5 Kontroversi Aplikasi yang Kena Blokir di 2020

pada 4 tahun lalu - by
Advertising
Advertising

Foto ilustrasi: Apple Insider

Uzone.id-- Setiap tahun mungkin bisa dibilang ada saja konflik atau kontroversi yang melibatkan aplikasi-aplikasi digital terpaksa harus kena blokir. Entah itu diblokir oleh penyedia platform, atau sampai ke tatanan negara.

Pada 2020, ada beberapa aplikasi populer yang harus gigit jari lantaran kehadirannya malah diblokir. Ada juga yang baru kena ancaman pemblokiran, namun memilih untuk mengikuti aturan yang ditetapkan.

Kira-kira apa saja?Yuk, kilas balik sejenak.

1. ToTok dianggap mata-matai pengguna
Nama aplikasi ini memang mirip TikTok, tapi keduanya berbeda. ToTok menyediakan layanan perpesanan serta video telekonferensi di dalamnya.

Pada Januari 2020, ToTok diblokir dari Google PlayStore setelah portal berita New York Times menulis artikel yang memaparkan bukti kuat kalau ToTok adalah aplikasi mata-mata untuk pemerintah Uni Emirat Arab.

Baca juga:Cloud Print Google Siap Dimatikan Saat Tahun Baru 2021

ToTok sempat muncul lagi di PlayStore di bulan yang sama, namun kembali diblokir pada Februari lalu. Sampai saat ini, aplikasi ToTok masih ditangguhkan dari platform PlayStore dan Apple App Store.

2. PUBG hingga TikTok diblokir India
Pada Juni lalu, India dan China sedang mengalami ketegangan politik akibat bentrokan militer yang terjadi. Dengan alasan kekhawatirannya akan keamanan dunia maya karena ketegangan geopolitik tersebut, maka pemerintah India memblokir deretan aplikasi asal China.

Tak tanggung-tanggung, daftar aplikasi tersebut sudah termasuk aplikasi populer seperti TikTok, WeChat, UCBrowser, hingga PUBG Mobile. Kala itu, banyak warga India yang mengaku kesal karena kebijakan ini.

3. Google, SpaceX hingga NASA boikot Zoom
Sepanjang tahun ini, siapa yang tidak tahu Zoom? Layanan video call yang mendadak populer selama pandemi ini memang mudah digunakan orang awam, namun sempat dipermasalahkan soal keamanan datanya.

Dianggap meremehkan soal privasi pengguna hingga akhirnya muncul istilah Zoombombing yang kerap menjadi alasan lemahnya keamanan layanan, Zoom sampai diblokir alias diboikot oleh beberapa perusahaan ternama.

Baca juga:Sekolah di 2021, Masihkah Terancam Zoombombing?

MengutipTechRepublic, ada beberapa perusahaan dan badan pemerintah yang melarang karyawannya menggunakan Zoom, seperti Google, SpaceX, Smart Communications, NASA, para senat Amerika Serikat, menteri luar negeri Jerman, hingga badan pertahanan Australia.

4. Fortnite vs. Apple
Game battle royale satu ini harus menerima kenyataan pahit karena harus diblokir dari App Store dan PlayStore. Namun, drama pemblokiran ini tampak lebih berat antara Epic Games selaku pengembang Fortnite dan Apple ketimbang Google.

Semua berawal ketika Apple dan Google memutuskan untuk menghapus Fortnite pada 14 Agustus 2020 karena Epic dianggap telah melanggar kebijakan dengan membuat metode pembayaran sendiri.

Namun, drama antara Epic dan Apple berujung panjang ke meja hijau. Apple masih bersikeras untuk memblokir Fortnite sampai sekarang dan mengakibatkan penurunan drastis jumlah pengguna game ini.

5. Trump vs. TikTok
Ini juga merupakan drama yang belum ada habisnya. Setelah pada akhir 2019 sering mengatakan kalau TikTok berbahaya bagi keamanan nasional karena berpotensi jadi aplikasi mata-mata, Donald Trump yang kala itu masih jadi presiden Amerika Serikat bersikeras untuk memblokir TikTok pada Agustus 2020.

Sebenarnya perintah blokir TikTok ini belum pernah benar-benar terjadi seperti halnya India memblokir PUBG dan lain-lain. Trump dan perwakilan TikTok akhirnya bernegosiasi dan sepakat agar TikTok segera diakuisisi oleh perusahaan asal AS.

Hal ini kemudian melewati proses yang cukup panjang, sampai akhirnya TikTok memilih Oracle sebagai perusahaan yang akan mengakuisisi layanan bisnisnya. Namun, nasib TikTok di AS masih menggantung sampai sekarang, ditambah Trump kalah dalam pemilu. Kita lihat saja nanti seperti apa kelanjutannya.