. Ini menunjukkan kepada pelaku kejahatan bahwa tempat tersebut menjadi lokasi untuk menemukan kalian dengan mudah.
Foto dan video pribadi
Berfoto mungkin menjadi aktivitas yang cukup menyenangkan bagi para remaja namun dapat menimbulkan masalah jika dipublikasikan di Internet.
Misalnya, ada banyak situs yang mengumpulkan gambar erotis gadis remaja yang mereka posting sendiri dan dipublikasikan sebagai konten "panas". Direktur perguruan tinggi dan universitas serta calon perekrut pekerjaan mungkin memiliki pandangan tertentu akan hal ini (misalnya, melakukan perjalanan dalam kondisi mabuk).
Mengompromikan foto orang lain. Jangan mempublikasikan foto orang lain jika kalian juga tidak ingin menjadi korban kejahatan. Pengguna dari segala usia harus memahami aturan dasar ini. Jika anak memahami bahwa memposting foto-foto dari perayaan pesta remaja dapat membahayakan, mengapa mengunggah foto sahabat pria atau wanita mereka menjadi hal yang layak?
Foto bayi dari anak remaja kalian
Orang tua sangat sering memposting informasi di Web tentang anak mereka. Penting untuk diingat bahwa foto-foto anak yang terlihat sangat manis dapat berpotensi mengakibatkan penindasan (bullying) di kemudian hari.
Foto-foto barang mewah
Ini akan menunjukkan tingkat kekayaan atau menandai kemewahan seseorang kepada pihak asing. Bersama dengan alamat rumah dan geolokasi kalian saat ini akan menjadi tambang emas bagi pencuri yang berselancar mencari korban di Internet.
Informasi tentang kehidupan pribadi
Informasi pribadi selalu dapat digunakan untuk merugikan kalian. Misalnya, ini dapat digunakan untuk menebak kata sandi akun online, merencanakan penipuan yang kemungkinan besar akan membuat kalian terjerat di dalamnya, atau untuk berkenalan dengan anak dan mendapatkan kepercayaan mereka.
Mempublikasikan keluhan atau informasi pribadi tentang orang yang dicintai juga sangat berbahaya karena dapat merusak hubungan kalian.
Pernyataan kritis tentang topik sensitif
Tentu saja, kalian dan anak boleh memiliki pendapat sendiri. Namun, jika masalah yang diperdebatkan menyangkut agama, politik, orientasi seksual, dan lainnya, akan lebih baik untuk tidak membagikannya di internet.
Hal ini dapat menyebabkan konflik yang dapat bergeser dari dunia maya ke dunia nyata, atau merusak reputasi kalian di mata lembaga pendidikan atau perusahaan potensial.