5 Penyanyi Indonesia yang Go International
Industri musik Tanah Air memiliki banyak penyanyi berbakat dengan suara emasnya. Mereka tak hanya membuktikan karyanya di Indonesia, namun hal tersebut juga sudah diterima di kancah internasional. Para penyanyi ini berhasil mengharumkan nama Indonesia lewat karya-karyanya yang berkelas.
kumparantelah merangkum 5 penyanyi Indonesia yang sukses menjajah pasar musik internasional. Berikut ulasannya.
1. Anggun
Anggun Cipta Sasmi atau lebih dikenal dengan Anggun C. Sasmi memulai kariernya dengan tampil di panggung Ancol pada usia 7 tahun. Dua tahun berselang, perempuan kelahiran Jakarta, 29 April 1974 itu langsung membuat album anak-anak bertajuk 'Dunia Aku Punya' pada 1986.
Namun, nama Anggun mulai melambung kala merilis single berjudul 'Mimpi' pada 1989. Lagu bernuansa rock itu sukses di industri musik selama paruh awal dekade 1990-an. Dari situ, ia kembali mengeluarkan lagu lainnya seperti 'Tua Tua Keladi', 'Laba Laba', 'Takut', 'Nafas Cinta', dan 'Kembalilah Kasih'.
Di tahun 1994, perempuan berusia 44 tahun itu memutuskan untuk meninggalkan Tanah Air dan mengejar cita-citanya menjadi penyanyi bertaraf internasional. Untuk mewujudkan keinginannya itu, ia pun dibantu oleh seorang produser asal Prancis, Erick Benzi.
Anggun akhirnya berhasil merekam album internasional pertamanya berjudul 'Snow on the Sahara' pada tahun 1997. Album tersebut juga berhasil dirilis di 33 negara seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.
Hingga saat ini, Anggun telah menelurkan 4 album berbahasa Indonesia, 6 album berbahasa Inggris, dan 6 album berbahasa Prancis. Ia juga telah berkolaborasi dengan penyanyi mancanegara seperti Julio Iglesias, David Foster, Melanie C (Spice Girls), dan Peter Gabriel.
Dari segala pencapaiannya di industri musik, pelantun 'What We Remember' itu berhasil meraih sejumlah penghargaan, di antaranya anugerah prestisius dari Prancis 'Chevalier des Arts et Lettres' dan 'World's Best Selling Indonesian Artist' dari World Music Awards.
Anggun juga pernah dua kali didapuk menjadi duta global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk program Mikrokredit di tahun 2005 dan Food and Agriculture Organization (FAO) di tahun 2009.
Tak hanya itu, istri dari fotografer Christian Kretschmar itu juga merambah sebagai juri di ajang pencarian bakat X Factor Indonesia pada tahun 2013 dan Asia's Got Talent pada 2015. Baru-baru ini, Anggun menjadi salah satu pengisi acara di pembukaan Asian Games dan membawakan lagu berjudul 'Pemuda'.
2. Agnez Mo
Agnes Monica Muljoto atau yang kini dikenal dengan Agnez Mo mengawali kariernya di industri hiburan pada usia 6 tahun sebagai penyanyi cilik. Kala itu, ia merilis album pertamanya berjudul ‘Si Meong’ pada tahun 1992.
Selain itu, Agnez sempat merambah dunia presenter hingga seni peran. Perannya sebagai Dini di sinetron 'Penikahan Dini' berhasil melambungkan namanya.
Sampai tahun 2003, Agnez mulai merilis album dewasa pertamanya, 'And The Story Goes' pada tahun 2003, yang saat itu juga meraih double platinum dengan penjualan lebih dari 300 ribu keping album. Dari situ, beberapa single Agnez mulai terkenal, seperti 'Indah', 'Cinta Mati', 'Jera', 'Bukan Milikmu Lagi', 'Tanpa Kekasihku', 'Tak Ada Logika', 'Cinta di Ujung Jalan', dan 'Dan Tak Mungkin'.
Keberhasilan perempuan berusia 32 tahun itu di Indonesia mendorong dirinya untuk menggapai impiannya untuk bisa berkarier di kancah internasional. Di album keduanya 'Whaddup A'..?!' yang rilis pada 2005, Agnez berkolaborasi dengan penyanyi asal Amerika Serikat Keith Martin.
Di tahun 2010, Agnez menjadi salah satu pembawa acara karpet merah di ajang penghargaan tahunan American Music Awards yang diselenggarakan di Nokia Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat.
Satu tahun setelahnya, pada September 2011, Agnez kembali berkolaborasi dengan penyanyi AS, Michael Bolton, berjudul ‘Said I Loved You... But I Lied.’
Agnez juga telah menerima tiga penghargaan sekaligus dalam 'Anugerah Musik Indonesia' pertamanya pada tahun 2004. Ia pun mendapatkan penghargaan ‘Most Favorite Female’ di ajang MTV Indonesia Awards.
Hingga kini, Agnez berhasil telah merilis empat album saat dirinya masih kecil dan lima album saat dirinya sudah lebih dewasa, yaitu 'And the Story Goes', 'Whaddup A.. ?!', 'Sacredly Agnezious', 'Agnes Is My Name', 'Agnez Mo', dan 'X'.
Agnez juga telah berkolaborasi dengan Chris Brown di dua lagu berjudul 'On Purpose' dan 'Overdose'. Dari duetnya itu, ia digosipkan memiliki hubungan spesial dengan mantan kekasih Rihanna.
3. Sandhy Sandoro
Tak seperti penyanyi lainnya, Sandhy Sandoro memulai karier musiknya di Jerman. Sandhy yang sudah aktif bermusik dari sejak usia 18 tahun, memutuskan pergi ke California, Amerika Serikat. Pria berusia 44 tahun itu mengunjungi pamannya sekaligus menetap di sana untuk kuliah jurusan arsitektur.
Perjalanan bermusiknya dirintis dari bawah. Sandhy tampil dari satu pub ke pub yang lain. Atas dorongan dari teman-temannya, pria kelahiran Jakarta itu ikut ajang pencarian bakat di Jerman pada 2007. Perjuangannya pun tak sia-sia. Seperti pada tahun 2011, Sandhy berhasil membawa tiga piala diajang AMI Awards.
Pada 2008, Sandhy mengeluarkan album berjudul 'Why Don't We' yang mendapat apresiasi luar biasa dari kalangan masyarakat Eropa. Dua tahun berselang, dia kembali mengeluarkan album berjudul 'Sandhy Sondoro' yang berisikan 15 lagu. Lagu 'Malam Biru' menjadi lagu andalan di album tersebut. Namanya mulai melejit di Indonesia setelah lagu itu dirilis.
Selanjutnya pada 2011, pelantun lagu 'End of The Rainbow' itu kembali merilis album bertajuk 'Find The Way'. Terdapat 12 lagu di abum tersebut dengan 'Tak Pernah Padam' menjadi lagu andalannya. Rupanya, AMI Awards 2011 bukanlah penghargaan pertama yang diperoleh Sandhy.
"Pertama saya mendapat penghargaan tahun 2009, New Wave Song di Latvia," kata Sandhy.
Pada Maret 2018, Sandhy berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah musik internasional. Ia memperoleh penghargaan untuk kategori musik populer dalam ajang The First Ceremony of the International Professional Music Awards “Bravo”, yang digelar di The State Kremlin Palace, Moskow, Sabtu (10/3).
4. Dira Sugandi
Dira Julianti Sugandi memiliki bakat bernyanyi sejak kecil. Saat usianya 9 tahun, Dira pernah juara 2 dalam kompetisi menyanyi anak-anak. Setelah lulus dari bangku SMA, perempuan kelahiran Bandung, 29 Juli 1979 itu mengembangkan bakatnya dengan ikut les vokal di Elfa Music Studio. Ia juga memulai kariernya sambil kuliah di Jurusan Musik Universitas Pelita Harapan.
Nama Dira Sugandi pu langganan mengisi festival musik jazz di Jakarta dan sudah dikenal hungga mancanegara. Di balik kesuksesannya, Dira sempat tak percaya diri terhadap warna kulitnya yang gelap. Ia sering pulang ke rumah sambil menangis lantaran warna kulitnya diejek.
Suatu ketika, Dira pernah diajak tur keliling Indonesia oleh grup musik beraliran jazz asal Inggris. Tak hanya itu, ia juga berkesempatan menggarap album perdananya dengan bimbingan gitaris Incognito, Jean-Paul Maunick alias Bluey.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penggemarnya di luar negeri, semakin banyak pula musisi dan penyanyi mancanegara yang tertarik untuk berkolaborasi dengannya. Beberapa musisi yang pernah berduet dengannya yakni Soulmate, Maestro Big Band, Rika Roeslan, Imam Praz Quartet, Incognito, Keith Martin, hingga Jason Mraz.
Album perdananya bertajuk 'Something about the Girl' rilis pada tahun 2010 dan berisi 10 lagu. Kemudian di tahun 2017, Dira meluncurkan album double single 'Langit' dan 'Pelangi'.
5. Daniel Sahuleka
Daniel Sahuleka merupakan musisi kenamaan dunia berdarah Ambon-Sunda yang lahir di Semarang. Kendati demikian, Daniel dan keluarganya sudah menetap di Belanda sejak tahun 1960-an.
Pada 1976, Daniel menelurkan album self-titled dengan single andalan yang berjudul 'You Make My World So Colorful' di bawah naungan label musik Belanda, Polydor. Selang beberapa tahun, Daniel kembali mengeluarkan single 'Don't Sleep Away the Night' yang kemudian terkenal hingga ke pasar musik Amerika Serikat.
Memasuki era '90-an, Daniel lebih banyak mengisi acara-acara musik ketimbang menelurkan karya baru. Hanya saja, pada 2004, ia sempat mengeluarkan album 'Berdendang' yang didedikasikan khusus untuk leluhurnya di Maluku.
Kini, pria berusia 67 tahun itu banyak terlibat dalam aksi kemanusiaan di Indonesia. Ia sempat menyumbang dana sebesar Rp 33 juta untuk korban letusan Gunung Merapi pada 2010 dan terus menggalakkan perdamaian atas perang yang kerap terjadi di Maluku.